wvsOdYmDaT9SQhoksZrPLG0gYqduIOCNl12L9d9t

Kitab Yesaya

Kitab Yesaya






I. Pendahuluan

Diantara kitab nabi-nabi, kitab Yesaya tidak hanya merupakan kiab yang terpanjang. Disini kita akan membahas Kitab Yesaya yang dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu Yesaya 1-39, Yesaya 40-55, Yesaya 56-66. Semoga melalui sajian ini kita dapat menambah wawasan kita tentang kitab Yesaya.

II. Pembahasan

2.1. Latar belakang Kitab Yesaya

Yesaya tinggal di dekat Yerusalem. Ia menyampaikan pesan dari Tuhan selama masa pemerintahan empat raja Yehuda yang berbeda (1:1). Karya Yesaya sebagai nabi dimulai ketika ia menerima penglihatan dari Tuhan di dalam bait Allah. Peristiwa itu terjadi pada tahun 742 SM, tahun meninggalnya Raja Uzia (6:1). Ketika untuk pertama kalinya nabi Yesaya tampil pada tahun 740 SM, kerajaan Israel dibagian utara masih berdiri tegak.bahkan kerajaan itu mengalami masa kemakmuran dan kesejahteraan. Tetapi kesejahteraan itu disertai kemerosotan ahklak, ketidakadilan dan pemerasan dari pihak kalangan atas terhadap rakyat kecil merajalela. Nabi Yesaya dikerajaan Yehuda mengecam kemerosotan itu dan mengancam hukuman Allah. Ancaman itu bukan omong kosong. Sebab kerajaan Asyur sedang berkembang dengan pesatnya dibawah pimpinan raja Tiglat-pileser. Kecaman dan ancaman nabi Yesaya itu sekarang terkumpul dalam kitabnya bercampur nubuat-nubuat lain yang tertuju kepada umat di Yehuda.[1] Saat itu, pasukan Asyur telah merebut Aram (Siria) dan mengancam kerajaan utara (Israel). Tahun 733 SM, raja Aram dan raja Israel menyerang Yehuda dan berusaha memaksa Ahaz, raja Yehuda, untuk bergabung dengan mereka melawan Asyur. Sebaliknya, Ahaz membuat perjanjian dengan Raja Asyur, dan mengabaikan peringatan yang di sampaikan Yesaya untuk tidak membuat perjanjian seperti itu. Strategi Ahaz gagal ketika Asyur menyerang dan mengalahkan kerajaan Utara tahun 721 SM. Kekalahan Israel itu membuat Yehuda menjadi sasaran empuk bagi Asyur. Tahun 701 SM, Sanherib, Raja Asyur, mengancam akan merebut Yeusalem. Namun, Raja Hizkia tetap setia kepada Tuhan dan Yerusalem pun luput (36-38).

Namun, kesukaran Yehuda belum selesai. Ketika beberapa tamu dari Babel datang mengunjungi Hizkia, Yesaya berkata bahwa kelak kerajaan Babel akan merebut Yerusalem dan membawa banyak orang Israel ke pembuangan bersama barang-barang berharga dari istana dan Bait Allah (39). Perkataan Yesaya itu terbukti benar lebih dari 100 tahun kemudian, ketika Babel mengalahkan Yehuda dan menghancurkan Yerusalem. Kelompok terakhir orang Israel di tawan ke Babel pada tahun 586 SM. Nubuat-nubuat dalam pasal 40-55 mengadaikan kekalahan itu telah terjadi sehingga kini pemberitaan Nabi bersifat mengibur dan memberi pengharapan. Tuhan akan memakai Koresh, raja Persia, untuk mengalahkan Babel (41:2-4). Koresh juga akan mengijinkan orang Yehuda pulang untuk membangun kembali Yrusalem dan Bait Allah (pasal 44:28, 45-13, Esza 1:1-4). Ia mengalahkan Babel tahun 539 SM. Tahun 538 SM, ia mengeluarkan perintah resi yang megijinkan orang Israel kembali ke Yehuda.

Umat membangun kebali bait Allah yang di tahbiskan tahun 515 SM. Saat itu, tembok-tembok kota Yerusalem belum dibangun kembali (Ezra 6:13-15, Nehemia 1-6). Meski amat berhubungan dengan pasal 40-55, masa sesudah kembali ke Yehuda menjadi fokus bagian akhir kitab Yesaya (56-66).[2]

2.1.1. Nama dan Pribadi Nabi Yesaya

Yesaya adalah anak dari seorang yang bernama Amos (1:1). Ia berasal dari keluarga pejabat/bangsawan (7:3) ia mempunyai keluarga, istri dan anak-anaknya (8:3).[3]

Nabi Yesaya selama 1.k. 40 tahun berkarya di ibu kota kerajaan Yehuda, yaitu Yerusalem. Rupanya ia berasal dari kota itu juga. Yesaya merupakan kalangan atas masyarakat. Ia mempunyai istri dan dua anak (Yes 8:3-4, 18; 7:3). Dengan leluasa nabi itu dapat mendekati raja-raja dan bergaul dengan seisi istana. Yesaya tidak hanya mendapat karunia kenabian, tetapi juga berbakat seni sastra yang kurang biasa. Ia menciptakan sajak-sajak yang termasuk karya seni sastra yag bermutu tinggi. Kecuali itu Yesaya juga seorang patriot yang bersemangat, kendati kecaman yang di lontakannya (Yes 29). Waktu nabi Yesaya yang di panggil pada tahun 740 SM, tampil keadaan umat Israel gawat di bidang politik, ekonomi dan agama. Kuasa politik yang menguasai zaman itu ialah kerajaan Asyur denagn ibu kota Niniwe di derah Mesopotamia.[4] Kitab Yesaya adalah kitab yang terutama dari kitab para Nabi, bagian besar yang ketiga dari Alkitab Perjanjian Lama. Kitab ini tergolong dalam empat Nabi Besar yaitu Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, dan Daniel.[5]

Kitab Yesaya adalah kitab yang menarik dibicarakan sebab kitab ini adalah salah satu kitab yang terbesar bersama-sama dengan kitab Mazmur dan Yeremia. Kitab ini juga adalah Gulungan yang tebanyak dalam naskah-naskah laut mati (kurang lebih 15 naskah) setelah kitab Ulangan. Kemudian kitab ini adalah kitab yag paling banyak di kutip penulis PB, hampir 411 kali ditemuakan yang dipakai oleh Tuhan Yesus, para Rasul lain. Misalnya: Matius 3:3 sebagaimana nubuat nabi Yesaya bertobatlah...!.[6]

2.1.2. Keadaan Zaman itu

Dalam pasal-pasal kitab Amos, Hosea dan Mikha kita telah memperlihatkan keadaan nasional dan internasional pada zaman nabi-nabi itu. Sekurang-kurangnya sebagian masa pelayanan Yesaya sama dengan zaman mereka. Walaupun panggilanya datang pada tahun wafatnya Uzia, namun berdasarkan 2 Tawarikh 26:22 kita menduga ia telah aktif di istana raja sekurang-kurangnya beberapa tahun sebelum itu.

Tiglat-Pileser menduduki tahta Asyur pada tahun 745 sM, dan sebelum tahun 740 sM ia telah menguasai Siria Utara. Pada tahun 738 sm ia menakhlukkan negara kota Aram dihalaman dan memaksa kerajaan-kerajaan kecil lainnya untuk membayar upeti supaya telepas dari nasib yang sama.

Sekitar tahun-tahun ini Pekah, raja Israel, di gulingkan dan penggantinya, Hosea, harus membayar upeti kepada Tiglat-Pileser, sesudah raja Asyur ini menghancurkan kota Damsyik (732 sM). Tiglat-Pileser wafat pada tahun 727 sM dan segera sesudah itu Hosea tidak lagi membayar upeti kepada penggantinya, Salmaneser. Mesir tampaknya terlibat dalam tindakan penolakan ini (2 Raj 17:4). Asyur menyerang Israel dan menahan rajanya serta serta mengambil tanahnya, tetapi tidak berhasil menakhlukkan ibukotanya, Samaria. Namun setelah tiga tahun pengepungan, Samaria jatuh (721 sM), entah kepada Samaneser atau kepada pengantinya Sargon II (yang menyebut dirinya sebagai pemenang) dan sisa orang Israel dibawa sebagai tawanan. Negerinya diduduki kembali oleh orang-orang tawanan dari daerah lain, termasuk orang Babel (2Raja 17:24) Itulah sebabnya Yesaya dan nabi-nabi lain memiliki pengetahuan terinci tentang Babel. Dengan jatuhnya kerajaan Israel, Asyur telah memperluas kekuasaanya sampai ke perbatasan utara Yehuda, dan kenyataan ini tercermin dalam filsafat akan datangnya krisis dan malapetaka, seperti yang terdapat pada kitab Yesaya.[7]



2.2. Penulisan dan Waktu Penulisan

Menurut pandangan tardisional penulis seluruh kitab Yesaya adalah nabi Yesaya yang hidup dan melayani di kerajaan Yehuda pada abad 8 sM. Sedangkan pandangan modern yang baru muncul di abad terakhir ini, menyatakan bahwa pasal 1-39 (Proto Yesaya) benar di tulis oleh Yesaya, tetapi pasal 40-55 tidak, melainkan ditulis oleh seorang nabi yang hidup pada masa pembuangan di Babel yang tidak diketahui lagi namanya sehingga disebut Deutro Yesaya. Yesaya 56-66 terdiri atas beberap kumpulan nubuat dari zaman setelah pembuangan, lazim disebut Trito Yesaya.[8]

2.3. Masalah Penulisan Kitab Yesaya

Kaum tradisional melihat bahwa kitab Yesaya merupakan satu kesatuan yang utuh termasuk soal penulis. Penulis adalah nabi sendiri dengan alasan:

1. Pasal 1:1 nubuat ini adalah penglihatan Nabi sendiri

2. Nabi sendiri yang menuiskan perintah itu (30:8)

Kaum konservatif mambagi dua bagian yang berbeda (1-39 dan 40-66). Sedang yang lebih moderat membagi tiga bagian yaitu 1-39, 40-55, 56-66.[9] Ada empat alasan utama yang telah diberikan untuk membagi Kitab Yesaya diantara dua orang pengarang atau lebih, yaitu: sudut pandang sejarah, sebutan Koresy (kelanjutan atau rincian alasan pertama), gaya bahasa, dan pandangan teologis.[10]

2.4. Maksud Penulisan

Arti nama Yesaya sendiri menyatakan salah satu tema penting kitab ini. Dalam bahasa Ibrani nama itu berarti Tuhan ‘YHWH’ menyelamatkan. Tema penting dalam bagian tengah kitab ini (pasal 40-55) adalah penghiburan dan pengharapan bagi umat pilihan Allah yang hidup di pembuangan di Babel. Tuhan Israel yang mahakudus, akan membuka jalan bagi umat untuk kembali ke Yehuda dan memulihkan bait Allahdi Gunung Sion, gunung kudus Yerusalem. Disanalah ia sekali lagi akan tinggal diantara umat (Kel 25:8, 2 Sam 6:1-2, 1 Raj8:1-2, 10-13).

Bagian pertama kitab Yesaya (pasal 1-39) juga berisi kabar buruk tentang datangnya penghukuman Allah. Banyak orang Israel telah menolak Tuhan dengan meyembah Ilah lain dan mempersembahkan kurban kepada berhala kayu dan batu. Para pemimpin Israel juga membuat perjanjian damai dengan kekuatan-kekatan asing serta membayar pajak kepada mereka. Mereka tidak percaya kepada Allah sebagai satu-satunya yang mampu menyelamatkan mereka. Mereka lupa bahwa Tuhanlah yang telah menyelamatkan mereka dari perbudakan di Mesir. Mereka menolak hukum yang telah diberikan Allah kepada Musa dan umat Isael. Hukum itu memerintahkan umat untuk menyembah Tuhan Allah saja serta mengupayakan keadilan denangan menolong mereka yang berkekurangan (1:16-17, 3:8-15), karena mengabaikan Tuhan dan tidak taat kepadaNya, penduduk Yerusalem dan Yehuda di hukum, mereka kalah di tangan musuh.

Bagian terakhir kitab Yesaya (56-66) menggambarkan umat Israel yang telah diperintahkan untuk membangun kembali Sion dan hidup sesuai perintah-perintah Allah. Umat Israel yang baru akan menjadi contoh nyata keadilan Tuhan (60:1-3, 61:1-4). Bangsa-bangsa akan mengakui kuasaAllah Israel (62:1-3), bahkan melayani umat Allah (60:10-18).[11]

2.5. Struktur dan Isi Kitab Yesaya

2.5.1. Deutero-Yesaya

Deutero-Yesaya hidup pada masa pembuangan di Babylon, kira-kira tahun 540 seb.Kr. Masa pembuangan di Babylon (tahun 597-538 seb.Kr.) adalah periode yang penting sekali bagi Yehuda, baik di bidang kemasyarakatan maupun keagamaan. Pada masa itu muncul nubuat nabi Deutero-Yesaya, yang terdapat dalam pasal 40-55 kitab Yesaya. Dalam masa pembuangan di Babylon itu Deutero-Yesaya dipanggil untuk menghiburkan bangsa Israel dan untuk memberitakan bahwa YHWH akan menyelamatkan umat-Nya. Di beberapa bagian dari Kitab Deutero-Yesaya ada terdapat konsepsi Hamba Tuhan, teristimewa dalam “Nyanyian-nyanyian Hamba Tuhan” yang empat kali terdapat dalam kitab ini:

1. Dalam Yesaya 42:1-7 (dst): Hamba Tuhan dipanggil oleh Allah dan mendapat dari padaNya Roh untuk menyatakan hukum Allah kepada bangsa-bangsa lain.

2. Yesaya 49:1-6/7 : Hamba Tuhan dipanggil oleh Allah untuk mengembalikan Israel ke tanah-air mereka, dan mereka harus menjadi terang bagi bangsa-bangsa.

3. Yesaya 50:4-9 : Hamba Tuhan itu sendiri menagatakan bahewa bangsa itu tidak mau mendengarnya, sehingga mereka memukulnya, dan oleh karena itu dia menjadi malu, tetapi dia percaya bahwa Allah akan menolongnya.

4. Yesaya 52:13-53:12 : Hamba Tuhan itu digambarkan sebagai seorang yang menderita untuk keampunan dosa Israel.

2.5.2. Isi Kitab Deutero-Yesaya

Pasal 40 : Berita kelepasan (ayat 1-11). Allah diatas semua Allah (ayat 12-31).

Pasal 41 : Tuhan membangkitkan seorang pembebas (ayat 1-7). Israel hamba Tuhan (ayat 8-20). Tuhan menantang berhala-berhala (ayat 21-29).

Pasal 42 : Hamba Tuhan (ayat 1-9). Pujian tentang penyelamatan oleh Tuhan (ayat 10-17). Kegagalan dan kebutaan Israel (ayat 18-25).

Pasal 43 : Allah adalah satu-satunya Penebus (ayat 1-7). Israel sebagai saksi Tuhan ( ayat 8-21). Dosa Israel diampuni (ayat 22-28).

Pasal 44 : Tuhan satu-satunya Allah (ayat 1-8). Betapa bodohnya pemujaaan patung (ayat 9-20). Tuhan Penebus Israel (ayat 21-28 ).

Pasal 45 : Tuhan memakai Koresy sebagai alatNya (ayat 1-8). Tuhan adalah pencipta (ayat 9-19). Seruan kepada bangsa-bangsa supaya kembali kepada Tuhan (ayat 20-25).

Pasal 46 : Dewa-dewa Babel tidak berdaya (ayat 1-13).

Pasal 47 : Keruntuhan Babel (ayat 1-15).

Pasal 48 : Tuhan menciptakan masa depan yang baru (ayat 1-11). Tuhan menebus Israel (ayat 12-22).

Pasal 49 : Hamba Tuhan sebagai Terang di tengah-tengah bangsa-bangsa (ayat 1-7). Sion dipulihkan (ayat 8-50:3).

Pasal 50 : Ketaatan hamba Tuhan (ayat 4-11 ).

Pasal 51 : Kata-kata penghiburan untuk Sion (ayat 1-23).

Pasal 52 : Tuhan menyelamatkan Sion (ayat 1-12). Hamba Tuhan yang menderita (ayat 13-53:12).

Pasal 54 : Perjanjian damai dengan Sion (ayat 1-17).

Pasal 55 : Seruan untuk turut serta dalam keselamatan yang dari Tuhan (ayat 1-13).[12]

2.5.3. Trito-Yesaya

Bagian ini disebut Trito-Yesaya, seolah-olah pasal-pasal ini berasal dari satu nabi saja, tetapi itu tidak benar. Kepercayaaan yang optimistis seperti yang terdapat dalam Deutero-Yesaya tidak ditemukan dalam Trito-Yesaya. Pentingnya hari sabat dititik-beratkan (pasal 58-13 dst).

2.5.4. Isi Trito-Yesaya

Pasal 56 : Keselamatan adalah bagi semua orang (ayat 1-8). Pemimpin-pemimpin yang fasik (ayat 9-57:5).

Pasal 57 : Penyembahan berhala adalah perzinahan (ayat 6-13). Kata-kata penghiburan (ayat 13-14).

Pasal 58: Kesalehan yang palsu dan yang sejati (ayat 1-12). Menghormati hari sabat (ayat 13-14).

Pasal 59 : Dosa adalah penghambat keselamatan (ayat 1-21).

Pasal 60 : Kemuliaan Sion yang akan datang (1-22)

Pasal 61 : Kabar selamat kepada Sion (ayat 1-11)

Pasal 62: Keselamatan Sion akan datang dengan segera (ayat 1-12).

Pasal 63 : Hukuman pembalasan atas Edom (ayat 1-6). Doa pengakuan dan permohonan Israel (ayat 7-64:12).

Pasal 65 : Jawab Allah : Hukuman bagi orang berdosa dan keselamatan bagi orang saleh (ayat 1-16). Janji mengenai langit yang baru dan bumi yang baru (ayat 17-25).

Pasal 66 : Keselamatan sesudah hukuman (ayat 1-24).[13]



2.6. Susunan Kitab Yesaya

Kitab Yesaya sering dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan situasi historis yang tampaknya melatarbelakangi setiap bagian. Bagian pertama (pasal 1-39) terutama membahas sejarah Israel dan Yehuda sekitar tahun 740 SM sampai sekitar tahun 700 SM. Berita penghukuman Yehuda, Israel dan bangsa-bangsa di sekitarnya adalah tema terpenting pada bagian ini, tetapi ada juga kata-kata pengharapan dan pemulihan (11:1-12:6, 14:1-2, 24-27, 34-35). Hukuman Tuhan atas Babel terjadi sekitar tahun 150 tahun sesudah masa Yesaya dan itu juga dinubuatkan dalam bagian ini (13:1-14:22).

Bagian kedua kitab Yesaya (pasal 40-55) berfokus pada janji-janji Allah kepada Yahuda bahwa mereka akan kembali dari pembuangan di Babel. Namun bagian ini juga mancantumkan kecaman keras bagi mereka yang percaya kepada berhala (44:12-20).

Bagian akhir kitab Yesaya (pasal 56-66) berfokus pada pembangunan bait Allah di Gunung Sion yang suci, dan suatu permulaan baru untuk Yerusalem dan pendudulnya. Namun, umat Allah juga dituntut untuk menyingkirkan berhala dan mematuhi perinyah-perintah Allah. Janji-janji Allah tentang cptaan baru (65:17-25) disertai dengan ancaman hukuman bagi mereka yang menolak Alah dan hukumNya bagi mereka yang menolak Tuhan dan hukumNya (65:1-16).[14]

2.7.Tema-tema Teologi

· Penglihatan dan isi

Penglihatan (hajon), jelas ada konteksnya. Ini memperlihatkan ada hubungan sebab akibat. Dalam penglihatan ini ada kelemahan kerajaan dan juga diri Yesaya sendiri. Misi adalaha pemberitaan tentang penolakan Israel dan dampak penolakan itu.

· Allah yang kudus

Kekudusan Allah berarti tidak berdosa dan adil, sehingga ketika Yesaya melihat Allah, Yesaya merasa tidak layak karena najis dan berdosa. Pengudusan Yesaya sebagai dasar kekuatan nabi melaksanakan tugas kenabiaannya. Kekudusan adalah mengandung penghakiman yang adil: orang-orang harus memperoleh sesuatu akibat perbuatannya.

· Umat yang kudus

Kekudusan artinya dikhususkan atau dipisahkan. Teologis melahirkan moral dan etisteologis. Yesaya juga sangat menentang hal-hal yang bersifat moral. Ketika bangsa itu najis dan bernoda, penyuciannya adalah melihat kekhususan kita dihadapannya. Kekudusan umat adalah karena Allah yang kudus.

· Allah penyelamat

Yesaya (Ibrani yesayahu) artinya Allah akan menyelamatkan. Allah adalah keselamatan secara universal, pasal 1-39:pembebasan polotis dari Asyur, pasal 45-55, pembebasan dari sipenindas (45:17), kebenaran (45:22).pasal 56-66: pembebasan adalah keadilan, pembalasan murka, penghukuman, penebusan dan belas kasihan (63:1-2).[15]

2.8. Pesan Kitab Yesaya

Nabi Yesaya adalah orang percaya, dalam kitabnya ia berpesan agar melalui isi/warta dari kitabnya itu dihayati agar menyadarkan seluruh umat akan kebesaran dan kekudusan TUHAN. Dalam kitabnya juga dipesankan bahwa mereka tetap boleh harus berpengharapan, mereka pasti ditolong dan dibebaskan dan tetap mengandalkan Tuhan. Tetap ada masa depan, bukan manusialah yang menentukan kapan dan bagaimana rencana penyelamatan Allah dilaksanakan.[16]



III. Kesimpulan

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa kitab Yesaya ialah salah satu kitab terbesar diantara kitab para nabi dan Yesaya terbagi menjadi 3 bagian yaitu Proto Yesaya, Deutro Yesaya, dan Trito Yesaya. Kitab ini juga kitab yang memberikan pemahaman yang sangat jelas dan tentang gambaran hubungan Allah dengan bangsa Israel dan kitab Yesaya ialah kitab yang bernubuat kepada bangsa Israel semenjak dizaman pembuangan sampai setelah pembuangan.

IV. Daftar Pustaka

Achim Teschner, Kitab Yesaya, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1996

Agus Jetron Saragih, Kitab Ilahi, Medan: Bina Media Perintis, 2016

Alkitab Edisi Studi, 1080

Barnabas Ludji, Pemahaman Perjanjian Lama 2, Bandung: Bina Media Informasi, 2009

C.Groenen OFM, Pengantar ke Dalam Perjanjian Lama, Yogyakarta: Kanisius, 1992

Gavin Reid, Handbook To The Bible, Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2004

J. Blommendaal, Pengantar kepada Perjanjian Lama, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2018

W.S. Lasor, dkk, Pengantar Perjanjian Lama 2, Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2016








[1] C.Groenen OFM, Pengantar ke Dalam Perjanjian Lama, (Yogyakarta: Kanisius, 1992), 247-248


[2] Alkitab Edisi Studi, 1080.


[3] Barnabas Ludji, Pemahaman Perjanjian Lama 2,(Bandung: Bina Media Informasi, 2009), 66-67.


[4] C.Groenen OFM, Pengantar ke Dalam Perjanjian Lama, (Yogyakarta: Kanisius, 1992), 247-248


[5] Gavin Reid, Handbook To The Bible, (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2004), 422.


[6] Agus Jetron Saragih, Kitab Ilahi, (Medan: Bina Media Perintis, 2016), 187


[7] W.S. Lasor, dkk, Pengantar Perjanjian Lama 2, (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2016), 258.


[8] Achim Teschner, Kitab Yesaya, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1996), 9-10.


[9] Agus Jetron Saragih, Kitab Ilahi, (Medan: Bina Media Perintis, 2016), 189.


[10] W.S. Lasor, dkk, Pengantar Perjanjian Lama 2, (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2016), 262.


[11] Alkitab Edisi Studi, 1079-1080.


[12] J. Blommendaal, Pengantar kepada Perjanjian Lama, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2018), 112-114


[13] J. Blommendaal, Pengantar kepada Perjanjian Lama, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2018), 112-114




[14] Alkitab Edisi Studi, 1081.


[15] Agus Jetron Saragih, Kitab Ilahi, (Medan: Bina Media Perintis, 2016), 192


[16] C.Groenen OFM, 249, 252, 254.

Post a Comment

silakan Komentar dengan baik
Total Pageviews
Times/ Waktu
Waktu di Kota Medan: