Proses Belajar Mengajar Orang Dewasa

I. Pendahuluan
Proses ini dikatakan sebagai proses “menerima-memberi” dalam arti peserta didik menerima pelajaran dan pendidik memberi pelajaran. Hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar yang perlu diperhatikan dan di pahami adalah tahap proses belajar, suasana belajar, jenis belajar, cara belajar, cirri-ciri belajar, dan faktor-faktor yang memengaruhi sikap pemdidik.
Proses belajar mengajar orang dewasa yang akan duraikan dalam proses dalam bab ini terdiri dari atas: tahap proses belajar, faktor-faktor yang menengaruhi belajar, cirri-ciri belajar orang dewasa, suasana belajar, fungsi pendidik, sikap pendidik, dan faktor-faktor yang memengaruhi sikap pendidik.
II. Tahap Proses Belajar
Proses belajar ini merupakan masalah yang kompleks, dikatakan demikian karena proses belajar tanpa dapat terlihat secara lahiriah (terjadi dalam pikiran orang). Oleh karena itu, proses belajar tersebut disebut proses intern. Sedangkan yang tampak dari luar adalah proses ekstern yang merupakan pencerminan terjadinya proses intern dalam diri perserta didik.
Proses belajar yang terjadi dalam diri seseorang yang sedang belajar beralangsung melalui enam tahap yaitu:
1. Motivasi
2. Perhatian pada Pelajaran
3. Menerima dan mengingat
4. Reporduksi
5. Generalisasi
6. Melaksanakan tugas belajar dan umpan balik.
· Motivasi
Motivasi adalah Keinginan untuk mencapai suatu hal. Sedangakan. Sedangakan motivasi jangka pendek berupa minta untuk belajar pada saat itu.
Apabila diri perserta didik tidak ada minat untuk belajar tersebut dengan berbagai cara, antara lain dengan mejelaskan pentingnya pelajaran,
1. Memberikan nilai perkembangan belajar.
2. Memberi hadia dan pujian
3. Memberi tahu kemajuan belajar
4. Member tugas yang menantang
5. Menciptakan suasana yang menyenangkan
· Perhatian pada Pelajaran
Apa bila pendidik dapat menarik perhatian peserta didik, maka diperhatian mereka akan tinggi. Hal ini dapat dilakukan oleh pendidik dengan:
1. Membuat variasi tempo mengajar mulai dari nada, suara, gerakan, dan teknik pengajaran.
2. Penyisipan istirahat sejenak pada saat tertentu.
3. Mengajukan dan menjawab pertanyaan.
Dapat dilihat dari sudut pandang psikologi komunikasi, penarik perhatian dari seseorang yang mempunyai cirri-ciri:
1. Gerakan
2. Stimuli yang intensif
3. Baru
4. Pengulangan
Selanjutnya faktor-faktor seseorang yang memegaruhi perhatian seseorang adalah:
1. Daya tarik fisik
2. Hadiah atau pilihan
3. Keakraban
4. Kedekatan
5. Kemampuan
· Menerima dan mengingat
Tahap menerima dan mengingat ini harus terjadi pada diri orang yang sedang belajar. Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi penerimaan dan pengingatan ini, seperti struktur, makna, pergulangan pelajaran, dan interverensi .
Struktur pendidik akan mudah diterima dan diingat oleh perserta didik.
Makna jika ada sesuatu pelajaran ada hubunganya dengan pengetahuan yang telah dimiliki perserta didik , maka pelajaran akan lebih bermakna.
Pengulangan pengulangan suatu pelajaran akan meningkatakan daya ingat perserta didik. Penididik dapat mengulangi lagi secara garis besar paa pelajarn berikutnya.
Interverensi kekalutan dalam pikiran seseorang yang sedang belajar terlalu banyak menerima pelajaran sehingga pelajaran tersebut menjadi berdesak-desak dalam pikiran.
· Reproduksi
dalam suatu proses belajar seseorang tidak hanya harus menerima dan mengingat informasi baru saja, tetapi ia juga harus dapat menemukan kembali apa-apa yang pernah dia terima (reproduksi).
Suatu informasi akan lebih mengesakan, makin mudah diproduksi suatu informasi akan lebih mengesankan:
a. Jelas strukturnya
b. Jelas garis arahnya
c. Diberikan dengan cara yang menyentuh persaan, dengan gurauan yang segar, serta dengan cara-cara lain yang menarik perhatian.
· Generalasi
Perserta didik harus mampu menerapkan hal yang telah dipelajari di tempat lain dan dalam dan dalam ruangan lingkup yang lebih luas.
· Menerapkan apa yang telah diajarkan serta umpan balik
Untuk meyakinkan bahwa perserta didik telah benar-benar memahami, maka pembimbing dapat meberikan tugas atau tes yang harus dikerjakan oleh perserta didik. Bentuk tes bermacam-macam, dapat secara tertulis:
1. Esai
2. Pilihan ganda
3. Memasangkan
III. Faktor-faktor yang memengaruhi belajar
Ada beberapa faktor memengaruhi orang dewasa ketika berada dalam situasi belajar. Faktor-faktor tersebut mencakup faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah dapat dikelompokkan menjadi dua faktor, yakni faktor fisik dan nonfisik. Faktor internal fisik mencakup cirri-ciri pribadi seperti umur, pendengaran, dan pengalihan, faktor internal nonfisik atau psikologis termasuk tingkat aspirasi, bakat, dan lain-lain
Ada faktor yang memengaruhi proses belajar orang dewasa yang belum dibahas, yaitu cirri-ciri belajar orang dewasa, suasana belajar yang kondusif, sikap dan kegiatan dalam mempelancarkan proses pembelajaran tersebut.
IV. Ciri-ciri belajar orang dewasa
Cara belajar orang dewasa berbeda dengan cara belajar anak-anak. Oleh karena itu, proses pembelajarannya harus memerhatikan cirri-ciri belajar:
1. Memungkinkan timbulnya pertukaran pendapat, tuntunan, dan nilai-nilai.
2. Memungkinkan terjadi komunikasi timbal balik
3. Suasana belajar yang di harapkan adalah suasana yang menyenangkan dan menantang.
4. Mengutamakan peran peserta didik.
5. Orang dewasa akan belajar jika pendapatnya dihormati
6. Belajar orang dewasa bersifat unik
7. Perlu adanya saling percaya antara pembimbing dan perserta didik.
8. Orang dewasaumumnya mempunyai pendapat yang berbeda
9. Orang dewasa mempunyai kecerdasan yang beragam
10. Kemungkinan terjadi berbagai cara berlajar
11. Orang dewasa belajar ingin mengetahui kelebihan dan kekurangannya
12. Orientasi belajar orang dewasa terpusat pada kehidupan nyata
13. Motivasi bersal dari diri sendiri
V. Suasana belajar yang kondusif
Orang dewasa yang sedang belajar memerlukan suasana belajar yang kondusif agar proses belajarnya dapat berjalan dengan lancar.
Oleh karena itu dari kedua pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa suasana belajar yang kondusif bagi orang dewasa adalah sebagai berikut.
1. Mendorong peserta didik untuk aktif dan mengembangkan bakat.
2. Suasana saling menghormati dan saling menghargai
3. Suasana saling percaya dan terbuka
4. Suasana penemuan diri.
5. Suasana tidak mengancam
6. Suasana mengakui kekhasan pribadi
7. Suasana membolehkan perbedaan, berbuat salah, dan keragu-raguan.
8. Memungkinkan perserta didik belajar sesuai dengan minat, perhatian, dan sumber daya lingkungannya
9. Memungkinkan peserta didik mengakui dan mengkaji kelemahan dan kekuatan pribadi, kelompok, dan masyarakat
10. Memungkinkan peserta didik tumbuh sesuai dengan nilai dan norma yang ada di masyarakat
VI. Fungsi pendidik
Memperhatikan bahwa belajar bagi orang dewasa akan menghasilkan perubahan perilaku, baik dalam hal pengetahuan, keterampilan, maupun sikap, maka fungsi pendidik dapat dikatakan sebagai:
1. Penyebaran pengetahuan
2. Pelatih keterampilan
3. Perancang pengalaman belajar kreatif.
Pendidikan orang dewasa mempunyai berbagai sebutan, antara lain tutor, fasilitator, pelancar belajar, sumber belajar. Lebih lanjut, sumber belajar mempunyai dua fungsi yaitu:
1. Sebagai pemimpin kegiatan belajar.
2. Melakukan penjelasan tujuan belajar
Jika disimpulkan maka fungsi pendidikan antara lain:
1. Penyebar pengetahuan
2. Pelatih keterampilan
3. Perancang pengalaman belajar
4. Pelancar proses belajar
5. Sumber belajar
6. Pemimpin kegiatan belajar
7. Penjelas tujuan belajar
8. Tutor simulasi
9. Fasilitator KEJAR
VII. Sikap pendidik
Pendidik orang dewasa mempunyai arti penting dan pengaruh yang besar. Ada beberapa alasan untuk itu, antara lain: orang dewasa lebih kritis, orang dewasa mempunyai bahan pertimbangan untuk menilai sikap pendidik, orang dewasa berpengan pada norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Untuk membantu peserta didik dapat mengarahkan dirinya menyarakan pendidikan untuk bersikap:
1. Menghargai peserta didik
2. Menerima gagasan yang mungkin bertentangan dengan harapan yang diinginkan.
3. Harus bekerja dengan latar awal yang menyenangkan
4. Member dorongan perserta didik dalam mengembangkan pribadinya
5. Mampu mengorganisasikan kelompok belajar
6. Menanggapi pertanyaan tidak dengan sikap emosional
7. Meningkatkan partisipasi perserta didik
8. Menumbuhkan prakarsa perserta didik
9. Empati
10. Menerima keterbatasan diri
VIII. Faktor-faktor yang memengaruhi sikap dan fungsi pendidik
Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi sikap pendidik, antara lain tujuan dan rancangan pendidikan, lamanya pendidikan, komposisi perserta, harapan perserta, harapan penyelenggara, profesi pendidik, dan keadaan pendidik. Jika dicermati dapat dikatakan bahwa faktor itu dapat dikelompokkan menajadi tiga faktor yakni:
1. Karakteristik program pendidikan
Tujuan dan rancangan pendidikan. Jika tujuannya akan menyampaikan pengetahuan baru, fungsi pendidik lebih sebagai penceramah, sedangkan jika tujuannya ingin peningkatan efektive kerja sama dalam oraganisasi.
Lama pendidikan. Program pendidikan yang pendek harus dapat merangsang atau mengarahkan proses belajar perserta didik dengan menciptakan pengalaman belajar yang tepat.
Harapan penyelenggara. Orang dewasa dapat diselenggarakan oleh berbagai organisasi, seperti instansi pemerintah atau swasata, perusahaan, kelompok profesi, kelompok sosial, kelompok agama dan lain-lain.
2. Karakteristik peserta didik
Komposisi perserta didik. Seperti status, umur, latar belakang, jenis kelamin, tingkat pendidikan, cara belajar. Dapat di perhatikan sehingga pendidik mengambil sikap yang sangat tepat.
Harapan perserta didik. Orang dewasa yang ikut serta dalam pendidikan biasanya datang dengan harapan tertentu. Perserta didik biasanya berharap dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap.
3. Karakteristik pendidik
Profesi pendidik. Pendidik sebagai pribadi yang mempunyai latar belakang, profesi, hobi, pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan tertentu.
Keadaan pendidik. Pendidik seperti kecapaian, kekhawatiran, kemarahan, dan kebinggungan akan dapat memengaruhi aktivitas dalam memberikan didikan.
Bab 4 Perencanaan pendidikan orang dewasa
I. Pendahuluan
Persepsi tentang pendidikan orang dewasa lebih mengarah pada pendidikan luar sekolah atau pendidikan masyarakat. Menurut pendapat Rahman yang menyatakan bahwa istilah seperti pendidikan luar sekolah dan pendidikan masyarakat, latihan keterampilan dapat saling ditukarkan.
Oleh karena itu, perencanaan pendidikan orang dewasa yang mampu mengikuti pendidikan di perencaanaan pendidikan orang dewasa dapat digunakan pendekatan perencanaan pendidikan luar sekolah atau pendidikan masyarakat.
II. Komponen perencanaan pendidikan
Berdasarakan dari pemikiran demikian komponen perencanaan pendidikan luar sekolah menurut Rahman dapat dianggap sebagai komponen perencanaan pendidikan orang dewasa. Komponen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perserta didik
2. Tujuan belajar
3. Sumber belajar
4. Kurikulum
5. Organisasi pelaksana
6. Kondisi masyarakat
7. Kemanfaatan langsung
8. Struktur organisasi
III. Perencanaan partisipatif
Di dalam perkembangannya pendidikan orang dewasa saat ini lebih banyak digunakan metode partisipatif yang dimana semua pihak yang terkait dalam pendidikan yang dilibatkan dalam suatu proses pendidikan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasinya
1. Prinsip perencanaan partispatif
a. Hubungan dengan masyarakat.
b. Partisipasi
c. Teknik kerja kelompok
d. Ramalan dan pembuatan program
e. Pengambilan keputusan
2. Prosedur perencanaan partisipatif
Prosedur partisipatif adalah sebagai berikut.
a. Menetukan kebutuhan atas dasar antisipasi terhadap perubahan lingkungan
b. Melakukan ramalan dan menentukan program, tujuan, misi perencanaan prioritas.
c. Menspektifkan tujuan
d. Menetukan standar performasi
e. Menetukan alat/metode/alternative pemecahan.
f. Melakukan implementasi dan menilai
g. Megadakan review.
IV. Peristiwa pengajaran
Di dalam pendidikan orang dewasa, terdapat proses belajar yang mengajarkan di antara peserta didik dan pendidikannya, dari sudut pandang pendidik. Peristiwa pengajaran adalah dirancang untuk membuat perserta didik bergerak dari di mana ia berada, pada saat awal pengajaran menuju pencapaian kemampuan yang telah ditetapkan dalam tujuan khusunya pengajaran.
Peristiwa pengajaran mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Memperoleh perhatian peserta didik
2. Memberitahu tujuan khusus pengajaran kepada peserta didik
3. Membantu perserta didik dengan mengingat kembali pengetahuan yang telah dimiliki
4. Menyajikan materi pembelajaran
5. Memberi bimbingan belajar
6. Memperoleh informasi
7. Memberi umpan balik tentang perbaikan informasi
8. Menilai performasi perserta didik
9. Meningkatkan retensi dan transfer
V. Rancangan pengajaran
Di dalam pendidikan orang dewasa, di samping rancangan pendidikan, harus perlu juga di bahas rancangan pengajaran agar proses pengajaran orang dewasa dapat berjalan dengan baik/ lancer.
Untuk lebih jelas, berikut ini akan diuraikan secara singkat:
1. Indentifikasi tujuan umum pengajaran
2. Melakukan analisis pengajaran
3. Identifikasi tingkah laku dasar dan ciri-ciri perserta didik
4. Merumuskan tujuan perfomasi
5. Mengembangkan butir-butir tes acuan patokan
6. Mengembangkan strategi pengajaran
7. Mengembangakan dan memilih materi pengajaran
8. Merancang dan melakukan evaluasi formatif
9. Merivisi materi pengajaran
10. Merancang dan melakukan evaluasi sumatif
Post a Comment