Kitab Yeremia
Kitab Yeremia
I. Pendahuluan
Masa Yeremia adalah masa yang sangat penting dalam sejarah Yehuda. Yeremia sendiri merupakan nabi yang tak ada taranya dalam pemahamannya tentang nubuat dan dalam kemampuannya mengungkapkan nubuat itu. Sepanjang empat puluh tahun yang penuh kekacauan, Yeremia mewartakan firman Allah kepada raja dan rakyat dengan penuh penngorbanan. Ia menunjukkan tidak hanya apa yang seharusnya dikatakan oleh seorang nabi tetapi bagaimana seharusnya seorang nabi hidup. Kitabnya menceritakan kehidupan dan pemberitaannya, dan merupakan teladan dari nubuat yang benar. Semoga melalui sajian kami ini dapat menambah wawasan kita bersama.
2.1. Asal Usul dan Arti Nama Yeremia
Nama Yeremia berasal dari Bahasa Ibrani Yeirmeyahu berarti Yahwe meninggikan. Nama Yeremia berarti “Allah meninggikan”, nama boleh jadi merupakan harapan orangtuanya atas Israel, tetapi arti lebih mendekati apa yang diharapkan oleh mereka untuknya. Ia lahir di Anatot dan hidup sekitar tahun 645 SM[1]. Ia adalah anak Imam Hilika dari Anatot, meskipun tidak ada bukti secara langsung, Yeremia diduga adalah keturunan Abyatar, Imam Raja Daud, dipecat oleh Raja Salomo dari jabatan imamnya di Yerusalem dan diasingkan ke tanah miliknya di kota Anatot ( Bnd 1 Rajaraja 2:26-27)[2].
Arti namanya yaitu “Tuhan itu Tinggi”,”Tuhan itu Mulia”. Nama Yeremia disebut sebanyak 134 kali pertama kali disebut dalam kitab II Tawarikh 35:25[3]. Ia dikenal sebagai nabi yang meratap dan menulis buku terpanjang di dalam Alkitab. Artinya meratap yakni karena sedih memikirkan bangsanya walaupun mereka layak dihukum. Dimana kita ketahui dalam (Pasal 1-52) rakyat menyembah berhala dan hidup mereka tidak berkenan di hati Allah, Allah menghakimi bangsa itu karena mereka tidak patuh kepada-Nya sehingga Allah mengutus Yeremia untuk memperingatkan kepada mereka akan runtuhnya Yerusalem[4]. Yeremia dipanggil Tuhan sebagai nabi pada waktu masih muda sekitar tahun 626 SM, Tepat pada tahun ketiga belas masa pemerintahan Raja Yosia ( Yer 1:2)[5]. Saat itu Yeremia merasa keberatan dan berkata “aku ini masih muda”, tetapi Tuhan menjamah mulutnya[6]. Sehubungan dengan panggilan itu Yeremia mendapat penglihatan tentang sebuah periuk mendidih, datangnya dari sebelah Utara ( 1:13), pengelihatan merupakan nubuat tentang penghukuman atas Yehuda (4:5-8).[7]
2.2. Latar Belakang Kitab Yeremia
Panggilan Yeremia datang pada waktu sangat trategis. Yosia sudah naik tahta Yehuda pada usia delapan tahun, ketika dia mencapai usia dua puluh tahun (628 SM), dilaporkan bahwa ia mulai membersihkan Yehuda dan Yerusalem dari pengaruh penyebahan Kafir ( 2 Tawarikh 34: 3-27). Panggilan Yeremia merupakan suatu masa pengharapan, karena pembaharuan rohani sedang berlangsung dan merupakan masa bahaya, musuh baru mulai menampakkan diri. Pengharapan tidak lama bertahan, karena pembaharuan oleh Yosia berakhir pada waktu dia gugur dalam pertempuran di Megido. Selama dua puluh lima tahun masih sisa di Negara Yehuda merdeka, putra-putra Yosia memerintahkan atas kerajaan diambang kehancuran. Sesudah Babilonia menggulungkan Kerajaan Asyur, Yehuda sama sekali berada di bawah kontrol ketat dari Kerajaan Timur. Selama periode tragis, Yeremia terus menerus mengumumkan Firman Tuhan. Disamping penghancuran kota dan bait suci negara Yehuda dilumpuhkan karena penduduk di deportasi. Sekali pun pernyataan dari beberapa nabi di Yehuda mengatakan bahwa merupakan puncak dari hukuman Tuhan dan bahwa sesudah situasi akan menjadi baik, nubuat Yeremia benar-benar terbukti ketika tahun 589 Zedekia memberontak, sehingga menyebabkan tentara Babilonia kembali ke Yerusalem untuk tujuan menghancurkan[8]
2.3. Penulis, Tempat, Waktu Penulisan
Penulis kitab ini adalah Nabi Yeremia. Yeremia ditulis pada tahun ke empat pemerintahan Yoyakim (Kira-kira 605 SM). Allah secara Khusus memerintahkan Yeremia mencatat segala sesuatu telah ia katakan kepadanya sejak masa Pemerintahan Yosia ( Yer 36:1-3), gulungan pertama ditulis di Barukh sebagai respon terhadap perintah ini dan tampaknya merangkumkan masa pelayanan Yeremia selama dua puluh tahun. Mungkin gulungan berisi apa yang sekarang tercatat dalam Yeremia 1-25 yakni kengerian yang menanti Yehuda dan Yerusalem karna kemerosotan moral dan spiritual mereka[9].
2.4. Tujuan Penulisan
Tujuan Yeremia sebagai seorang nabi adalah menyampaikan pesan yang Tuhan berikan padanya. Waktu melakukan hal itu ia ingin membawa kembali orang-orang kepada Tuhan dan untuk memperingatkan mereka akan akibat-akibat yang akan mereka alami. Mereka meneruskan kelakuan mereka itu. Tujuan Kitab mencatat berbagai nubuat nabi Yeremia. Tujuan dan pesan dari kitab ini adalah terdapat dalam Yeremia 1:10[10]
Yeremia adalah nabi dengan tegar hati menyampaikan Firman Tuhan tentang penghancuran Yehuda dan Yerusalem oleh Bangsa Babel karena dosa-dosa umat Allah, sekalipun ia sendiri dalam hati kecilnya tidak mau menyampaikan kabar buruk. Tujuan pemberitaannya adalah agar umat Allah di Yehuda kembali bertobat dan hidup sesuai dengan kehendak Allah, sebagaimana telah diatur dalam Hukum Taurat[11].
2.5. Nama Penulis
Para ahli berpendapat bahwa sebagian kitab ditulis pada zaman raja Yoyakim (605 SM). Gulungan pada bagian pertama ditulis oleh Barukh langsung diperintahkan oleh Allah kepada Nabi pada zaman raja Yosia (36:32) hal ini menjelaskan bahwa masa dua puluh tahun bagian pertama adalah masa pelayanan Yeremia. Bagian pertama diperkirakan mulai pasal 1-25, yaitu Nubuat-nubuat tentang kehancuran dan kemusnahaan akan menanti Kota Yerusalem.[12]
2.6. Ciri-Ciri Kitab Yeremia
1. Kitab menjadi kitab terpanjang kedua dalam Alkitab para nabi.
2. Kehidupan dan pergumulan pribadi Yeremia selaku nabi diungkapkan lebih mendalam dan terperinci.
3. Kitab ini syarat dengan kesedihan, sakit hati dan ratapan dari “nabi peratap” itu karena pemberontakan Yehuda kendatipun berita Yeremia itu keras ia menderita kesedihan dan hancur hati yang mendalam karena umat Allah, namun kesetiaannya adalah terutama kepada Allah, dan ia merasa kesedihan paling mendalam karena Allah terluka.
4. Salah satu kunci ialah “murtad”, ( dipergunakan delapan kali) dan “tidak setia” (dipakai sembilan kali), tema muncul ialah hukum Allah tidak terelakkan lagi atas penolakan dan kemurtadan.
5. Satu-satunya pernyataan teologis terbesar dikitab ini ialah Konsep “Perjanjian Baru” akan ditetapkan Allah dengan umatnya setia pada saat pemulihan kelak (31-34).
6. Syairnya mengesankan dan penuh perasaan seperti Alkitab lainnya, dengan kelimpahan metafora, ungkapan-ungkapan yang hidup dan bagian-bagian patut diingat.
7. Rujukan terhadap Babel di dalam Nubuat Yeremia Lebih banyak dari pada semua bagian lain di Alkitab[13]
2.7 Struktur Kitab Yeremia
I. Panggilan dan Penugasan ( 1:1-19)
II. Firman nubuat Yeremia kepada Yehuda (2:1-33:26)
A. Nubuat-nubuat penghukuman (2:1-29:32)
1. Kemurtatad Yehuda disengaja dan kehancuran mendatang (2:1- 6:30).
2. Kebodohan dan kemunafikan religus Yehuda (7:1-10:25)
3. Ketidaksetiaan Yehuda kepada Perjanjian (11: 1-13:27)
4. Hukuman di nubuatkan, syafaat dan kesepiaan dan dosa-dosa Yehuda ( 14:1-17:27)
5. Dua perumpamaan bersifat nubuat dan sebuah rata (18:1-20:18)
6. Penghukuman raja-raja jahat, nabi-nabi palsu dan Yehuda yang bobrok (21:1-24:10)
7. Penawanan Babel yang Akan ( 25:1-29:32)
B. Berbagai Nubuat Tentang pemulihan ( 30:1-13:26)
1. Luasnya pemulihan Allah akan Umat-Nya (30:10-33:26)
2. Janji Tentang perjanjian Baru dan Ilustrasi Iman (30:1-33-26)
3. Tunas Keadilan bagi Daud (33:1-26)
III. Peranan Yeremia sebagai Nabi Penjaga ( 34:1-45:5)
1. Pernyataan Kepada Raja Zedekia tentang perlawanan akan datang ( 34:1-22).
2. Pelajaran dari Orang Rekhap ( 35:1-19)
3. Gulungan sikap Yeremia dibakar dan Yeremia dipenjarakan dua kali ( 36:1-38:28).
4. Nubuat Yeremia tentang jatuhnya Yerusalem tergenapi ( 39:1-18)
5. Pelayanan Yeremia setelah jatuhnya Yerusalem (46:1-5:64)
IV. Firman Nubuat Yeremia Kepada Bangsa-bangsa (46:1-5:64)
1. Mesir ( 46:1-28)
2. Filistia ( 47:1-7)
3. Moab (48:1-47)
4. Amon (49:1-6)
5. Edom (49:7-22)
6. Damsyik (49:23-27)
7. Arab ( 49:34-39)
8. Elam (49:34-39)
9. Babel (50:1-51:64)
V. Tambahan sejarah tentang jatuhnya Yerusalem (52:1-34)[14]
2.8 Isi Kitab Yeremia
· Bagian 1 ( Pasal 1-25): nubuat dan pengakuan langsung dari Nabi Yeremia dan berbentuk puisi :
1. Pasal 1-3 Panggilan nabi Yeremia
2. Pasal 4-20 Nubuat dosa dan Hukuman
3. Pasal 21-25 Nubuat tentang Raja Yoyakin
· Bagian 2 ( Pasal 26-52) :cerita-cerita tentang Yeremia, bentuk Prosa melalui Barukh sekretaris nabi.
1. Pasal 26-39 Peringatan Lanjutan teguran dan hukuman: Yoyakim dan Yoyakin[15]
2. Pasal 40-44 Penghiburan Nubuat sesudah jatuhnya Yerusalem dan penolakan kaum terbuang
3. Pasal 45-52 Nubuat tentang Bangsa-Bangsa
2.9. Nilai-nilai sastra kitab Yeremia
a. Prosa
lebih daripada tulisan para nabi lainnya, dalam kitab Yeremia prosa dan puisi saling diisipkan. Prosa tersebut mempunyai beberapa bentuk.
Pertama, nubuat-nubuat berupa prosa bukan hal yang luar biasa. Kebanyakan nubuat ini adalah bentuk-bentuk ucapan tentang hukuman, yang berisi tuduhan akan dosa-dosa, ancaman hukuman (seringkali didahului oleh kata “sebab itu”), dan rumusan pembawa berita.bersama ucapan ini dapat pula diceritakan panggilan untuk bertobat atau perintah untuk bertindak benar (Yer 7:5-7;22:1-4). Sering kali nubuat itu mulai dengan perintah Allah mengenai di mana dan bilamana serta kepada siapa firman itu ditujukan (Yer 7:1).
Kedua, salah satu ucapan tentang keselamatan yang terkenal dari Yeremia terdapat dalam bentuk prosa, yaitu nubuat tentang “perjanjian baru”. Dalam nubuat iniyang terutama ditekankan adalah perbedaan antara perjanjian lama yang dibuat pada waktu Israel keluar dari Mesir dan perjanjian baru yang akan ditulis dalam hati umat Allah (Yer 31:31-34).
Ketiga, tindakan-tindakan simbolis biasanya digambarkan dalam bentuk prosa. Cerita-cerita ini biasanya mempunyai bentuk sebagai berikut: Tuhan menyuruh nabi untuk berbuat sesuatu: nabi dengan patuh melaksanakannya: kemudian Tuhan menerangkan maksud tindakan itu. Nubuat-nuabuat yang diperagakan itu lebih daripadagambaran saja karena mengandung kuasa untuk melaksanakan apa yang dilambangkan.
Keempat, cerita-cerita riwayat hidup membentuk sebagian besar kitab Yeremia. Panggilan nabi yang diceritakan dalam bentuk orang pertama merupakan suatu autobiografi, walaupun sebagian firman Allah terdapat dalam bentuk puisi (Yer 1:4-19). Perbedaan antara prosa biografis dan nubuat sering kabur karena ucapan penghakiman dan nubuat-nubuat lainnya kadang-kadang terdapat di tengah-tengah satu bagian cerita (contoh 35:1-9, dimana ayat 13-17 adalah ucapan penghakiman dalam bentuk prosa).
Kelima, cerita-cerita sejarah yang bukan menceritakan riwayat pribadi Yeremia melainkan menceritakan sejarah Yehuda, ditemukan dalam 39:1-18 (kejatuhan Yerusalem) dan 52:1-34 (penghancuran Rumah Allah dan rincian selanjutnya tentang pembuangan; bdn. 2 Raj24:18-25:30).
b. Puisi
Pertama, ucapan penghakiman sering dijumpai namun bentuknya lebih bervariasi daripada yang ada dalam kitab Amos. Tuduhan yang disampaikan dapat berupa peringatan. Baiklah setiap orang berjaga-jaga terhadap temannya, dan jangan percaya kepada saudara manapun, sebab setiap saudara adalah penipu ulung dan setiap teman berjalan kian kemari sebagai pemfitnah (Yer 9;4).
Kedua “kitab penghiburan” berisikan ucapan-ucapan keselamatan, yaitu janji-janji tentang harapan dan pembebasan bagi Yehuda. Bentuknya kurang kaku dibandingkan dengan ucapan penghakiman. Kadang-kadang situasi Yehuda yang genting digambarkan untuk membedakan apa yang sedang terjadi dan apa yang akan terjadi. Seringkali ucapa keselamatan berisikan gambaran terinci mengenai pemulihan, pembangunan kembali kota-kota, kesuburan tanaman, keturunan yang banyak dan kerajaan yang didirikan kembali(ay 18-21). Dalam janji itu terkandung juga berita tentang penghancuran musuh-musuh yang telah menyebabkan penderitaan mereka, biasanya dalam bentuk hokum pembalasan yang setimpal dengan kejahatan mereka (Yer 30:16).
c. Gaya Sastra
Pertama, dia memakai kiasan yang tajam, seperti gambarannya tentang penyelewengan seksual di Yehuda (Yer 5:8) atau lukisannya tentang ketamakan orang kaya di Yehuda (Yer 5:26-27).
Kedua, Yeremia sering memakai pertanyaan retoris. Ia menggunakan pertanyaan-pertanyaan bila jawabannya seharusnya sudah jelas namun mereka kelihatannya mengabaikan apa yang mereka ketahui benar. Pertanyaan-pertanyaan itu dapat diambil dari kebiasaan umum (Yer 2:32).
Ketiga, seperti Yesaya dan Amos, Yeremia kelihatannya menggunakan bentuk sastra yang biasa dihubungkan dengan sastra hikmat. Selain itu, peribahasa umum dipergunakan dalam ucapan hukuman dalam yeremia 13:12. Pola kutuk dan berkat ditemukan dalam yeremia 17:5-8 dengan tekanan yang sama dengan Mazmur 1.
Keempat, keluhan dalam bentuk seperti Mazmr adalah bentuk sastra yang dipakai dalam pengakuan Yeremia. Kata-kata “mengapakah” dan “berapa lama” dalam Yeremia 12:1-4 dan permohonan untuk pembebasan dalam Yeremia 17:14-18;18:19-23;20:7-12 adalah contoh bentuk keluhan itu.
Kelima, Yeremia menelusuri berbagai bidang kehidupan Israel untuk memperoleh bahan-bahan yang memperkaya beritanya. Sering kali bentuk ucapannya memperkuat isinya. Rinciannya tidak terlepas dari perhatian para pendengarnya yang akan mengakui bentuk-bentuk itu sebagai bagian kehidupan mereka sehari-hari. Dari pengadilan di pintu-pintu gerbang kota ia mengambil bentuk tuduhan keras seperti dalam Yer 2:1-3, dimana Tuhan mengajukan perkaara-Nya dengan Yehuda. Ia seolah-olah berseru dari menara jaga, tempat tanda pertempuran dibunyikan (Yer 6:1).[16]
2.10. Tema-Tema Teologis
1. Allah berkuasa dalam sejarah
Kondisi politik Israel dan bangsa lain ditentukan oleh kuasa Allah. Kekalahan Yoyakim dan kemenangan Nebukadnazer adalah sebuah skenario tentang kekuasaan Allah. Allah memakai bangsa-bangsa untuk memperlihatkan kekuasaannya dalam menjadi Israel sebagai umat Tuhan.
2. Allah Berkarya dalam Hukuman
Hukuman melalui serangan militer, gempa bumi, kelaparan adalah sebuah peristiwa yang lebih bersifat teologis dari pada sebuah informasi. Maksud hukuman adalah agar bangsa Israel sadar akan dosa-dosa mereka dan kembali Kepada Allah
3. Taurat Lama dan Taurat Baru
Dalam taurat lama jelas umat Israel gagal sebagai umat Allah, dia akan dibuang. Jalan keluar untuk keselamatan hanya melalui taurat baru dimana Allah memperbaharui perjanjian-Nya ( Yeremia 31:33)
4. Iman Yang Kuat
Kesetiaan Yeremia adalah karena keyakinannya kepada kuasa janji Allah. Yeremia dikenal sebagai orang nabi yang berani menyuarakan Firman Allah tetapi juga hidup di dalam Firman. Demi kebenaran, ia sendiri ikut dalam pembuangan[17]
II. Kesimpulan
Yeremia adalah nabi yang tegar hatinya untuk menyampaikan firman Tuhan tentang penghancuran Yehuda dan Yerusalem oleh bangsa Babel karena dosa-dosa umat Allah. Mereka tidak patuh lagi bagi Allah dan mereka menyembah berhala. Yeremia dipanggil Tuhan sebagai nabi pada waktu masih muda sekitar tahun 626 SM, Tepat pada tahun ketiga belas masa pemerintahan Raja Yosia ( Yer 1:2). Saat itu Yeremia merasa keberatan dan berkata “aku ini masih muda”, tetapi Tuhan menjamah mulutnya. Adapun tujuan pemberitaan Yeremia adalah agar umat Allah di Yehuda kembali bertobat dan hidup sesuai kehendak Allah sebagaimana telah diatur dalam Hukum Taurat.
IV. Daftar Pustaka
Adi.S.Lukas, Smart Book of Cristianity Perjanjian Lama, Yogyakarta : Andi,2015
F.W.Bush.D.A.Hubbrad.W.S.Lasor, Pengantar Perjanjian Lama 2, Jakarta: BPK Gunung Mulia,2015
Hartanti BA,Mary, Biodata Tokoh-Tokoh Alkitab Perjanjian Lama, Jakarta : Meruya Utara
Blankenbaker. Frances, Inti Alkitab untuk para pemula, Jakarta : BPK Gunung Mulia,2007
Blommendaal.J, Pengantar Kepada Perjanjian Lama, Jakarta : BPK Gunung Mulia,2007
Snoek,J, Sejarah Suci ,Jakarta : BPK Gunung Mulia,2012
Ludji Barnabas, Pemahaman Dasar Perjanjian Lama 2,Bandung : Bina Media Informasi,2009
Walton.H Jhon dan Hill.E.Andrew, Survei Perjanjian Lama ,Malang : Gandum Mas,2000
Bullock.C. Hassel.,Kitab Nabi-Nabi Perjanjian Lama, Malang :Gandum Mas,2002
MaweneTheodorus Marthinus,Perjanjian Lama dan Teologi Kontekstual, Jakarta : BPK Gunung Mulia,2015
Saragih, Jetron Agus,Kitab Ilahi, Medan: Penerbit Bina Media Perintis,2016
Stamps C.Donal, Alkitab penuntun Hidup Berkelimpahan,(tp).
[1] . Lukas Adi S, Smart Book of Cristianity Perjanjian Lama , (Yogyakarta : Andi,2015),102
[2] W.S.Lasor,D.A.Hubbrad,F.W.Bush, Pengantar Perjanjian Lama 2,( Jakarta: BPK Gunung Mulia,2015),305.
[3] Mary Hartanti BA, Biodata Tokoh-Tokoh Alkitab Perjanjian Lama ( Jakarta : Meruya Utara),98
[4] . Frances Blankenbaker, Inti Alkitab untuk para pemula, ( Jakarta : BPK Gunung Mulia,2007),154.
[5] . J.Blommendaal, Pengantar Kepada Perjanjian Lama,( Jakarta : BPK Gunung Mulia,2007),154
[6] J. Snoek, Sejarah Suci, (Jakarta : BPK Gunung Mulia,2012),219.
[7] Barnabas Ludji, Pemahaman Dasar Perjanjian Lama 2,(Bandung : Bina Media Informasi,2009),94.
[8] Andrew E.Hill dan Jhon H.Walton, Survei Perjanjian Lama, ( Malang : Gandum Mas,2000), 534-590
[9] W.S.Lasor,D.A.Hubbard,F.W.Bush, Pengantar perjanjian Lama 2, ( Jakarta : Gunung Mulia,2012),311-312.
[10] C.Hassel Bullock,Kitab Nabi-Nabi Perjanjian Lama,( Malang :Gandum Mas,2002),283-284
[11] Marthinus Theodorus Mawene,Perjanjian Lama dan Teologi Kontekstual, ( Jakarta : BPK Gunung Mulia,2015),105
[12] Agus Jetron Saragih,Kitab Ilahi,( Medan: Penerbit Bina Media Perintis,2016),199
[13] Donal C.Stamps, Alkitab penuntun Hidup Berkelimpahan (tp),1153
[14] Donal.C.Stamps,Alkitab Penuntun Hidup (tf),1151
[15] Agus Jetron Saragih,Kitab Ilahi,( Medan: Penerbit Bina Media Perintis,2016),201
[16] W.S.Lasor,D.A.Hubbard,F.W.Bush, Pengantar perjanjian Lama 2, ( Jakarta : Gunung Mulia,2012), 325-330
[17] Agus Jetron Saragih,Kitab Ilahi,( Medan: Penerbit Bina Media Perintis,2016),202