Kiprah Zwingly dan Yohanes Calvin pada Reformasi gereja di swiss pada abad 16-17
Kiprah Zwingly dan Yohanes Calvin pada Reformasi gereja di swiss pada abad 16-17
I. Pendahuluan
Reformasi di Swiss adalah salah satu reformasi Eropa, tokoh utama reformasi yaitu Martin Luheryang memberikan banyak pengaruh besar bagi perkembangan dan perubahan gereja, tata ibadah, sakramen dan baptisan. Namun selain Luther, juga terdapat tokoh reformasi seperti Ulrich Zwingli dan Johanes Calvin yang juga berperan penting dalam peembaharuan gereja di Swiss pada abad 15-16. Calvin juga ingin membuat suatu perubahan dalam kekristenan karena dia melihat kesuraman yang terjadi pada reformasi gereja di Swiss ini, karena banyaknya perbedaan-perbedaan yang snagat jauh berbeda.
II. Pembahasan
2.1. Latar Belakang Gereja Swiss
Dalam reformasi, sebagaimana yang terjadi di negara Swiss, seyogianya dikelompokkan dalam dua wilayah yang berbeda. Yang pertama dipimpin oleh zwingli dan berpusat di kota Zurich. Yang kedua dipimpin oleh Calvin dan berpusat di kota Geneva, tempat permukiman kebanyakan keluarga yang berbahasa Prancis. Karena Luther adalah pendahulu Zwingli dan Calvin, banyak orang akan mudah terbawa pada suatu kesimpulan yang kurang tepat, yakni dengan menyangka bahwa perjuangan kedua reformator Swiss sekedar meniru Luther. Namun, faktanya tidaklah demikian. Meskipun Luther saja telah memperbaharui Zwingli dan Calvin, tetapi tampak jelas bahwa kedua tokoh ini bukanlah peniru Luther.[1] Namun tetap harus diingat bahwa munculnya Reformasi ditandai dengan kritikan dari Marthin Luther. Kritikan Luther disetujui banyak orang, baik dari rekan-rekan imam maupun anggota-anggota biasa. Reformasi telah dimulai untuk turut membangkitkan semangat reformator-reformator lainnya untuk melakukan pembaharuan yang berdasarkan Kitab Suci diantaranya dilakukan oleh Ulrich Zwingli sera John Calvin.[2]
2.2. Ulrich Zwingly
2.2.1. Riwayat Zwingly
Ulrich Zwingli adalah pembina protestantisme di Swiss dan teolog Reformasi Calvinis pertama. Ulrich Zwingli lahir pada Tahun Baru 1484, lima puluh dua hari sesudah Luther, di Wildhaus, sekitar 60 kilometer dari Zurich.[3] Ayahnya adalah seorang pemuka di Wildhaus dan ibunya adalah seorang perempuan dari seorang imam.Ia memiliki tujuh saudara laki-laki dan dua saudara perempuan. Zwingli dididik dalam agama Katolik Roma oleh orangtuanya yang takut akan Allah. Sejak kecil ia sudah memperlihatkan kesukaannya akan ilmu pengetahuan. Pada umur 10 tahun ia dikirim ke Basel untuk belajar pada sebuah sekolah Latin, dimana ia belajar bahasa Latin, Musik dan Dialektika. Pada tahun 1498 ia memasuki Kolese Bern yang disuh oleh seorang sarjana klasik yang terkenal di Swiss, yaitu Heinrich Wolflin, sejak tahun 1500-1502 ia belajar pada universitas Wina, yang menjadi pusat studi klasik pada masa itu. Ia belajar filsafat Skolastik, astronomi, Fisika. Tujuannya yang utama adalah menjadi seorang Humanisme. Pada tahun 1502 ia kembali ke Basel dan mengajar bahasa Latin pada sekolah St. Martin dan sementara itu ia terus belajar melanjutkan studinya, sehingga tahun 1506 ia meraih gelat MA. Kemudian ia dikenal dengan panggilan Master Ulrich. Kemudian ia ditahbiskan menjadi imam oleh Uskup Konstans serta menjadi imam di Glarus.[4] Sehingga tahun 1516 Zwingli pindah dan menjadi imam wilayah Einsiedln, yang pada waktu itu seperti juga sekarang menjadi pusat pemujaan Anak Dara Maria. Ketika berada di Glarus dan Einsiden Zwingli banyak membaca, dan dalam waktu itulah ia meletakan dasar-dasar pandangan Reformasinya. Khususnya mulai ia sadar akan peranan utama Alkitab yang juga adalah wewenang terakhir. Tahun 1518 Zwingli menjadi Imam di Grossmunster di Zurich. Di sana secara sistematis ia ber khotbah membahas kitab kitab Alkitab secara menyeluruh. Ini biasanya dilakukan di gereja Purba, tetapi pada jaman Zwingli ini tindakan pembaruan yang radikal.
2.2.2. Reformasi Zwingli di Swiss
Di Swiss dapat dikatakan bahwa reformasi di rancangkan oleh Ulrich Zwingli (1484-1531) dan kawan kawan. Sebelum jadi Reformator sama seperti Luther, Zwingli adalah seorang Imam GKR. Tetapi lebih dari Luther, jumlah sangat dipengaruhi oleh humanisme dari Erasmus dan karena itu memberi tempat yang penting bagi akal budi dalam rangka memahami ajaran gereja. Hal ini kalau ikut menentukan perbedaan pandangan di antara keduanya, antara lain mengenai kehadiran Kristus dalam perjamuan kudus.
Sejak 1516 Zwingli sudah mulai berfikir untuk mengupayakan reformasi gereja, dan itu dilakukan berlandaskan keyakinan bahwa Alkitab merupakan otoritas tertinggi dan terakhir dalam gereja dan masyarakat. Sejak 1518 ya sudah mulai menyajikan khotbahnya berupa uraian isi Alkitab secara sistematis.
Pada tahun 1522 Zwingli sejumlah orang Yang sepandangan dengannya mengeluarkan pernyataan yang berisi tuntutan pembaruan yang radikal di dalam gereja. Uskup dan Imam Imam GKR di kota itu tidak mendukung tuntunan itu, sehingga pada bulan November tahun itu Juga Zwingli minta berhenti sebagai Imam GKR seraya menolak wewenang gereja itu atas dirinya. Pemerintah kota Zurich segera mengangkat nya kembali ke posisinya semula, tetapi tidak lagi di bawah wewenang hirarki GKR, melainkan langsung di bawah wewenang pemerintah. Peristiwa ini menandai awal reformasi di Swis, yang mengarah pada bentuk gereja negara. Pihak GKR berupaya memprotes tindakan pemerintah kota Zurich itu, tetapi tidak begitu berhasil.
Dalam reformasinya ini Zwingly mendapat hambatan yaitu ia mencatat adanya korupsi dalam hierarki gerejawi, mempromosikan pernikahan klerikal, menyerang penggunaan gambar dan rupa (patung) di tempat-tempat ibadah. Zwingli juga terlibat dalam percekcokan dengan kaum Anabaptis, yang mengakibatkan terjadinya penganiayaan terhadap mereka.
2.2.3. Pandangan Zwingli mengenai sakramen-sakramen
Zwingly mencatat bahwa istilah sakramen mempunyai pengertian dasar “sumpah” dan mula mula menganggap Sakramen Sakramen Baptisan dan Ekaristi (sisa lima Sakramen lainnya dan sistem aktolik ditolak) sebagai tanda tanda kesetian Allah kepada umatnya dan janji anugrahNya untuk ke kampunan. Ia mengatakan Sakramen dapat dipergunakan untuk merujuk pada perkara perkara yang telah Allah lembaga kan, perintahkan, tahbiskan melalui firmanNya, yang adalah sama kokohnya dan sama pastinya bila ia telah berjanji mengucapkan sumpah dengan tujuan ini. Sampai titik ini terdapat kesamaan di tingkat tertentu antara pandangan pandangan mutar dan juga Inggris mengenai Sakramen Sakramen (meskipun persoalan tentang kehadiran Kristus yang nyata dalam perjamuan kudus memisahkan mereka secara radikal). Jumlah juga menyatakan bahwa Sakramen itu merujuk pada jaminan ketaatan dan Kesetiaan kita, satu terhadap yang lain. Latar belakang Zwingli yang seorang pendeta tentara). Zwingli berpendapat bahwa satu Sakramen memungkinkan seseorang dapat membuktikan kepada gereja bahwa ia bermaksud, atau sudah menjadi tentara Kristus dan yang mengkonfirmasikannya kepada seluruh gereja, daripada hanya kepada dirinya sendiri, tentang imannya. Dalam Baptisan, orang percaya itu berjanji untuk setia kepada Persekutuan gereja, di dalam perjamuan kudus, ia mendemonstrasikan kesatu Kesetiaan itu kepada masyarakat umum. Jadi Zwingli mengembangkan ide bahwa Sakramen Sakramen itu berada di bawah atau lebih rendah dari pemberitaan Firman Allah. Khotbah inilah yang melahirkan Iman, Sakramen Sakramen hanya menyediakan kesempatan yang dengannya Iman ini dapat didemonstrasikan di depan umum. Pemberitaan Firman Allah adalah penting dan Sakramen Sakramen adalah seperti cap atau materi pada sebuah surat surat mereka mengkonfirmasi subtansinya.
2.2.4. Pandangan Zwingli mengenai kedaulatan Ilahi
Teologi Zwingli hampir secara total dibentuk oleh perasaannya akan mahakuasaan yang mutlak dari Allah dan ketergantungan total manusia padanya. Ide Zwingli tentang kedaulatan Allah yang mutlak dikembangkan dalam ajaranya tentang pemeliharaan Allah khususnya dalam Khotbahnya yang terkenal De prouidentia “Tentang pemeliharaan Allah”. Penekanan Zwingli atas kemahakuasaan ilahi dan ketidakberdayaan manusia pada akhinya diturunkan dari pembacaannya akan tulisan-tulisan Rasul Paulus dan diberi kepentingan eksistensisial melalui pertemuannya yang dekat dengan kematian dalam bulan Augustus 1519. Bagi Zwingli, kitab suci menyangkut terutama dengan hukum Allah, dengan suatu kumpulan aturan untuk tingkah laku, dengan tuntutan-tuntutan yang dibuat oleh Allah yang Mahakuasa untuk umat-Nya. Zwingli menganggap hukum dan Injil keduanya secara esensial adalah sama.
2.2.5. Perdebatan Zwingli dengan Luther
Perselisihan kedua terjadi dengan Luther mengenai kehadiran Yesus kristus dalam perjamuan kudus. Luther menolak doktrin Katolik Roma tentang transsubstansiasi, tetapi tetap percaya akan kehadiran yang nyata dari tubuh dan darah Kristus “dalam dengan dan di bawah” roti dan anggur. Zwingli melepaskan pendapat ini pada tahun 1524 karena pengaruh orang Belanda bernama Cornelius Hoen, pengaruh yang diberikan Cornelius Hoen pada Zwingli adalah pengaruh bahwasanya dalam perjamuan kudus roti dan anggur merah hanyalah lambang dari tubuh dan darah kristus. Sejak itu ia menolak kehadiaran yang nyata dan menegaskan bahwa roti dan anggur hanya lambang dari tubuh dan darah kristus. Melalui Roh kudus, kristus hadir pada perjamuaan kudus, tetapi tubuhNya dan darahNya serta kemanusiaan-Nya tetap di surga di sebelah kanan Allah Bapa.
Disini Zwingli menegaskan kembali alasan yang ia kemukaan kepada luther di percakapan Marburg setahun sebelumnya. Zwingli sangat bersemangat menentang kehadiran secara fisik tubuh kristus pada Perjamuan Kudus, tetapi ia tidak luput sama sekali dari bahaya membuat Perjamuaan menjadi peringatan belaka. [5]
Pada akhir dari perdebatan Zwingli dan Luther, Pengaruh yang diberikan oleh Martin Luther, Ulrich Zwingli sampai saat ini begitu terasa, khususnya dalam kehidupan gereja-gereja di Indonesia. Meskipun kedua tokoh tersebut memiliki banyak perbedaan dalam mereformasi gereja, namun mereka memiliki dasar yang sama, yaitu bahwa kebenaran ilahi harus di cari dalam Alkitab.
2.2.6. Perbandingan Zwingli dan Luther
Jika kita membandingkan Luther dan Zwingli, terdapat beberapa persamaan/perbedaan di antara kedua orang reformator tersebut, sebagai berikut:
1. Zwingli, sama-sama dibesarkan di dalam lingkungan Katolik, tetapi akar-akar Katolik Luther terlihat lebih kuat, sehingga menyebabkan beliau melanjutkan beberapa bagian ajaran Katolik, khususnya yang terkait sakramen yang mirip dengan pengajaran Katolik
2. Zwingli terdidik di bawah pengaruh pandangan Erasmus dan langsung beralih dari pelbagai karangan klasik ke Perjanjian Baru. Sedangkan, Luther sempat mengalami pergumulan rohani yang begitu mengguncang sebelum akhirnya beliau menerima kedamaian dalam doktrin pembenaran oleh iman.
3. Zwingli begitu mudah memisahkan diri dari otoritas Kepausan dan Gereja Katolik, sebaliknya sebelum Luther menghadapi mereka, beliau terlebih dahulu harus mengalami pergumulan rohani pribadi yang begitu dasyat.
4. Zwingli bertindak secara lebih radikal dibanding Luther, tetapi Luther adalah pembela utama doktrin kemerdekaan di dalam Kristus; Zwingli cendrung mengarah rasionalisme, sedangkan Luther cendrung lebih mistis dengan kesamaan, kedua reformator tersebut sama-sama tunduk terhadap otoritas Alkitab.
5. Dari sisi kecardasan dan keberanian, Zwingli setara dengan Luther; beliau lebih unggul dari Luther dari sisi etika dan toleransi, dan kewibawan.[6]
Dikatakan Zwingly sangat mudah melepaskan otoritas kepausan di GKR bukan karena dia ingin berpaling namun, pada saat itu Zwingli merupakan imam gereja katolik yg dmn pandanganny brbda dgn Luther. Hal ini jg sudah kami bahas dalam paper kami di Reformasi zwingli di Swiss. Sejak 1516 Zwingli sudah mulai berfikir untuk mengupayakan reformasi gereja, dan itu dilakukan berlandaskan keyakinan bahwa Alkitab merupakan otoritas tertinggi dan terakhir dalam gereja dan masyarakat. Sejak 1518 ya sudah mulai menyajikan khotbahnya berupa uraian isi Alkitab secara sistematis. Pada tahun 1522 Zwingli sejumlah orang Yang sepandangan dengannya mengeluarkan pernyataan yang berisi tuntutan pembaruan yang radikal di dalam gereja. Uskup dan Imam Imam GKR di kota itu tidak mendukung tuntunan itu, sehingga pada bulan November tahun itu Juga Zwingli minta berhenti sebagai Imam GKR seraya menolak wewenang gereja itu atas dirinya.
2.2.7. Masa pelayanan Zwingli
a. Pada 1506 zwingli diangkat sebagai imam gereja Katolik Roma di Wilayah Glarus. Ketika ia berada di sana ia mulai menyerang perdagangan tentara bayaran. Pada waktu itu serdadu Swiss sangat disukaki sebagai tentara bayaran. Inilah sumber keuangan yang menguntungkan. Zwingli menganggap praktik-praktik ini tidak bermoral dan ia mulai berkhotbah untuk melawannya.
b. Pada 1516 Zwingli pindah dan menjadi iman wilayah Einsiedeln. Daerah ini dikenal sebagai pusat pemujaan Anak Dara Maria. Dianggap patung ini banyak membuat mukjizat. Ketika di Glarus dan Einsiedeln, Zwingli banyak membaca dan dalam waktu itulah ia meletakkan dasar-dasar pandangan reformasinya. Khususnya ia mulai menjadi peran utama Alkitab yang juga adalah wewenang terakhir. Keinginannya ialah kembali kapada sumber-sumber yang asli. Jemaat menurutnya harus mendengarkan berita injil yang murni. Hal yang penting baginya adalah satu-satunya karya Kristus sebagai perantara.
c. Sejak 1518 Zwingli sudah mulai menyiapkan khotbahnya berupa uraian isi Alkitab secara sistematis. Ia menghapus “lectio selecta”. Zwingli berusaha memberitakan firman Allah dengan sistem lectio continua.
d. Pada 1520 ia mulai menggiatkan reformasi di Zurich. Pada waktu itu, ia makin sadar bahwa yang diajarkan oleh gereja Katolik Roma tidak benar. Penyampaian Khogah yang langsung bersumber dari Alkitab dan berisi himbauan reformasi ini semakin diintensifkan ketika ia ditepatkan di Zurich.
e. Pada 1522 Zwingli dan sejumlah orang yang sepandangan dengannya mengeluarkan pernyataan yang berisi tuntutan pembaruan secara radikal di dalam gereja. Uskup dan imam-imam Gereja Katolik Roma di kota itu tidak mendukung tuntutan itu, sehingga November 1522 Zwingli diminta berhenti sebagai imam Gereja Katolik Roma seraya menolak wewenang gereja itu atas dirinya. Pengunduran itu diumumknnya secara resmi di mimbar gereja. Pemerintah kota Zurich segera mengangkatnya kembali ke posisinya semula, tetapi tidak lagi di bawah wewenang pemerintah. Peristiwa ini menandai awal reformasi di Swiss.
f. Pada 1523 Zwingli menyusun 67 dalil untuk disputasi pertama di Zurich. Disputasi ini membawa banyak perubahan dalam gereja. Ke-67 dalil beserta eksposisi dan pembuktian kesimpulan atau Artikel-artikel dan bukunya tafsiran tentang agama yang benar dan yang palsu merupakan karya-karya tulis Zwingli.[7]
2.2.8. 67 Dalil Zwingli
1. Semua yang mengatakan bahwa Injil tidak sah tanpa konfirmasi dari Gereja yang salah dan memfitnah Allah.
2. Jumlah dan inti Injil adalah bahwa Tuhan kita Yesus Kristus, Anak Allah yang sejati, telah memberitahukan kepada kita kehendak Bapa surgawi-Nya, dan dengan kepolosannya membebaskan kita dari kematian dan mendamaikan Allah.
3. AKU AKU AKU. Karena itu Kristus adalah satu-satunya cara keselamatan bagi semua yang pernah ada, ada dan akan ada.
4. Siapa yang mencari atau menunjukkan pintu lain keliru, ya, dia adalah pembunuh jiwa dan pencuri.
5. Karena itu semua yang menganggap ajaran lain sama atau lebih tinggi dari Injil, salah dan tidak tahu apa itu Injil.
6. Karena Yesus Kristus adalah penuntun dan pemimpin, yang dijanjikan Tuhan kepada semua manusia, yang janji itu digenapi.
7. Bahwa ia adalah keselamatan abadi dan kepala semua orang percaya, yang adalah tubuhnya, tetapi yang sudah mati dan tidak dapat melakukan apa-apa tanpanya.
8. Dari sini pertama-tama diketahui bahwa semua yang tinggal di kepala adalah anggota dan anak-anak Allah, dan bahwa itu adalah gereja atau persekutuan orang-orang kudus, pengantin perempuan Kristus, Ecclesia catholica.
9. Lebih lanjut, bahwa ketika anggota tubuh tidak dapat melakukan apa pun tanpa kendali kepala, maka tidak seorang pun di dalam tubuh Kristus yang dapat melakukan yang terkecil tanpa kepalanya, Kristus.
10. Ketika pria itu gila, anggota tubuhnya (mencoba) melakukan sesuatu tanpa kepalanya, merobek, melukai, melukai dirinya sendiri; jadi ketika para anggota Kristus melakukan sesuatu tanpa kepala mereka, Kristus, mereka gila, dan melukai dan membebani diri mereka dengan tata cara yang tidak bijaksana.
11. Karena itu kita melihat dalam tata cara administrasi (yang disebut) klerus, mengenai kemegahan, kekayaan, kelas, jabatan, hukum, penyebab semua kebodohan, karena mereka juga tidak setuju dengan kepala.
12. Jadi mereka masih marah, bukan karena kepala (untuk itu orang bersemangat untuk memunculkan pada saat-saat ini dari rahmat Allah,) tetapi karena seseorang tidak akan membiarkan mereka marah, tetapi mencoba untuk memaksa mereka untuk mendengarkan kepala.
13. Di mana ini (kepala) didengarkan orang belajar dengan jelas dan jelas kehendak Allah, dan manusia tertarik oleh rohnya kepadanya dan berubah menjadi dia.
14. Karena itu semua orang Kristen akan menggunakan ketekunan terbaik mereka agar Injil Kristus diberitakan sama di mana-mana.
15. Karena dalam iman ada keselamatan kita, dan dalam ketidakpercayaan hukuman kita; karena semua kebenaran jelas dalam dirinya.
16. Dalam Injil kita belajar bahwa doktrin dan dekrit manusia tidak membantu keselamatan.
TENTANG POPE
17. Bahwa Kristus adalah satu-satunya imam besar yang kekal, yang darinya orang-orang yang menyebut diri mereka imam besar telah menentang kehormatan dan kuasa Kristus, ya, usirlah.
TENTANG MASSA
18. Bahwa Kristus, setelah berkorban sekali saja, adalah keabadian kurban tertentu dan sah untuk dosa-dosa semua umat beriman, yang darinya massa tidak berkorban, tetapi merupakan pengingatan akan pengorbanan dan kepastian keselamatan yang dimiliki Kristus. memberi kita.
19. Bahwa Kristus adalah satu-satunya perantara antara Allah dan kita.
TENTANG INTERCESI ORANG-ORANG ORANG
20. Bahwa Allah ingin memberi kita semua hal dalam nama-Nya, dari mana mengikuti bahwa di luar kehidupan ini kita tidak membutuhkan perantara kecuali dirinya sendiri.
21. Bahwa ketika kita saling mendoakan di bumi, kita melakukannya sedemikian rupa sehingga kita percaya bahwa semua hal diberikan kepada kita hanya melalui Kristus
TENTANG KARYA BAIK
22. Bahwa Kristus adalah keadilan kita, yang darinya berikut bahwa pekerjaan kita sejauh mereka baik, sejauh mereka adalah dari Kristus, tetapi sejauh mereka milik kita, mereka tidak benar atau tidak baik.
TENTANG PROPERTI KLERIS
23. Bahwa Kristus menghina harta benda dan kemegahan dunia ini, dari mana itu mengikuti bahwa orang-orang yang menarik kekayaan bagi diri mereka sendiri dalam nama-Nya memfitnahnya dengan sangat buruk ketika mereka menjadikannya dalih untuk ketamakan dan keinginan mereka.
TENTANG LARANG MAKANAN
24. Bahwa tidak ada orang Kristen yang terikat untuk melakukan hal-hal yang tidak ditetapkan oleh Tuhan, oleh karena itu seseorang dapat makan setiap saat sepanjang makanan, dari mana orang mengetahui bahwa dekrit tentang keju dan mentega adalah tipuan Romawi.
TENTANG LIBURAN DAN PILGRIMASI
25. Waktu dan tempat itu berada di bawah yurisdiksi orang-orang Kristen, dan manusia bersama mereka, yang darinya diketahui bahwa mereka yang mengatur waktu dan tempat merampas kebebasan orang Kristen dari kebebasan.
TENTANG HOODS, DRESS, INSIGNIA
26. Bahwa Tuhan tidak senang dengan kemunafikan; dari yang dipelajari bahwa semua adalah kemunafikan dan pemborosan yang semata-mata menunjukkan kepada manusia. Di bawah penghukuman ini jatuh tudung, lencana, piring, dll.
TENTANG PESANAN DAN DETIK
27. Bahwa semua orang Kristen adalah saudara Kristus dan saudara satu sama lain, dan tidak akan memiliki ayah (untuk diri mereka sendiri) di bumi. Di bawah kutukan ini jatuh perintah, sekte, persaudaraan, dll.
TENTANG MARRIAGE OF ECCLESIASTS
28. Bahwa semua yang diizinkan atau tidak dilarang oleh Allah adalah benar, maka pernikahan diizinkan untuk semua manusia.
29. Bahwa semua yang dikenal sebagai pendeta berbuat dosa ketika mereka tidak melindungi diri mereka sendiri dengan perkawinan setelah mereka menyadari bahwa Tuhan tidak memampukan mereka untuk tetap suci.
TENTANG SUMPAH KESUCIAN
30. Bahwa mereka yang menjanjikan kesucian [di luar pernikahan] mengambil terlalu banyak kebodohan atau kekanak-kanakan, dari yang dipelajari bahwa mereka yang membuat janji seperti itu melakukan kesalahan kepada makhluk saleh.
TENTANG LARANGAN
31. Bahwa tidak ada orang khusus yang dapat memberlakukan larangan [ekskomunikasi] terhadap siapa pun, kecuali Gereja, yaitu jemaat [penuh] dari mereka yang tinggal di antara mereka, bersama dengan penjaga mereka, yaitu, pendeta.
32. Yang satu itu bisa melarang hanya dia yang memberikan pelanggaran publik.
TENTANG PROPERTI ILEGAL
33. Properti yang diperoleh dengan tidak adil tidak akan diberikan ke kuil, biara, katedral, pendeta atau biarawati, tetapi untuk yang membutuhkan, jika tidak dapat dikembalikan ke pemilik sah.
TENTANG MAGISTRI
34. Kekuatan spiritual (disebut demikian) tidak memiliki pembenaran atas kemegahannya dalam pengajaran Kristus
35. Tetapi umat awam memiliki kuasa dan konfirmasi dari perbuatan dan doktrin Kristus.
36. Semua yang disebut oleh negara yang secara spiritual disebut memiliki kekuasaan dan perlindungan adalah milik umat awam, jika mereka ingin menjadi orang Kristen.
37. Bagi mereka, lebih jauh, semua orang Kristen harus taat tanpa kecuali.
38. Sejauh mereka tidak memerintahkan apa yang bertentangan dengan Tuhan.
39. Karena itu semua hukum mereka harus selaras dengan kehendak ilahi, sehingga mereka melindungi yang tertindas, bahkan jika dia tidak mengeluh.
40. Mereka sendiri dapat dihukum mati secara adil, juga, hanya mereka yang memberikan pelanggaran publik (jika Tuhan tidak tersinggung biarkan hal lain diperintahkan).
41. Jika mereka memberikan nasihat dan bantuan yang baik kepada mereka yang harus mereka pertanggungjawabkan kepada Tuhan, maka mereka berutang budi kepada mereka.
42. Tetapi jika mereka tidak setia dan melanggar hukum-hukum Kristus mereka dapat digulingkan dalam nama Allah.
43. Singkatnya, wilayahnya adalah yang terbaik dan paling stabil yang memerintah atas nama Tuhan saja, dan yang terburuk dan paling tidak stabil yang memerintah sesuai dengan kehendaknya sendiri.
TENTANG DOA
44. Para pembuat petisi sejati berseru kepada Allah dalam roh dan sungguh-sungguh, tanpa basa-basi di hadapan manusia.
45. Orang-orang munafik melakukan pekerjaan mereka sehingga mereka dapat dilihat oleh pria, juga menerima upah mereka dalam kehidupan ini.
46. Karena itu ia harus selalu mengikuti gereja itu — nyanyian dan protes tanpa ketaatan, dan hanya untuk imbalan, adalah mencari ketenaran di hadapan para lelaki atau mendapatkan.
TENTANG PENAWARAN
47. Kematian tubuh seorang pria harus menderita sebelum dia menyinggung atau menghina seorang Kristen.
48. Siapa pun yang melalui kebodohan atau ketidaktahuan tersinggung tanpa sebab, ia tidak boleh dibiarkan sakit atau lemah, tetapi ia harus menjadi kuat, bahwa ia tidak boleh dianggap sebagai dosa yang bukan dosa.
49. Pelanggaran yang lebih besar Saya tahu tidak dari itu seseorang tidak mengizinkan para imam untuk memiliki istri, tetapi mengizinkan mereka untuk menyewa pelacur. Keluar atas rasa malu!
TENTANG PENGIRIMAN SIN
50. Tuhan sendiri yang menghapuskan dosa melalui Yesus Kristus, Putranya, dan hanya Tuhan kita.
51. Siapa yang menugaskan ini untuk makhluk ciptaan mengurangi kehormatan Tuhan dan memberikannya kepada dia yang bukan Tuhan; ini adalah penyembahan berhala yang nyata.
52. Oleh karena itu pengakuan yang dibuat kepada imam atau tetangga tidak akan dinyatakan sebagai pengiriman uang dosa, tetapi hanya mencari nasihat.
53. Pekerjaan penebusan dosa yang berasal dari nasihat manusia (kecuali ekskomunikasi) tidak membatalkan dosa;mereka dikenakan sebagai ancaman bagi orang lain.
54. Kristus telah menanggung semua rasa sakit dan kerja keras kita. Karena itu siapa pun yang ditugaskan untuk pekerjaan penebusan dosa milik Kristus salah dan memfitnah Allah.
55. Siapa pun yang berpura-pura mengirim dosa kepada orang yang berdosa tidak akan menjadi pendeta Allah atau Santo Petrus, tetapi dari setan.
56. Siapa pun yang melakukan dosa apa pun hanya demi uang adalah pendamping Simon dan Bileam, dan utusan setan yang dipersonifikasikan.
TENTANG PURGATORIUM
57. Kitab Suci ilahi yang benar tidak tahu apa-apa tentang api penyucian setelah kehidupan ini.
58. Hukuman orang mati hanya diketahui oleh Allah.Dan semakin sedikit Tuhan memberi tahu kita tentang hal itu, semakin sedikit kita harus berusaha untuk mengetahuinya.
59. Umat manusia yang dengan sungguh-sungguh memanggil Allah untuk menunjukkan belas kasihan kepada orang mati, saya tidak menghukum, tetapi untuk menentukan periode waktu karena itu (tujuh tahun untuk dosa berat), dan untuk berdusta demi keuntungan, bukanlah manusia, tetapi setan.
TENTANG PRIESTHOOD
60. Tentang bentuk pengudusan yang telah diterima para imam baru-baru ini, Kitab Suci tidak tahu apa-apa.
61. Selain itu, mereka [Kitab Suci] tidak mengenal imam kecuali mereka yang memberitakan firman Allah.
62. Mereka memerintahkan kehormatan harus ditunjukkan, mis., Untuk memberi mereka makanan bagi tubuh.
TENTANG PENGHENTIAN KESALAHAN
63. Semua orang yang mengakui kesalahan mereka tidak akan diizinkan untuk menderita, tetapi untuk mati dalam damai, dan setelah itu mengatur secara Kristen pewarisan mereka kepada Gereja.
64. Mereka yang tidak mau mengaku, mungkin akan dijaga Tuhan. Karenanya tidak ada kekuatan yang akan digunakan terhadap tubuh mereka, kecuali kalau mereka berperilaku kriminal sehingga orang tidak dapat melakukannya tanpa itu.
65. Semua pemimpin ulama akan segera duduk, dan dengan suara bulat mengatur salib Kristus, bukan uang-peti, atau mereka akan binasa, karena aku berkata kepadamu kapak diangkat ke pohon.
66. Jika ada yang ingin berbicara dengan saya mengenai minat, perpuluhan, anak-anak yang belum dibaptis atau konfirmasi, saya bersedia menjawab.
67. Janganlah ada orang yang berusaha di sini untuk berdebat dengan menyesatkan atau kebodohan manusia, tetapi datanglah ke Kitab Suci untuk menerimanya sebagai hakim (karena Kitab Suci mengembuskan Roh Allah), sehingga kebenaran dapat ditemukan, atau jika ditemukan, seperti yang saya rasakan. harapan, dipertahankan. Amin.
2.3. Yohanes Calvin
2.3.1. Riwayat Yohanes Calvin
Johannes Calvin lahir pada tanggal 10 Juli 1509 sebagai Jean Cauvin di kota Noyon, Perancis Utara. Kemudian hari nama Cauvin, sesuai dengan kebiasaan di kalangan kaum berpendidikan waktu itu, dilatinisasikan menjadi Calvinus. Keluarganya menentukan bahwa ia akan menjadi imam, tetapi waktu ia mempersiapkan diri di Paris untuk masuk fakultas teologi (1523-1528), terjadi perselisihan antara ayahnya dengan keuskupan Noyon sehingga rencana semula batal. Calvin tidak jadi belajar teologi, kemudian di Bourges (1529-2531). Hal itu berarti bahwa pelopor teologi Calvinis hanya menerima pendidikan teologi formal, menurut tradisi Abad Pertengahan, pada tahap pertama studinya. Pengetahuan lebih lanjut dan dalam diperoleh melalui usaha belajar sendiri.[8]
Calvin dibesarkan dalam keluarga Katolik yang bekerja pada Bishop di Noyon. Calvin termasuk anak yang cerdas. Pada umur 14 tahun Calvin sudah diterima di Universitas Paris. Pertama-tama ia belajar di College de la Marche, Tempat ia mendapat kesempatan yang begitu luar biasa untuk mempelajari bahasa latin di bawah bimbingan Mathurin Cordier yang termasyur itu. Tak lama kemudian Calvin pindah ke College de Montaigu, Benteng ortodoks konservatif yang sering dikunjungi oleh tokoh-tokoh terkenal abad ke-16 seperti Eramus, Ignatius Loyola dan Rabelais. Tokoh yang memberi pengaruh theologis (dan tentunya juga pengaruh hukum) yang paling kuat kepada Calvin muda disini adalah pengikut Scotis (Pengikut Dunns Scotus) dari Skotlandia, Theolog dan sejarawan Konsiliar, bernama John Mayor (atau Mair), yang merupakan salah satu sarjana Skolastik abad pertengahan yang terhebat dan terakhir.[9]
Jelasnya, Yohanes Calvin orangnya sangat disiplin, dan sekali ia mengambil keputusan, ia bersikukuh dalam pilihannya itu. Studi hukumnya telah mempertajam karunia berpikir secara logis, dan ia pun menerapkan pendidikan awalnya tersebut pada studi teologinya.[10]
2.3.2. Reformasi Yohanes Calvin
Untuk melangsungkan reformasi di Jenewa Bern telah mengutus Pendeta Willem Farel kesana. Kota Jenewa yang terkenal karena semangat duniawinya itu telah masuk Protestan secara lahiriah tetapi belum dibaharui secara batiniah. Farel mengerti bahwa ia seorang diri tak sanggup memikul beban pekerjaan yang sukar itu. Sungguh pun ia telah mulai berusaha dengan sekuat tenaga namun untuk membina hidupn rohani dan masyarakat Kristen dengan sepertinya ia memerlukan sokongan seorang yang mempunyai karunia istimewa bagi tugas itu. Itulah sebabnya ia memilih Calvin menjadi pembantunya. Pada penghabisan tahun 1536, Calvin beserta Farel, menganjurkan sebuah rencana tatagereja kepada dewan gereja. Menurut tatagereja itu, ia mau mengadakan Perjamuan Kudus sebulan sekali; berhubung dengan itu ia bernaksud menjalankan disiplin yang keras, baik dalam ajaran maupun dalam kelakuan anggota-anggota jemaat. Semua penduduk diwajibkan menandatangani sehelai surat pengakuan, karena segenap penduduk kota boleh terdiri dari orang Krisren yang sungguh-sungguh sadar akan ikrarnya. Di dalam kebaktian, jemaat harus belajar menyanyikan mazmur-mazmur. Pengajaran agama (Katekisasi) akan mendapat perhatian. Juga untuk nikah Kristen perlu dibuat peraturan-peraturan baru. Sayangnya pokok dan maksud rencana itu tidak dapat dilaksanakan karena karena perlawanan dewan kota, akibatnya ialah bahwa lawan-lawan Calvin menang dalam pemilihan dewan kota itu, makin hari makin sukarlah kedudukan Calvin di Jenewa. Sehingga pada tahun 1538, mereka di pecat dan dibuang.[11] Kemudian, Calvin diundang oleh jemaat di S t
rasbug untuk melayani sebagai seorang pendeta pada periode tahun 1539-1541. Di sana, beliau menulis banyak komentari, merevisi Instutio, menyusun liturgi, dan mengubah nyanyian-nyanyian rohani dari kitab Mazmur bagi gereja. Pada tahun 1541, pihak-pihak yang mendukung Calvin telah berhasil menguasai kembali Dewan Kota Geneva.[12]
Dalam reformasinya ini, Calvin mendapatkan tantangan/halangan pada tahun 1536 Calvin dan seorang Prancis lain, William Farel, menyebarkan reformasi di kota Jenewa, tetapi dewan kota itu menolak ide mereka dan mengusir keduanya. Kemudian muncul tekanan agamawi yang berlanjut pada kekerasan terhadap Protestantisme di Prancis,Calvinisme sempat populer di Skandinavia, khususnya Swedia, namun kemudian ditolak setelah sinode Uppsala pada 1593 lebih memilih Lutheranisme. Penyebaran pemahaman Yohanes Calvin ini, sebagaimana praktik Calvin di Jenewa, terbitan-terbitannya menyebarkan gagasan-gagasannya tentang bagaimana Gereja Reformasi yang benar itu ke banyak bagian Eropa. Calvinisme menjadi sistem teologi dari mayoritas Gereja Kristen di Skotlandia, Belanda, dan bagian-bagian tertentu dari Jerman dan berpengaruh di Prancis, Hongaria (khususnya di Transilvania dan Polandia.
2.3.3. Paham-paham Yohanes Calvin
a. Tentang Perjamuan Kudus
Sama seperti Zwingli (berbeda dengan Luther), Calvin menolak bahwa tubuh Kristus turun dari Sorga untuk memasuki roti dan anggur Perjamuan Kudus, apalagi untuk hadir dimana saja Perjamuan Kudus. Menurut Calvin, tubuh Kristus setelah naik ke Sorga, hadir di sebelah kanan Allah Bapa, sebagai jaminan kebangkitan tubuh manusia pada akhir zaman. Jadi untuk dipersatukan dengan tubuh dan darah Kristus, manusia harus diangkat ke Sorga. Namun manusia bukan berarti diangkat secara jasmaniah tetapi secara rohaniah karena hatinya diarahkan ke atas (sursum corda yang artinya arahkan hatimu pada Tuhan). Dengan kata lain ia menolak kehadiran jasmani dalam Perjamuan Kudus. Karena setelah naik ke surga, tubuh Kristus duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Kristus sungguh-sungguh hadir pada waktu Perjamuan Kudus dirayakan, dengan cara yang cocok bagi Tuhan yang telah dimuliakan yaitu dalam Roh Kudus yang tidak terikat pada roti dan anggur. Dengan demikian Calvin menolak ajaran Gereja Roma Katolik tentang trans-substansiasi dan menolak ajaran Lutheran yaitu mengenai kon-substansiasi.[13] Menurut Calvin, perjamuan kudus merupakan hidangan rohani yang didalamnya Yesus bersaksi bahwa Dialah roti hidup, roti yang menjadi makanan bagi jiwa, untuk mencapai hidup kekal.
b. Tentang Baptisan Kudus
Menurut Calvin, baptisan merupakan tanda pengampunan dan hidup baru. Lebih lanjut, baptisan menandakan bahwa kita telah ikut serta dalam kematian dan kebangkitan Kristus dan bahwa kita juga telah menjadi satu dengan Dia. Baptisan sekaligus pula merupakan tanda bahwa kita masuk ke dalam persekutuan gereja. Ini sekaligus mengungkapkan penolakan Calvin terhadap anggapan bahwa baptisan merupakan syarat, untuk beroleh keselamtan. Tetapi menurutnya itu bukan syarat, melainkan materai yang menandakan bahwa sseorang telah memperoleh pengampunan dosa dan keselamatan pada salib Kristus. Pengampunan itu telah dikaruniakan Allah pada kita sebelum lahir, sehingga tidak ditentukan oleh baptisan.[14]
c. Tentang Ibadah
Calvin banyak menggunakan gambaran-gambaran (images) atau metafor untuk menjelaskan Ibadah. Ini menarik, apalagi di dalam zaman kita, zaman Postmodern; sedangkan pada zaman Modern, orang melakukan penjelasan dengan memakai definisi, proposisional, dijelaskan substansinya apa. Ada kelebihan dalam penjelasan menggunakan metafor; penggunaan metafor mungkin tidak sejelas atau setepat kalimat-kalimat proposisional dalam penjelasan secara definisi, namun gambaran-gambaran yang dipakai memiliki kekayaan faset pengertian. Misalnya, kalau dikatakan “Herodes itu serigala”, Saudara tentu tahu arahnya mau ke mana; yang pasti bukan berarti badannya berbulu –hal itu tidak terlalu penting dalam pengertian “serigala”—melainkan tentang kelicikannya, kekejamannya, dsb. Saudara bisa ada imajinasi waktu digunakan metafor seperti itu. Dalam Alkitab sendiri ada banyak penggunaan metafor. Waktu Calvin menjelaskan tentang Ibadah, dia juga menggunakan metafor, sehingga ini bisa memperkaya pengertian kita.
2.3.4. Pemikiran Calvin Tentang Keselamatan Orang Kristen
Calvin sangat menekankan keyakinan bahwa keselamatan diperole hanya karena kasih karunia melalui iman (sola gratia dan sola fide). Artinya walaupun seseorang dapat beriman kepada karya Kristus, namun Allah lah melalui Roh Kudus yang bekerja di dalam orang tersebut. Tidak ada sesuatu apapun yang dpat membuat seseorang selamat selain dari pada Allah sendiri. Konsep keselamatan Calvin bermuara pada kedaulatan Allah yang dijelaskan melalui lima pokok Calvinisme yang terkenal dan dipakai di gereja-gereja Reformed. apa yang diajarkan Alkitab, itu juga yang diajarkan Calvin seperti Trinitas, keilahian Kristus, anugerah perjanjian, pembenaran oleh iman, penyucian, kedatangan Kristus kedua kali, ketidakbersalahan Alkitab dan wawasan semesta dan hidup.[15]
2.3.5. Pengaruh Yohanes Calvin
a. Ekonomi
Dampak langsung Calvinisme terhadap dunia ekonomi pernah didiskusikan oleh ahli sosial, Max Weber. Menurutnya Calvinisme memberikan pengaruh yang besar terhadap munculnya kapitalisme modern.[16] Weber benar bahwa negara-negara protestan memberikan pengaruh yang besar dalam penggunaan uang secara hati-hati. Pengaruh ini didapat dari ajaran Calvin tentang apa arti bekerja, pembayran bunga dan pengertian terhadap profit. Calvin memberikan basis religius dalam bekerja yaitu konsep tentang panggilan yang membuat pengikutnya bekerja sungguh-sungguh untuk memuliakan Tuhan. Ajaran Calvin adalah bekerja itu ibadah (laborare est orare) membuat manusia harus mempertanggung jawabkan segala sesuatu yang telah diberikan Allah (dalam kata lain manusia bekerja keras untuk memulaikan Allah). Calvin juga sangat tidak menyukai orang yang tidak bekerja dan pengemis yang hanya menggantungkan diri pada jerih payah orang lain yang menurutnya sangat tidak Alkitabiah.[17] Penatalayanan menjadi tema sentral di mana semua harta kita semata-mata adalah anugrah Allah dan kita harus setia mengelolanya untuk dikembalikan kepada Tuhan. Konsep kerja demikian menyebabkan berbagai kemajuan dalam bidang ekonomi yang bertahan berates-ratus tahun di daerah yang menganut aliran Calvinisme.
b. Sains
Calvin juga memilki pengaruh yang sangat penting dalam kemajuan dunia sains. Baginya, sains adalah pekerjaan yang sanga mulia membawa manusia kepada kemuliaan Tuhan. Sejarah telah membuktikan bahwa perkembangan sains dari Northem Europe (negara-negara Protestan) meningkat tajam sejak zaman Reformasi, lebih terutama lagi adalah peningkatan signifikan dari negara-negara penganut Calvinisme. Calvin membuka kemungkinan sinkronisasi dan buku yang ditulis oleh Allah, yaitu Alkitab (wahyu khusus) dan buku alam (wahyu umum) dan bagaimana kedua buku ini berinteraksi yang banyak didiskusikan. Tetapi Calvin mengingatkan bahwa Alkitab bukanlah buku sains untuk membahas alam secara detail melaikan hanya memberikan pedoman. Pandangan Calvin akan peregrakan dari buku alam menuju Alkitab dan kembali kepada buku alam membuat kita lebih mengerti kebiksanaan Allah. ini adalah titik awal yang sangat signifikan bagi orang Kristen dalam mengerjakan sains. Inilah pengaruh Theologi Reformed dalam tujuan sains yang dikerjakan pada masa itu, yang dicari adalah kemuliaan Allah.[18]
c. Seni
Calvinisme telah memperoleh banyak tuduhan sebagai anti seni karena pemikiran tantang Iconoclasm.[19] Calvin berpendapat seni adalah karunia sempurna dari Roh Kudus. Dalam prinsip Calvinisme, Allah adalah Allah yang kreatif di mana Ia menciptakan seluruh dunia dengan segala keindahannya. Manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupa-Nya mempunyai kapasitas seni untuk mengembangkan dan menikmatinya. Calvinisme memiliki interpretasi tentang kehidupan manusia yang tidak tertandingi yang menyebabkan bergeraknya seni ke wilayah yang lebih baik. Calvinisme juga membuat seni tidak hanya dinikmati oleh para pengeran dan gereja, namun membuka kebebasan seluruh rakyat jelata yang mengembangkan kesenian mereka. Pengaruh Calvinisme terhadap seni lukis sangat luas, bahkan sampai muncul pelukis yang memiliki gaya yang bersifat reformasi yaitu Albrecht Durer, kemudian muncul pelukis-pelukis lain seiring berkebangnya Calvinisme ini.[20] Di bidang seni sastra, kita juga merasakan pengaruh Calvinisme terutama dalam komunitas Puritan dimana salah satu yang menonjol yaitu John Milton dalam karyanya Paradise Lost dan Paradise Regain. Milton setidaknya dipengaruhi oleh tafsiran kitab Kejadian dari John Calvin.[21] Di bidang seni musik, pengaruh Calvinisme masih kalah jauh dibanding Lutheran. Hal ini dikarenakan gereja-gereja reformed sendiri, musik dianggap tidak begitu penting dan instrument dilarang diaminkan di ibadah.[22] Tapi sebenarnya Calvin bukanlah orang yang anti musik, bahkan dia mengatakan bahwa musik adalah kekuatan yang menakjubkan untuk menggerakkan hati dan memperbaiki moral. Dalam tradisi Calvinisme ada kepercayaan akan commom grace dimana non-believer juga dapat menemukan sistem musik yang indah melampaui believer karena Allah telah menanamkan konsep keindahan alamiah dalam diri setiap orang. Hal ini membuat Boirgeois, di bawah pengawasan Calvin langsung berani mengadopsi ritme, melodi dan sistem mayor minor dari musik popular.[23]
d. Pergolakan Sejarah
Tentunya kita sudah sangat mengenal pemikiran Calvin tentangprovidensi Tuhan yang memimpin sejarah, tetapi sekarang kita melihat sendiri bagaimana Tuhan bekerja secara langsung terhadap sejarah manusia melalui Calvin. Pemikiran Calvin telah banyak mempengaruhi pergolakan sejarah-sejarah setelahnya. Calvinisme telah mengakibatkan Glorius Revolution (1688) di Inggris, dan berbagai kemerdekaan negara-negara di Eropa dan Amerika. Bahkan Leopold von Ranke, seorang ahli sejarah yang sangat terkenal mengatakan bahwa Calvin adalah pendiri Amerika.
Revolusi ini terus berlanjut sampai akhirnya Peace of Westphilia ditandatangani pada 30 Januari 1648.setelah itu Belanda bisa menikmati masa Dutch Golden Age dimana sains dan seni mereka berkembang sangat pesat karena Theologi Reformed. Selanjutnya prinsip kebebasan dari pemikiran Calvinisme membuat orang Amerika melakukan revolusi untuk memperjuangkan kemerdekaannya. Dalam Amerikalah pertama kali muncul kebangkitan-kebnagkitan rohani, misalnya kebangunan rohani yang dipimpin oleh Jonathan Edwards, salah satu tokoh Calvinis yang sangat besar.
e. Politik
Pengaruh Calvin dan para pengkunya telah memberikan dampak politik yang tidak pernah disadari oleh masyyarakat seluruh dunia. Banyak orang take it for granted terhadap seluruh sistem politik yang ada sekarang. Calvin sudah menjelaskan dalam pembahasannya di institutes tentang pemerintahan, bahwa ada dua pemerintahan yang mengatur manusia, yang satu dalam aspek internal yaitu kerajaan rohani, dan yang satu aspek eksternal yaitu kerajaan sipil. Memang harus diakui bahwa pemikiran Calvin telah memimpin dunia kepada kebebasan dan demokrasi di mana sistem kenegaraan modern dibangun. Pandangan Calvin di bidnag politik ini telah banyak diadopsi dan menjadi berkat bagi banyak negara. Calvinisme telah memberikan kebebasan tanpa kekacauan dengan situasi yang kondusif.
f. Hukum
Calvin menempuh pendidikan dalam bidang hukum sampai tingkat doctoral di man ahal ini membuatnya sangat mengerti bidang hukum. Pendangan Calvin tentang hukum tidak bisa dilepaskan dari kekagumannya akan PL, dimana hukum-hukum Allah begitu dijabarkan secara detail. Dalam institutesnya, Calvin memulainya dari hukum Allah yang dimandatkan pada masa lalu kemudian dikembangkan menjadi hukum bangsa-bangsa. Ia masih mengikuti cara berpikir scholasticism Aquinas dalam pembagian hukum moral, seremonial dan yudisial dimana hanya hukum moral yang bertahan sampai sekarang karena yang lain telah digenapi di dalam Kristus. Namun demikian, Calvin meyakini hukum moral ini sudah tertanam di hati nurani semua manusia, namun karena dosa, manusia menjadi bebal dan Allah menyediakan hukum tertulis. Calvin juga menunjukkan bahwa variasi hukum kriminal diantar bangsa-bangsa adalah ekspresi dari hukum alamiah yang tertanam dalam manusia. Lalu Calvin menyimpulkan bahwa tujuan dari hukum adalah memulihkan kembali gambar Allah yang telah jatuh bagi kemuliaan-Nya.[24]
g. Kondisi Sosial
Calvin membuat seluruh warga Jenewa memiliki moral yang sehat dan hal ini membuat kehidupan kota berjalan dengan baik. Ada hukuman keras bagi yang berzinah, berjudi, mabuk-mabukan dan lainnya. Calvin juga membuat peraturan detail tentang pernikahan di kota Jenewa untuk melindungi penduduk dari pernikahan yang diatur paksa oleh orangtua. Dalam peraturan tersebut muncul larangan untuk tinggal bersama sebelum menikah dan juga perceraian untuk menekankan kekudusan pernikahan. Peraturan ini membuat gereja-gereja setelahnya bahkan sampai masa kini sangat menghormati kekudusan pernikahan, di mana sangat berbeda dengan ajaran Anabaptis (pernikahan tidak memerlukan upacara khusus). Dalam mengatasi kemiskinan dalam masyarakat, Calvin mengatakan bahwa setiap orang harus rajin bekerja untuk melindungi para pengungsi dan orang miskin. Calvin mengumpulkan dana (institusi diakonia) khusus untuk menangani para pengungsi yang melarikan diri ke kota Jenewa. Salah satu hal yang menarik adalah Calvin melarang praktik pengemis di kota itu yang menurutnya bertentangan dengan pekerjaan yang Alkitabiah. Negara-negara yang dipengaruhi Calvinisme umumnya memiliki sistem manajemen sosial yang baik dalam mengatur warganya.[25]
2.3.6. Teologi Yohanes Calvin
Berbeda dengan Luther, Calvin meninggalkan satu buku yang membahas semua pokok ajaran Kristen, yaitu Religionis Christianae Institutio, Pengajaran Agama Kristen. Walaupun teologi Calvin tidak merupakan system yang utuh karena pengaruh timbal balik antara Alkitab dan ajaran, namun ada beberapa garis pokok dalam teologinya. Garis utamanya tidak berbeda dengan Luther, seperti dijelaskan diatas, yaitu bahwa dalam Yesus Kristus, Allah yang mulia merendahkan Diri dan menyatakan Diri kepada manusia sebagai Allah yang rahmani yang sudi mengampuni orang berdosa.
Kebenaran ini adalah titik tolak untuk Luther dan juga untuk Calvin. Tanpa rahmat Allah yang tampak dalam Kristus manusia tidak dapat berbuat atau mengetahui apa-apa yang berguna untuk keslamatan. Beberapa garis yang bertolak dari garis utama ini dalam teologi Calvin sedikit lain kalau dibandingkan dengan teologi Luther. Pertama-tama Calvin menekankan bahwa kemuliaan Allah (Gloria dei) adalah tujuan utama dari segala-galanya, baik untuk Allah, maupun untuk manusia. Allah menciptakan dunia dan manusia demi kemuliaan-Nya dan manusia tidak mempunyai tugas lain dari memuliakan Allah. Berhubungan dengan penekanan pada kemuliaan Allah, Calvin sangat mementingkan kelahiran baru (regenaratio) atau pengudusan (justifocatio). Oleh karena itu ia tidak dapat menerima bahwa pengudusan hanya diperlakukan sebagai lampiran untuk ajaran mengenai pembenaran, seperti kelihatannya terjadi dalam teologi Luther.
Menurut Calvin, baik pengudusan maupun pembenaran merupakan buah persukutuan dengan Kristus yang terwujud kalau manusia mulai percaya kepada Kristus. Calvin sangat menegaskan bahwa tidak mungkin manusia mencapai kesempurnaan dalam usahanya untuk melakukan kehendak Allah.[26]
2.4. Persamaan dan Perbedaan Reformasi Calvin dan Zwingly
Persamaan pemikiran Calvin dan Zwingly yaitu merupakan tokoh-tokoh reformasi yang mengkritik gereja Kalolik Roma pada masa itu dan teologinya berpandangan bahwa kebenaran ilahi harus dicari dalam Alkitab, bukan dalam ajaran gereja sebagaimana yang banyak dirumuskan oleh gereja Katolik Roma, dan bahwa keselamatan semata-mata hanya oleh anugerah Allah melalui Yesus Kristus yang mati di kayu salib, dibangkitkan, dan naik ke surga untuk menebus dosa-dosa manusia.dan bagi Zwingli dan Yohanes Calvin memahami bahwa pelayanan sakramen gereja tidak dapat menyelamatkan. Karena dalam teologi Luther, Zwingli dan Calvin hanya Alkitab yang merupakan sumber kebenaran ilahi. Maka pemberitaan firman (khotbah) menjadi titik sentral dalam ibadah, dibandingkan dengan sakramen yang dianggap sangat penting dalam Gereja Katolik Roma.
Perbedaan Zwingli berpendapat bahwa suatu doktrin tidak boleh berlawanan dengan akal. Hal ini dapat kita bandingkan dengan teologi Luther yang kurang menekankan peranan akal dalam teologinya. pandangan Calvin mengenai ajaran tentang Kristus bertolak dari perbedaan antara tabiat ilahi dan tabiat manusiawi dalam diri Kristus dan menekankan bahwa walaupun dalam Kristus ke-allah-an berdiam secara penuh, itu tidak berarti bahwa keilahian-Nya terbatas pada Yesus sebagai manusia. Dan yang menjadi persamaannya ialah, merupakan tokoh-tokoh reformasi yang mengkritik gereja Kalolik Roma pada masa itu dan teologinya berpandangan bahwa kebenaran ilahi harus dicari dalam Alkitab, bukan dalam ajaran gereja sebagaimana yang banyak dirumuskan oleh gereja Katolik Roma, dan bahwa keselamatan semata-mata hanya oleh anugerah Allah melalui Yesus Kristus yang mati di kayu salib, dibangkitkan, dan naik ke surga untuk menebus dosa-dosa manusia.dan bagi Zwingli dan Yohanes Calvin memahami bahwa pelayanan sakramen gereja tidak dapat menyelamatkan. Karena dalam teologi Luther, Zwingli dan Calvin hanya Alkitab yang merupakan sumber kebenaran ilahi. Maka pemberitaan firman (khotbah) menjadi titik sentral dalam ibadah, dibandingkan dengan sakramen yang dianggap sangat penting dalam Gereja Katolik Roma.
III. Kesimpulan
Dari sajian kali ini dapat kita simpulkan bahwa Dalam reformasi, sebagaimana yang terjadi di negara Swiss, seyogianya dikelompokkan dalam dua wilayah yang berbeda. Yang pertama dipimpin oleh Zwingli dan berpusat di kota Zurich. Yang kedua dipimpin oleh Calvin dan berpusat di kota Geneva, tempat permukiman kebanyakan keluarga yang berbahasa Prancis. Sejak 1516 Zwingli sudah mulai berfikir untuk mengupayakan reformasi gereja, dan itu dilakukan berlandaskan keyakinan bahwa Alkitab merupakan otoritas tertinggi dan terakhir dalam gereja dan masyarakat. Dalam reformasi ini Zwingli dengan doktrin yang anti-Katolik, dengan melontarkan kritikan tajam terhadap otoritas Kepausan, menjaga kebebasan kalangan iman untuk menikah, dan sebagainya. Pembaharuan Zurich mengakibatkan kota itu menjadi anti Paus, anti monalistik dan anti hierarki. Pembaharuan yang dilaksanakan oleh Zwingli lebih radikal dibanding dengan pembaharuan Luther. Dan diteruskan oleh Calvin yang meletakkan dasar-dasar Protestanisme. Zwingli dan Calvin dalam teologinya berpandangan tentang kebenaran ilahi yang harus dicari dalam Alkitab. Dalam teologi mereka hanya Alkitab yang merupakan sumber kebenaran ilahi.
IV. Daftar Pustaka
Aritonang, Jan S., Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja, 2011
Berkhof, H., Enklaar, I. H., Sejarah Gereja
Buckhardt, Jacob, The Civilization of the Renaissance in Italy, 1860
Calvin, John, Institutes of the Christian Religion
Caspar, Ursinus, Katekismus Heidelberg Pengajaran Agama Kristen), Jakarta: BPK Gunung Mulia
Culver, Jonathan E., Sejarah Gereja, Bandung: Biji Sesawi, 2013
Curtis, A. Kenneth, 100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen, Jakarta: Gunung Mukia, 2007
Jonge, C. De, Pembimbing kedalam Sejarah Gereja, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001
Kepler to Herwart von Hohenberg, 1958
Kuyper, Abrahan, Lectucers in Calvinis, Part 5
Lane, Tony, Runtut Pijar, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016), 144
S, Jonar, Sejarah Gereja Umum Yogyakarta: Andi, 2014
Weber, Max, The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalm, 1904
Willem, F. D., Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh dalam Sejarah Gereja, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1989
[1] Jonathan E. Culver, Sejarah Gereja Umum, (Bandung: Biji Sesawi, 2013), 267
[2] C. De Jonge, Pembimbing kedalam Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001), 71-73
[3] Tony Lane, Runtut Pijar, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016), 144
[4] F.D. Willem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh dalam Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK GUnung Mulia, 1989), 253
[5] Tony Lane, Runtut Pijar, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016), 146
[6]Jonathan E. Culver, Sejarah Gereja, (Bandung: Biji Sesawi, 2013), 271-272
[7]Jonar S, Sejarah Gereja Umum (Yogyakarta: Andi, 2014), 352-353
[8] Christian de Jonge, Apa Itu Calvinisme, (Jakarta: Gunung Mulia, 2008), 6
[9]Jonar S, Sejarah Gereja Umum, (Yogyakarta:Penerbit Andi,2014), 337
[10] A. Kenneth Curtis, 100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen, (Jakarta: Gunung Mukia, 2007), 81
[11] H. Berkhof, I. H. Enklaar, Sejarah Gereja,160-162
[12] Jonathan E.Culver, Sejarah Gereja Umum, 277
[13] Ursinus-Caspar, Katekismus Heidelberg (Pengajaran Agama Kristen), (Jakarta: BPK Gunung Mulia) ,51
[14] F. D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh Dalam Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1987), 123-124
[15] Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011), hal 65
[16] Max Weber, The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalm, 1904
[17] John Calvin, Commentary on Second Thessalinians, 2 Thessalonians 3:10
[18] Kepler to Herwart von Hohenberg, 26-III-1958
[19] John Calvin, Institutes of the Christian Religion, Book 1, Chapter 11
[20] Jacob Buckhardt, The Civilization of the Renaissance in Italy, 1860
[21] John Calvin, Commentary on Genesis
[22] John Calvin, Commentary on the Book of Psalms, Psalms 92:1-4
[23] Abrahan Kuyper, Lectucers in Calvinis, Part 5
[24] Abraham Kuyper, Lectures on Calvinism, part 5
[25] John Calvin, Ecclesiastical on Second, 1561
[26] Christian de Jonge, Apa Itu Calvinisme, (Jakarta: Gunung Mulia, 2008),53-58