Tema : Pergi dan beritakanlah Firman Allah
Evangelium : Yehezkiel 2:1-5
Minggu, 04 Juli 2021 (5 Set. Trinitatis)

I. Latar belakang Kitab Yehezkiel
Nabi Yehezkiel (Bhs. Ibrani : y'khezqe'l yang artinya : Allah akan menguatkan) adalah salah satu nabi Yahudi yang bernubuat pada masa pembuangan sekitar tahun 593-571 SM. Ia menegur, menasihati dan menghiburkan bangsa Israel dalam pembuangan, di mana kata-katanya ini tertulis dalam Kitab Yehezkiel, yang terdapat dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen.
Yehezkiel adalah anak Busi, berasal dari keluarga imam dan dibesarkan di Palestina, mungkin di Yerusalem, dan dibawa ke Babel pada tahun 597 SM. Setelah lima tahun masa pembuangan (sekitar tahun 593 SM), pada usia tiga puluh tahun ia dipanggil Allah menjadi nabi (Yehezkiel 1:1). Dalam pembuangan tersebut, ia tinggal di Tel Abib di tepi sungai Kebar. Yehezkiel menikah namun istrinya meninggal secara mendadak sebagai salah satu bentuk tindak kenabian Yesaya, sebab Allah telah menyatakan sebelumnya sebagai tanda bagi Israel.
Yehezkiel menekankan perlunya pembaharuan hati dan jiwa, serta tanggung jawab setiap orang atas dosa-dosanya sendiri. Ia juga menyatakan harapannya akan pembaharuan hidup bagi bangsa Israel. Sebagai imam dan juga selaku nabi, Yehezkiel memberi perhatian khusus kepada Rumah TUHAN dan pentingnya hidup menurut kehendak TUHAN.
II. Keterangan Khotbah
Panggilan menjadi seorang nabi (bahasa Ibrani: נְבִיאִים, baca : Nəḇî'îm, yang artinya : "Nabi-nabi") ataupun menjadi hamba Tuhan (bhs. Ibrani : Eved Yahweh) bukanlah hal yang mudah dan menyenangkan, tetapi merupakan hal yang berat dan penuh dengan resiko, dan bahkan nyawa sendiripun jadi taruhannya. Demikian juga dengan pemanggilan nabi Yehezkiel, ia menjadi seorang nabi ditengah-tengah bangsa Israel yang ada di pembuangan di Babel, yang tidak mau bertobat dan berbalik kepada Tuhan. Marilah kita ikuti nats Epistel kita pada saat ini.
Ada dua hal yang mau dibahas dalam Yehezkiel 2:1-5 (Nats Epistel), walau sebenarnya ayat 6-10 merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dua hal tersebut adalah panggilan nabi Yehezkiel dan pesan (Firman Tuhan) Tuhan kepada nabi Yehezkiel dan juga kepada orang Israel.
A. Panggilan nabi Yehezkiel
Nabi Yehezkiel dipanggil Tuhan dan disuruh untuk menyampaikan pesan Tuhan (Firman Tuhan) kepada orang Israel (ay. 3), baik itu diterima ataupun ditolak oleh orang Israel (ay. 5; ay. 7) ? Alasan kenapa orang Israel tidak mau mendengar nabi Yehezkiel adalah karena orang Israel tidak mau berbalik dan bertobat kepada Tuhan, hati yang penuh dengan dosa yang menutupi mata rohani iman mereka kepada Tuhan. Kemudian adalah orang Israel adalah orang yang suka memberontak kepada Tuhan (ay. 3), keras kepala (pir bohi) dan tegar hati (na tangkang marroha lih, ay. 4). Dan orang Israel lebih takut kepada manusia (bangsa Babel yang menawan mereka) daripada takut kepada Tuhan, sebagai Tuhan yang Maha Kuasa dan Maha Pengasih.
Diterima atau ditolak pesan Tuhan yang disampaikan oleh nabi Yehezkiel, nabi Yehezkiel tetap harus menyampaikan pesan Tuhan tersebut dan tidak boleh disembunyikan pesan Tuhan tersebut atau diputarbalikkan kebenaran Firman Tuhan seperti nabi-nabi palsu (lih. Yeh. 13; bdk. 2 Tim. 4:2-5). Sekalipun itu beresiko tinggi sampai nyawa nabi Yehezkiel sendiri terancam karena menyampaikan suara kenabian dan suara kebenaran yang dari Tuhan. Dan memang itulah resiko memikul salib Tuhan dan resiko menjadi nabi Tuhan, sama seperti rasul Paulus mengatakan “Ai Kristus do hangoluan di ahu, jala laba nang hamatean” (Pilippi 1:21).
B. Pesan Tuhan (Firman Tuhan) kepada nabi Yehezkiel.
Pesan Tuhan kepada orang Israel di pembuangan di Babel adalah pertobatan dan berbalik kepada Tuhan serta menjaga kekudusan hidup mereka. Adapun kesalahan mereka adalah menyakiti sesama orang Israel (menindas antara yang kaya dengan yang miskin dan menjual sesamanya manusia untuk dijadikan budak), dan menyakiti hati Tuhan yaitu dengan menduakan Tuhan dengan menyembah dewa berhala (lih. Yeh. 36:13-32). Jikalau orang Israel mau bertobat dan mencari Tuhan didalam kehidupan mereka, maka Tuhan akan memulihkan bangsa mereka dan membebaskan mereka dari pembuangan di Babel (lih. Pasal 40-48 : Penglihatan Tentang Zaman Baru).
Hanya saja persoalannya adalah tidak semua orang Israel mau bertobat dan berbalik kepada jalan Tuhan. Ini bisa dilihat pada ayat 3-5 yang mengatakan bahwa orang Israel adalah bangsa pemberontak, keras kepala dan tegar hati. Dan nabi Yehezkiel juga dipesankan oleh Tuhan agar nabi Yehezkiel juga tidak ikut-ikutan seperti bangsa Israel yang memberontak kepada Tuhan (ay. 8), dan nabi Yehezkiel harus berani menyatakan kebenaran yang dipesankan oleh Tuhan. Sebab yang berkata melalui nabi Yehezkiel adalah Tuhan sendiri dengan cara mengirimkan Roh-Nya (ay. 2), dan Roh Tuhan lah yang memampukan nabi Yehezkiel untuk menyampaikan pesan Tuhan (pertobatan dan berbalik kepada Tuhan) kepada bangsa Israel.
III. Aplikasi
Tema Minggu ini adalah “Borhat Mamaritahon Hata Ni Debata” (Pergi Dan Beritakanlah Firman Allah), berarti melalui tema Minggu ini kita selaku orang Kristen (Jemaat, Parhalado dan hamba Tuhan) diajak dan diutus oleh Tuhan untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia dan membaptis orang didalam nama Tritunggal (Allah Bapa, Tuhan Yesus Kristus, Roh Kudus) sesuai dengan amanat Agung Tuhan Yesus (Mateus 28:19 “Laho ma hamu, podai hamu ma saluhut bangso, didi hamu ma nasida tubagasan Goar ni Ama. Anak dohot Tondi Parbadia!”), agar setiap orang yang menerima dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus memperoleh keselamatan yang kekal yaitu : masuk kedalam kerajaan surga.
Tetapi ada beberapa hal yang harus kita ikuti dan kita tiru melalui Firman Tuhan pada saat ini sebelum melakaukan penginjilan adalah :
1. Selalu berpegang kepada kebenaran Firman Tuhan.
2. Biarlah tuntunan Roh Kudus yang bekerja dan berkata-kata didalam diri kita didalam menyampaikan berita Injil.
3. Jangan takut dan kuatir didalam menyampaikan kebenaran Firman Tuhan, tegurlah yang salah dengan penuh kasih dan bukan dengan amarah, serta katakan : “salah bagi yang salah”, dan “benar bagi yang benar” (lih. Yeh. 3:21 “Alai molo tung dipalumba ho partigor i na sai laon, unang nian mardosa partigor i, gabe laos so mardosa ibana, ingkon mangolu ibana, ala na olo ibana palumbaon, ho pe nunga dipalua ho tondim”).
4. Orang Kristen harus selalu membawa terang Tuhan, bisa diteladani dan ditiru oleh orang lain, dan bukan menjadi batu sandungan bagi orang lain serta berani tampil beda yaitu : bukan menjadi sama dengan orang duniawi.
Post a Comment