Siapakah Orang Dewasa

I. Pendahuluan
Penjelasan siapkah orang dewasa, yang berarti tumbuh menajadi dewasa,Oleh karena itu orang dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukannya dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya. Orang dewasa sudah menyelesaikan pertumbuhan dan siap akan menerima kedudukan bersama dengan orang dewasa lainnya.
II. Pembahasan
2.1. Pengertian Dewasa
Istilah Adolescene yang berarti tumbuh menjadi kedewasaan. Namun kata Adult berasal dari bentuk lampau paticiple dari kata kerja Adultus yang berarti telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa. Oleh karena itu, orang dewasa adalah individu yang sudah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan di dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya.[1] Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata Dewasa berarti suatu keadaan yang menunjukkan akil balik yakni berumur 15 tahun ke atas.[2] Ditinjau dari segi psikologis seseorang yang dapat dikatakan dewasa yaitu orang yang mampu mengarahkan diri sendiri, tidak selalu tergantung kepada orang lain, mau bertanggung jawab, mandiri, berani mengambil resiko dan mampu mengambil keputusan.[3]
2.2. Orang Dewasa Secara Umum
Secara umum yang disebut orang dewasa adalah orang yang sudah mengerti membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik, yang benar dan yang mana yang tidak benar, pemikirannya tidak seperti anak-anak lagi melainkan dapat berpikir lebih abstrak, hidup mandiri dan bertanggung jawab. Orang dewasa secara umum juga mempunyai rasa ketidakamanan tertentu, bergerak dalam pekerjaan, mempunyai pandangan hidup yang beraneka dan mengalami gaya hidup baru.[4]
2.2.1. Masa Dewasa dibagi menjadi 3:
1. Dewasa Awal 18-34 tahun (Masa dewasa Dini/ Young Adult)
Adalah masa pencarian kemantapan dan masa reproduksi yaitu masa penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi, periode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreatifitas dan penyesuain diri pada pola hidup yang baru.
2. Dewasa Madya 35-60 tahun (Midle adulthood)
Status kesehatan menjadi persoalan utama masa dewasa madya, hal ini dikarenakan adanya sejumlah perubahan fisik. Perubahan kejantanan bagi pria dan juga wanita mengalami berkurang/ hilangnya kesuburan. Seperti, pada wanita mengalami monopouse.
3. Dewasa Lanjut 60 tahun keatas (Masa Tua/ older adult)
Masa dewasa tua berkisar umur 60 tahun ke atas. Proses penuaan berarti menurunnya daya tahan fisik, menurut kartari (1993) lanjut usia disebabkan oleh meningkatnya usia.[5]
2.3. Ciri-ciri Orang Dewasa dan Tidak Dewasa[6]
Dewasa
Tidak Dewasa
Aspek Fisik
1. Menerima hal-hal yang tidak bisa diubah dari cirri-ciri fisik yang ada sejak lahir: mulai dari ujung rambut sampai ujung kepala.
Catatan: Kondisi fisik yang ada tidak mengganggu berfungsinya individu sebagai manusia yang tetap terhadap berkarya.
1. Tidak puas dengan cirri-ciri fisik yang ada sejak lahir. Warna kulit, kondisi rambut, bentuk muka, dan sebagainya, iri melihat penampilan fisik orang-orang lain.
2. Menempatkan seks pada proporsi yang wajar (hubungan seks terjadi secara legal dengan orang yang dikasihi dan mengasihi).
2. Memiliki sikap sehat terhadap seks: menggunakan seks, diperbudak oleh seks.
3. Dapat memilih makanan yang memenuhi persyaratan gizi yang baik.
3. Tidak dapat memilih makanan yang memenuhi persyaratan gizi yang baik.
4. Memiliki keseimbangan antara berkerja dan istirahat.
4. Tidak memiliki keseimbangan antara berkerja dengan istirahat terlalu banyak berkerja atau terlalu banyak istirahat/santai.
Aspek Sosial
1. memiliki teman baik pria maupun wanita.
1. Iri terhadap pria/wanita, tidak bisa bergaul akrab dengan sesame jenis atau lawan jenis.
2. Dapat bergaul dengan teman sebaya maupun yang beda usia ( lebih muda dan lebih tua).
2. Sombong, tidak bisa bergaul atau hanya bergaul dengan kelompok usia tertentu.
3. Tidak terpengaruh oleh teman sebaya (bebas dari peer pressure).
3. Terpengaruh oleh teman sebaya (Peer pressure).
4. Melihat dari sudut orang lain, dapat merasakan sukacita/dukacita orang lain.
4. Melihat hanya dari sudut pribadi tidak mampu menghayati dinamika pergumulan orang lain.
5. Melihat apa yang baik pada orang lain, memberikan pujian untuk hal-hal yang baik yang ada pada orang lain.
5. Iri atas keberhasilan orang lain, merasa tergangung ketika orang lain menceritakan keberhasilannya.
6. Objektif dalam menilai diri sendiri dan orang lain; mengakui kalah ketika memang kalah.
6. Usil dengan persoalan orang lain, menjelek-menjelekkan orang lain sehingga menimbulkan kesan hanya diri sendiri yang benar.
7. Menghormati orang tua, tetapi tidak bergantung pada mereka.
7. Bergantung pada orang tua, dan orang lain.
8. Memiliki rasa humor, mampu menertawakan diri sendiri.
8. Membuat lelucon atas diri orang lain, tetapi bukan atas diri sendiri.
9. Bertanggung jawab atas kesalahan pribadi.
9. Memaki orang lain atas keselahan pribadi.
10. Dapat menyesuaikan diri dan menempatkan diri.
10. Yakni bahwa orang-orang menentangnya.
11. Senang atas keberhasilan orang lain.
11. Senang atas kegagalan orang lain.
12. Dapat mempercayai orang lain.
12. Tidak dapat mempercayai orang lain.
13. Sabar mendengarkan cerita orang lain.
13. tidak sabar mendengarkan cerita orang lain.
14. Bisa dekat dengan orang lain dan membina keintiman.
14. Ingin dekat dengan orang lain, tetapi selalu mendendam dan mencemburui.
Aspek Emosi
1. Dapat mengontrol emosi, mengekspresikan emosi dengan cara yang tepat, terhadap orang yang tepat, dengan alasan yang tepat, pada waktu yang tepat.
1. Tidak dapat mengontrol emosi tetapi dikontrol emosi, mudah tersinggung/ merasa pahit, mengekspresikan emosi dengan cara yang merusak diri sendiri atau orang lain.
2. Percaya pada diri sendiri,
2. Kurang percaya diri.
3. Bebas dari iri hati.
3.Iri hati.
4. Dapat menunggu untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
4. Apa yang diinginkan mau didapatkan pada saat itu juga.
5. Memiliki emosi yang wajar dan dengan kadar yang sesuai: malu, takut , rasa bersalah.
5. Memiliki emosi yang tidak wajar, malu berlebihan atau tidak tahu malu, penakut, dikejar rasa salah sampai mengganggu fungsi sehari-hari.
6. Tidak mersakan kesepian walaupun sendirian.
6. Mudah merasa kesepian walaupun di tengah keramaian (alienasi).
Aspek Intelektual
1. Dipimpin oleh akal sehat.
1. Tidak dipimpin oleh akal sehat: curiga, berpikir negative, pesimis.
2. Dapat berkerja sampai selesai
2. Menunda perkerjaan dengan alasan yang dibuat-buat.
3. Hidup dalam dunia realitas.
3. Hidup dalam dunia mimpi.
4. Melihat ke masa depan.
4. Terpukau pada masa lampau.
5. Menarik manfaat dari kegagalan/ kesalahan.
5. Tidak mau belajar dari kegagalan/ kesalahan.
6. Rajin, mau berusaha.
6. Malas, menunggu perubahan nasib terjadi dengan sendirinya.
7. Memiliki inisiatif.
7. Tidak memiliki inisiatif.
Aspek Moral- Spiritual
1. Menerima nilai moral yang berlaku universal, untuk kebaikan semua: jujur, tanggung jawab, keberanian, keadilan, kebenaran, komitmen, kepedulian, kesetiaan, kesabaran, toleransi.
1. Mengabaikan nilai moral demi kepentingan diri sendiri.
2. Berbuat baik pada orang lain.
2. Tidak berbuat baik pada orang lain.
3. Takut akan Tuhan.
3. Lebih takut kepada manusai atau hal-hal gaib daripada kepada Tuhan.
4. Memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan.
4. Tidak memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan, berhubungan denga Tuhan melalui perantara.
5. Menggunakan hidupnya untuk memuliakan Tuhan.
5. Menggunakan hidupnya untuk kesenangan diri sendiri atau menuruti petunjuk orang lain.
6. Bersyukur untuk apa yang dimiliki.
6. Tidak puas dengan apa yang dimiliki, selalu ingin memiliki lebih banyak harta dan kuasa.
7. Tahan menderita secara wajar.
7. Tidak mau menderita sedikitpun (menganut prinsip hedonism) atau menikmati penderitaan (masochis).
2.4. Pembagian Umur Dewasa
2.4.1. Pembagian Umur
Masa Dewasa dibagi menjadi 3 bagian:
1. Dewasa Awal 18-34 tahun (Masa dewasa Dini/ Young Adult)
Adalah masa pencarian kemantapan dan masa reproduksi yaitu masa penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi, periode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreatifitas dan penyesuain diri pada pola hidup yang baru.
2. Dewasa Madya 35-60 tahun (Midle adulthood)
Status kesehatan menjadi persoalan utama masa dewasa madya, hal ini dikarenakan adanya sejumlah perubahan fisik. Perubahan kejantanan bagi pria dan juga wanita mengalami berkurang/ hilangnya kesuburan. Seperti, pada wanita mengalami monopouse.
3. Dewasa Lanjut 60 tahun keatas (Masa Tua/ older adult)
Masa dewasa tua berkisar umur 60 tahun ke atas. Proses penuaan berarti menurunnya daya tahan fisik, menurut kartari (1993) lanjut usia disebabkan oleh meningkatnya usia, sehingga terjadi perubahan struktur dan fungsi sel jaringan serta sistem organ.[7]
III. Kesimpulan
Setelah melewati masa kanak-kanak dan remaja, akhirnya individu memasuki masa dewasa, yakni masa terpanjang setelah masa kanak-kanak dan masa remaja. Masa ini adalah masa dimana seseorang harus melepaskan ketergantungannya dari orang tua dan mulai belajar madiri karena ia sudah mempunyai peran dan tugas-tugasnya yang baru.Sebagai seorang individu yang sudah tergolong dewasa, peran dan tanggung jawabnya tentu makin bertambah besar. la tak lagi harus bergantung secara ekonomis, sosiologis ataupun psikologis pada orang tuanya. Mereka justru merasa tertantang untuk membukukan dirinya sebagai seorang pribadi dewasa yang mandiri.
IV. Daftar Pusataka
Hurlock , Elizabeth B, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga, 2009)
...., Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007)
Suprianto H, Pendidikan Orang Dewasa dari Teori Hingga Aplikasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2002)
Poerdarmita, W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1984)
Bertumbuh siswa 1: bertumbuh dalam Kristus- buku siswa pendidikan agama kristen kelas 10 sekolah menegah atas/sekolah menegah kejuruan, (Jakarta : BPK Gunung Mulia,2007)
[1]Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga, 2009), 246
[2]...., Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), 289
[3]H. Suprianto, Pendidikan Orang Dewasa dari Teori Hingga Aplikasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2002),11
[4]W.J.S. Poerdarmita, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1984), 520
[5]Elizabeth H. Hurlock, Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, (Jakarta: Erlangga, 1990),13
[6] Bertumbuh siswa 1: bertumbuh dalam Kristus- buku siswa pendidikan agama kristen kelas 10 sekolah menegah atas/sekolah menegah kejuruan, (Jakarta : BPK Gunung Mulia,2007), 9-11
[7]Elizabeth H. Hurlock, Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, (Jakarta: Erlangga, 1990),13
Post a Comment