Pembahasan tentang METHODIST
METHODIST
I. Pendahuluan
Pada pertemuan kali ini kita akan membahas tentang Methodist. Bagaimana sejarah Methodist, perkembangan Methodist, pokok-poko ajaran Methodist, serta tokoh-tokoh dalam Methodist. Semoga pada sajian kami ini dapat menambah wawasan kita sekalian, Tuhan Yesus Memberkati.
II. Pembahasan
2.1.Pengertian Methodist
Methodist adalah suatu nama ejekan yang diberikan karena “metode” pertobatan yang dipakai yang di ajarkan oleh John Wesley dan teman-temannya.[1] Methodist pada mulanya merupakan nama ejekan terhadap sebuah wadah keagamaan di oxford yang dikenal juga dengan perhimpunan kudus.[2] `kehidupan rohani anggotanya, dengan jalan mengadakan penelaan Alkitab dan diskusi, komuni suci (perjamuan kudus) tiap minggu, dan terlibat dalam kegiatan-kegiatan kemanusiaan, termasuk orqang-orang di penjara. Perkumpulan ini terkenal dengan disiplin dan metodenya (antara lain jadwal kegiatannya) yang ketat.[3]
2.2.Latar Belakang Methodist dan Sejarah
Sekitar abad ke-17 gereja-gereja Anglikan, Lutheran, dan Calvinis di Eropa oleh banyak orang dilihat sudah semakin kaku, dingin, tidak bergairah, dan kurang menghargai manusia sebagai ribadi. Padahal bermasyarakat beragama mendambakan ungkapan-ungkapan yang lebih mesra, hangat, spontan, dan personal. Kerinduan ini mendorong lahirnya gerakan Peitisme, dan pada gilirannya melahirkan tiga rumpun gereja, antara lain gereja-gereja Movaria, gereja-gereja Swedia Injil dan gereja-gereja Methodist (Wesleyan).[4]
Aliran Methodist muncul di latarbelakang oleh dua Konteks antara lain:
a. Konteks Kerohanian
Keadaan kerohanian di inggris pada zaman itu sangat menyedihkan, orang-orang kaya dan orang-orang tepelajar dipengaruhi oleh pencerahan, sehingga mereka menghina gereja. Orang-orang miskin pun dihina oleh gereja, mereka tidak dilayani sehingga mereka tidak tahu apa-apa tentang injil. Pencerahan telah berpengaruh besar, sehingga banyak pendeta dalam berkhotbah memuji-muji keunggulan akal budi dan kemajuan yang dihasilkan ilmu pengetahuan.[5] Tiap-tiap anggota menerima sepucuk surat keanggotaan, yang dibaharui sekali dalam tiap-tiap tiga bulan, jikalau anggota itu berkelakuan baik dan suci, tetapi apabila seorang saudara kalah dalam pemeriksaan rohani itu, surat keanggotaanya dicabut. Sifat yang lebih istimewa pada gereja Methodist ialah di samping-samping pendeta-pendeta yang dilatih untuk jabatannya, mereka memakai banyak pengkhotbah pembantu, yang dipilih di antara kaum awam.[6]
b. Konteks Sosial Budaya
Pada awal abad ke-18 inggris masih merupakan negeri agraris yang bersiap-siap memasuki era industry modern melalui revolusi industry yang berlangsung sejak pertengahan abad itu. Di antara bangsawan dan tuan-tuan tanah di satu pihak dan buruh tani di lain pihak terdapat kesenjangan yang sangat besar, termasuk dalam pemenuhan kebutuhan sandang pangan sehari-hari. Kesenjangan itu tidak berkurang ketika roda revolusi industry berputar semakin capat, melahirkan banyak kota-kota dan kawasan industry baru yang tidak segera dibarengi dengan jaringan transpotasi yang memadai. Para buruh tani dari desa mengalir ke kota-kota menjadi buruh pabrik. Sementara kaum bangsawan dan kapitalis bersenang-senang menikmati kemakmuran mereka, kamu buruh dan penganggur berjuang mempertahankan hdup ditempat-temat kumuh. Karena itu didak heran bila dikota-kota besar dan pusat-pusat industry di tingkat kriminalitas sangat tinggi, disamping wadah penyakit yang sering timbul akibat kotornya lingkungan. Terhadap masalah sosial seperti inilah, terutama terhadap masyarakat kelas bawah dan nara pidana pelaku tindak criminal yang tidak di pedulikan oleh gereja Anglikan pada masa itu.[7]
Gereja Wesley ini berasal dari gereja Anglika di inggris yang didirikan oleh John Wesley yaitu seorang pendeta gereja Anglikan, dimana ia bermaksud hanya untuk mengadakan pembaharuan kerohanian gereja tersebut, bukan bermaksud untuk memisahkan diri dari Anglikan, tetapi akhirnya berpisah juga dari Anglikan. Tujuan John Wesley pada mulanya hanyalah pemberitaan injil pada orang banyak, terutama pada buruh-buruh industir yang sudah lama tidak terjangakau oleh pelayanan yang resmi.[8] Pada dasarnya John Wesley tidak pernah berkeinginan untuk membentuk satu denominasi diluar gereja Anglikan. Justru ia ingin memperbaiki pola pelayanan gereja Anglikan yang pada saat itu bagi dia sangat perlu di perhatikan. John Wesley tampil untuk memperbaiki dan mengembembalikan pada panggilan gereja yang sebenarnya. Dia mencoba untuk memperbaiki dan mendesak pelayan-pelayan gereja untuk membuat sesuai dengan panggilan Kristus ditengah-tengah gereja.[9] Kemudia dia mulai berkhotbah bersama-sama adiknya, Charles di inggris dalam gedung-gedung gereja untuk membangun hidup rohani Gereja Anglikan. Ada seorang lagi yang menggabungkan diri kepada Wesley bersaudara, yaitu George Whitefield, yang sudah bekerja selaku berkhotbah di Amerika, dengan banyak berkat dan hasil.[10]
Oleh sebab itu pada tahun 1739, ketiga saudara tadi terpaksa berkhotbah di luar gedung-gedung gereja, yaitu lapangan-lapangan dan lorong-lorong kota atau padang-padang. John Wesley berkhotbah sampai kira-kira 40.000 kali dan Whitefield yang meninggal lebih muda sampai 18.000 kali. Suara Whitefield demikian kuatnya, sehingga dapat di dengar oleh beribu-ribu orang di padang. Cara bekerjanya mereka berkhotbah adalah mereka berkhotbah dengan bahasa sederhana, seraya banyak memakai kiasan, perumpamaan dan cerita. Teologi Wesley bercorak Arminian. Pandangan itu dilawan oleh Whitefield, yang mempunyai teologi calvinis dan mendasarkan perobatan dan kekudusan hidup itu ada presdestinasi. Perbedaan pendapat ini membedakan antara Wesley dan Whitefield (1741), tetapi mereka tetap bersahabat dan saling menghargai. Lama-kelamaan gereka Wesley itu meleaskan dirinya dari gereja Anglikan dan menjadi suatu gereja sendiri yang sangat besar dibawah pimpinan Wesley. Gereja Methodist ini banyak menarik anggota keluar dari Gereja Resmi.[11]
2.3.Perkembangan Methodist
Pada tahun 1804 di dirikanlah “perkumpulan penyebaran Allah di britinia dan di luar Negeri”. Pada tahun 1807, parlemen inggris melarang perniagaan budak, keputusan ini sangat memperbaiki keadaan masyarakat yang amat buruk di daerah jajahan. Akan tetapi akibat terpenting adalah perkabaran injil mulai bertumbuh kembali. Pada tahun 1792 perhimpunan perkabaran injil mulai tumbuh. Pada tahun 1792 perhimpunan perkabaran injil baptis didirikan oleh William Carey yang kemudian menjadi masyur oleh pekerjaannya di india. Sesudah itu semua gereja di Inggris turut membentuk perhimpunan untuk memajukan pekabaran injil di luar negeri dan yang terkenal adalah LMS. Di bagian Amerika Utara yang berbahasa Inggris, lahirlah gerakan pembangunan semacam itu juga, pada masa Methodist di Inggris. Di Amerika Serikat lah Methodist yang paling berkembang sampai kini.[12]
Sementara di Inggris persekutuan Methodist harus menunggu sampai beberapa tahun sesudah John Wesley meniggal agar dapat secara resmi memisahkan diri dari Gereja Anglikan dan membentuk organisasi gereja baru (ini terjadi pada tahun 1795, ada penulis juga mengatakan bahwa itu sudah terjadi sejak 1787), di Amerika warga Methodist dengan cepat menghimpun diri dalam sejarah Gereja Methodist. Pada masa perang kemerdekaan memang para pengikut Wesley dicurigai sebagai pendukung inggris karena kedekatan mereka pada gereja inggris. Tetapi setelah perang di membuat Amerika Seikat Merdeka, Wesley memutuskan mengizinkan Umat Methodist disana membentuk gereja Anglikan. Untuk itulah dia menahbiskan Thomas Choke dan kawan-kawan, karena uskup gereja Anglikan menolak permintaan Wesley untuk menahbiskan mereka. Thomas Choke ditugaskan oleh Francis Asbury (1745-1816) menjadi pendeta, melayani dan menginjil disana selama 13 tahun. Peresmian gereja Methodist di Amerika Serikat dilangsungkan di Baltimor tanggal 24 Desember 1784.[13] Di Amerika Serikat lah Methodist yang aling berkembang sampai saat ini. Sekarang ini gereja Methodist di Amerika mempunyai lebih dari delapan juta anggota. Dua orang Methodist yang ternamaan dewasa ini adalah Stanley Jones, seorang pemberita injil di India yang kitab-kitabnya menarik perhatian seluruh dunia Kristen, dan John More yang menjadi pemimpin besar angkatan oikunemis dalam abad ke-20 ini.[14] Dari negara Inggris dan Amerika misi Methodist berkembang sampai ke seluruh pelosok dunia. Afrika, Amerika, Asia termasuk Indonesia. Berarti dalam kurung waktu kurang lebih dari 80 tahun, umat Methodist di Amerika bertumbuh secara spektakuler menjadi lebih dari satu juta orang. Sekarang umat Methodist di Amerika kira-kira 20 juta jiwa, rangking kedua dari segi jumlah anggota di seluruh gereja-gereja Protestan di Amerika. Untuk melihat jumlah angka umat Methodist sedunia, kita mengacu pada laporan World Methodist Council tahun 1991, yaitu:
Afrika
10.354.666
Asia
11.182.511
Amerika Tengah
679.722
Eropa
1.722.337
Timur Tengah
31.145
Amerika Selatan/ Kanada
31.257.880
Pasifik
2.941.026
Amerika Selatan
2.483.059
Jumlah
69.652.346[15]
Sedangkan misi Methodist masuk ke Indonesia dari Singapura dan Malaya. Di kedua negeri jajahan inggris itu misi dan gereja Methodist (termasuk jaringan persekolahan) sudah hadir sejak 1870-an. Sejak akhir 1880-an sudah ada niat mereka meluaskan perjuangan ke Indonesia. Niat itu timbul karena sejumlah pemuda Tionghoa maupun pribumi dari jawa dan Sumatra datang bersekolah di sekolah-sekolah Methodist di Singapura dan Penang. Untuk menjagai kemungkinan membuka pos perkabaran injil di Indonesia sejak 1888 hingga 1990 secara berturut-turut Bishop Methodist di Singapura, J. H. Oldham, dan beberapa misionaris menijau beberapa daerah: jawa, Kalimantan, Sumatera timur, Tapanuli dan Sumatera Selatan, namun relasinya baru tampak sejak 1905.[16] Di Indonesia jumlah umat Methodist berjumlah sekitar 100.000 jiwa (statistic 2000) itu berarti 0,001% dari seluruh umat Methodist sedunia.[17]
2.4.Pokok-pokok Ajaran Methodist
2.4.1. Kelahiran kembali (lahir Baru)
Menurut John Wesley, ajaran kebenaran oleh iman dengan kelahiran baru ibarat satu mata uang dengan dua sisi. Keduanya tidak dapat dipisahkan walau dapat dibedakan. Dia mengatakan, pada saat Allah bertindak mengampuni kita, saat itu juga Allah bertindak menciptakan kita secara baru. Bukti bahwa seorang telah lahir baru ialah mempunyai iman, pengharapan dan kasih (1Kor 13: 13). Kelahiran baru sama seperti pembenaran oleh iman, adalah syarat mutlak untuk memperoleh hidup kekal. Siapa yang tidak dilahirkan kembali dia tidak dapat masuk ke dalam kerajaan Allah (Yohanes 3: 5).[18]
2.4.2. Kesaksian Roh
Yang dimaksud John Wesley mengenai kesaksian Roh adalah kesan batiniah di dalam jiwa, yang dengan Roh Allah segera dan langsung bersaksi kapada Roh ku bahwa aku anak Allah, bahwa Kristus mengasihi ku dan telah memberikan diri-nya kepada: bahwa semua dosaku telah dihanyutkan dan aku diperdamaikan dengan manusia.
2.4.3. Penebusan Universal
Wesley dan umat Methodist, bersama kaum Arminian, menegaskan bahwa penebusan dan keselamatan disediakan Allah bagi semua orang yang mau menerimanya. Kristus mati untuk semua orang. Pengharapan dan janji bukanlah hanya untuk segelintir orang, melainkan untuk seitap ornga.
2.4.4. Jatuh dan Kehilangan Kasih Karunia
Kendati keselamatan dan penebusan disediakan bagi semua orang, dan kendati seseorang telah menerimanya, bisa saja ia kehilangan kasih karunia Allah itu sebab bisa saja pada akhir hidupnya ia murtad karena kodrat manusia adalah lemah dan dosa masih berkuasa. Karena adanya kemungkinan untuk jauh dan kehilangan kasih karunia ini, maka gereja Methodist selalu mengingatkan umat untuk salalu waspada dan berdoa.
2.4.5. Kesucian dan Kesempurnaan Hidup Kristiani
Dalam hal ini Wesley dan umat Methodist menganut wawasan kesempurnaan kristiani yang moderat. Artinya: disitu pihak kesempurnaan merupakan tujuan yang diupayakan pencapaiannya di dalam kehidupan: tetapi di lain pihak, upaya tidak pernah berakhir. Menurut Wesley, saat manusia mengalami kelahiran kembali, “kerak-kerak dosa” masih tetap bersarang dalam dirinya, dan itulah yang harus terus menerus diperangi di sepanjang hidupnya. Dengan ajaran ini, umat Methodist dihimbau untuk menaati perintah Allah dan menanggalkan perbuatan dosa.
2.4.6. Penginjilan dan semangat Injil
Wesley sangat mengorbankan kebangunan rohani dan semangat menginjili. Tujuannya adalah menjangkau orang-orang yang belum mengenal injil, agar kemudian orang sebanyak mungkin mendapat tempat didalam kerajaan Allah yang dipenuhi dengan damai sejahtera.
2.4.7. Izin untuk Mengangkat Sumpah
Wesley menegaskan bahwa orang Kristen dapat mengangkat sumpah. Wesley dan umat Methodist yakin bahwa Alkitab tidak melarang orang melakukan hal itu dihapan pemerintah dan pengadilan, asalkan sumpah itu sesuai dengan iman, kasih di dalam keadilan dan kebenaran.
2.4.8. Pembenaran Oleh Iman
Sebanarnya ajaran pembaharuan oleh iman ini bukan lah khusus ajaran John Wesley, melainkan ia mengakui ajaran bapa-bapa reformasi yang menolak perbuatan amal, pahal, dan sebagainya. Sebagai jalan keselamatan, sebagaimana hal itu perlu diajarkan gereja Khatolik dengan praktik surat pengampunan dosanya. Pembenaran oleh iman adalah pengampunan dosa. Allah membenarkan manusia melalui karya perdamaian oleh darah anaknya. Dalam hal ini Allah menunjukkan keadilan-nya dengan penghapusan dosa yang sudah lalu (roma 3: 25). Kepada orang yang dibenarkan atau diampuni kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan. Dampak dari pembenaran oleh iman (pengampunan dosa) itu ialah sukacita dan damai sejahtera. Jadi pembenaran oleh iman dan pengampunan dosa itu tidaklah sesuai yang hanya dipahami, tetapi harus dialami. Atas dasar ajaran inilah Wesley memberi tekanan pada ‘pengalaman’ (experience) sebagai pilar teologi Methodist, disamping Alkitab (scripture), akal budi (reason), dam tradisi (tradition).
2.4.9. Kepastian Keselamatan
Menurut John Wesley, manusia mengetahui bahwa Allah telah membenarkannya, bahwa Allah telah mengampuni dosa-dosanya, dan Allah telah menciptakannya menjadi manusia baru. Dasar Alkitabnya adalah:
1. Roh itu bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah (roma 8: 16)
2. Barang siapa yang percaya kepada anak Allah, ia mempunyai kesaksian itu dalam dirinya (Galatia 4: 6, Roma 5: 5).
Kepastian keselamatan adalah kesaksian roh kudus kepada roh kita yang menyakinkan bahwa kita adalah anak Allah, bahwa kita dikasihi Yesus Kristus, bahwa Yesus Kristus telah menyelamatkan hidup kita, bahwa semua dosa kita telah diampuni dan dosa kita telah diperdamaikan dengan Allah. Hubungan ini diibaratkan seperti hubungan suami istri. Pada mulanya hubungan itu baru dalam tahap saling mengenal dan terbatas, tapi semakin lama hubungan itu makin lama makin dekat, sehingga lahirlah keyakinan dan kepastia bahwa Allah mereka saling mengasihi. Hubungan Kristus dengan orang percaya melewati beberapa tahapan, yaitu:
a. Hubungan keimanan biasa
b. Hubungan keyakinan bahwa Kristus menghasihi aku
c. Kepastian penuh bahwa Kristus mengasihi aku
d. Kepastian kekal bahwa aku adalah anak Allah.
Jadi kepastian itu adalah kepastian yang lahir secara berangsur-angsur, berkembang setahap demi setahap sampai pada kepastian keselamatan akan hidup yang kekal.[19]
2.5.Tata Ibadah
Tata ibadah di GMI berjalan secara fleksibel. Artinya, tata ibadah di setiap jemaat tidak diharuskan serupa dari awal hingga akhir ibadah. Setiap jemaat dapat mengadakan kekhasan ibadah dalam jemaatnya, asalkan disepakati oleh jemaat atau mejelis jemaatnya. Memang secara umum GMI mempunyai tiga bentuk tata ibadah yang boleh dipilih oleh setiap jemaat. Fleksibilitas ibadah ini bertujuan supaya suasana ibadah yang hidup dan segar dapat diciptakan di setiap ibadah jemaat sehingga orang yang mungkin ibadah dapat merasakan dinamika kebaktian tersebut. Fleksilibitas tata ibadah ini di dasarkan atas ajaran Methodist yang di dalam 25 pokok-pokok kepercayaan Methodist sedunia. Tidak begitu penting supaya semua tata cara dan upacara kebaktian sama di semua temat atau sama sekali serupa, karena tata cara dan ucapan itu boleh berlainan dan dapat disesuaikan dengan keadaan negara, zaman, adat istiadat, asalkan jangan bertentangan dengan firman Allah dan telah disetujui dan ditetapkan oleh perhimpunan (jemaat), haruslah ditegur secara terbuka, agar perlanggaran itu jangan sampai melukai perasaan orang-orang yang masih lemah imannya. Tiap-tiap gereja (jemaat) berhak menambah, mengurangi tata cara dan upacara gereja asalkan tidak bertentangan dengan firman Tuhan, bahkan harus meneguhkan iman.[20]
Tata ibadah Gereja Methodist Indonesia
1. Ucapan selamat
2. Prelidium (saat Teduh)
3. Bernyanyi
4. Votum/ Panggilan Kebaktian
5. Bernyanyi
6. Doa Pengakuan Dosa
7. Firman Penyegar Iman
8. Doa Bapa Kami
9. Bernyanyi
10. Responsoria
11. Gloria Patri
12. Pengakuan Iman Rasuli
13. Bernyanyi
14. Pembacaan Efistel
15. Warta Jemaat
16. Doa Syafaat
17. Persembahan
18. Penyerahan Persembahan
19. Bernyanyi
20. Khotbah
21. Bernyanyi
22. Doxology/ Berkat
23. Bersalaman.[21]
2.6.Jabatan dalam Gereja Methodist
a. Bishop
Dalam gereja Methodist di Amerika, bishop dipilih untuk seumur hidup. Penempatannya bisa berpindah-pindah dari suatu konfrensi tahunan ke konfrensi lainnya, yang diatur oleh badan Episkopal. Sebuah badan yang terdiri dari pendeta dan warga gereja. Semantara di Indonesia, jabatan seorang bishop memiliki periode, ia harus dipilih sekali untuk empat tahun. Kalau dia tidak terpilih lagi, maka secara formal dia tidak disebut bishop lagi. Kalau masih aktif (belum Pensiun), maka sehabis jabatan sebagai bishop, dia dapat ditempatkan sebagai bishop yang baru untuk melayani dijemaat atau pada unit pelayanan yang lain. Seorang bishop hanya bisa menjabat sebanyak dua priode berturut-turut.
b. Pimpinan Distrik
Dalam gereja Methodist jabatan sabagai pemimpin distrik disebut preses, yang sering juga dikatakan sebagai bishop kecil. Pimpinan distrik bertugas sebagai pembantu bishop distriknya masing-masing. Sebagaimana dikatakan diatas, pimpinan distrik diangakat dan di tempatkan langsung oleh bishop. Itu adalah hak “prerogative” Bishop.
c. Pendeta
Pendeta dalam GMI melaksanakan tugas untuk memberitakan firman Tuhan, melaksanakan Sakramen Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus. Disamping tugas tersebut, pendeta juga melaksanakan tugas pemeliharaan rohani atau pengembalaan. Seorang pendeta Methodist terdaftar dalam konfrensi tahunan dengan status ‘anggota penuh’ artinya pendeta tidak terhubung dalam satu jemaat tertentu, tetapi ia adalah anggota konfrensi tahunan. Yang terhubung dalam satu jemaat adalah istri dan anak-anak pendeta. Sebelum seseorang diterima menjadi anggota konfrensi tahunan, terlebih dahulu bersangkutan menjalani masa on-trial paling sedikit selama 2 tahun bagi seorang sarjana teologi. Selama masa on-trial tersebut pelayanan kami dinilai oleh jemaat tempatnya melayani dan oleh pimpinan distriknya.
d. Mejelis Jemaat
Anggota majelis jemaat merupakan teman sekerja pendeta/ guru injil. Anggota majelis ini merupakan teman sekerja pendeta jemaat, guru injil, lay-leader, ketua-ketua komis, pemimpin sekolah minggu. Lay leader adalah suatu jabatan dalam majelis jemaat yang boleh dikatakan sebagai wakil (informal) pendeta atau guru injil yang melayani disuatu jemaat. Dalam GMI tidak ada jebatan penatua, yang ada adalah lay-speaker (pengkhotbah awam). Tugasnya adalah membantu pendeta dan guru injil dalam melaksanakan tugas pemberitaan firman dan memimpin kebaktian.[22]
2.7.Tokoh-tokoh Methodist
2.7.1. John Wesley (1703-1791)
John Wesleyadalah seorang yang saleh dan seorang pengkhotbah yang sangat bersemangat. Ia memiliki kecakapan yang luar biasa dalam meminpin suatu organisasi. John Wesley juga dikenal sebagai seorang pemimpin gerakan kebangunan Rohani di Inggris pada abad ke-18 bersama dengan saudaranya, yang bernama Charles Wesley. Mereka biasanya dikenal dengan sebutan Wesley bersaudara. John Wesley bersama dengan sahabatnya, George Whitefield, pada umunya dipandang sabagai pendiri gereja Methodist. John Wesley dilahirkan di Eqworth pada tanggal 17 juni 1703. Ia adalah seorang anak pendeta Gereja Anglikan (Gereja Inggris). Ayahnya bernama Samuel Wesley dan ibunya bernama Susanna Annesley.[23] Sesudah ayahnya wafat pada tahun 1735, John dan Charles belayar ke Georgia, Amerika. John bekerja sebagai seorang pekabar injil dikalangan suku India. Dikapal ia berkenan dengan orang-orang Moravia. Dan John sangat terpengaruh kesalehan pribadi mereka. Kapal yang ditumpanginya hampir tenggelam diterjang badai. John amat takut, namun orang-orang Moravia itu tidak takut sedikit pun. John Wesley ingin mengetahui mengapa mereka sama sekali tidak takut. Ia bertanya kepada mereka, katanya: anda tidak takut akan badai? Orang-orang Moravia itu berkata: tidak, Tuhan ada bersama kami. kami tidak takut mati. Esok harinya A.G Spangenberg, pemimpin orang-orang Moravia itu, mengajukan pertanyaan kepada John sebagai berikut: saudara John, kenalkah saudara dengan Yesus Kristus? John dengan lancar menjawab: saya tahu bahwa ia adalah juruselamat Dunia. Kemudian Spangenberg bertanya lagi: dapatkah saudara mengatakan kepada saya apakah ia telah menyelamatkan saudara? Kini John binggung untuk menjawab, ‘saya harap demikia’ pertemuan ini memberi kesan yang dalam pada diri John Wesley yang kelak akan membawa arah hidup yang baru bagi dirinya.[24]
Pada tahun 1738 adalah suatu tahun pergumulan bagi Wesley di dalam hidupnya, ia bergumul tentang arti keselamatan yang sesungguhnya. Ia berfikir ‘saya sering berkhotbah dan memberikan tentang keselamatan kepada orang lain, tetapi ia masih ragu akan keselamatan itu pada dirinya sendiri.’. ia mencari arti keselamatan itu dan berharap menemukan jawaban yang tepat bagi dirinya. Lalu ia kembali berjalan malam hari dikota Oxford. Ketika John Wesley sedang berjalan-jalan Alderstage ia melihat ada satu perkumulan doa yang dipimpin noleh orang awam, mereka adalah kelompok orang-orang Kristen orang yang sering berkebaktian dirumah-rumah. Ia masuk kepersekutuan itu dan ia membaca tulisan Martin Luther. Ketika ia membaca tulisan itu dan mendengarkan pembacaan Kitab Roma ‘tiba-tiba hatinya dipenuhi oleh Roh Kudus, ia merasa ada kekuatan Roh Kudus yang mengubah hatinya, dan ia tahu itu adalah kasih dar Tuhan Allah. Setelah itu ia berkata dan bersaksi ‘saya merasakan dan saya percaya bahwa saya ada didalam kristus, hanya yesus sendiri yang memberi keselamatan dan memberi jaminan kepastian pada saya, ia telah mengangkat dosa-dosa saya, hanya dia satu-satunya yang menyelamatkan saya dari hukuman dosa dan kematian itu’. Suasana yang dirasakan John Wesley bersama kepastian keselamatan itu menjadi awal pertobatan dalam hidupnya. Sejak itu jugalah John Wesley benar-benar diperbaharui hidupnya dalam terang Allah. Ia kembali berkhotbah dengan penuh semangat dan berani menyatakan kebenaran yang sesungguhnya baik kepada orang banyak, baik dipusat perbelanjaan, dijalan-jalan, maupun dilapangan terbuka. Kemulian Bagi Allah di tempat yang maha Tinggi, itulah dasar kehidupan John Wesley.[25]
Pada tahun 1714 John memasuki Charte House School di London. Ia belajar disini sehingga tahun 1720 dan kemudian pndah ke Church Christ pada Universitas Oxford. Pada tahun 1724 ia menyelesaikan pendidikan tingkat sarjana mudanya. Atas nasihat ayahnya ia menerima jabatan diaken pada tahun 1726 John diangkat menjadi asisten dosen pada Lincoln College, sambil menyelesaikan program sarjananya. Pendidikan sarjananya berhasil diselesaikannya pada tahun 1727. Ia kini diangkat menjadi iman pembantu pada ayahnya sendiri di Espworth karena ayahnya tidak kuat lagi. Pada tahun berikutnya, John diangkat menjadi Presbiter di Epsworth. Pada tahun 1729 ia kembali lagi ke Oxford.[26] Juga ada beberapa karya Wesley yaitu, menulis 200 buku dan 72.000 anggota Methodist.[27]
John Wesley juga dalam buku hariannya tercatat tentang tinjauannya atas sekolah minggu di Bolton yang ia kunjungi tanggal 20 April 1788. Sebagain anak-anak bekerja dalam kelompok yang terdiri dari enam, delapan atau sepuluh orang untuk melawat orang miskin yang sakit. Anak-anak itu memberi kesaksian, menghibur dan mendoakannya. Disini terlihat bahwa memang John Wesley memperhatikan anak-anak.[28] Namun kehidupan rumah tangga yang dijalani John Wesley tidaklah berjalan dengan baik. Dia sempat menikahi beberapa wanita dan akhirnya berpisah. Pada saat masa mudanya dia pernah mengalami kecelakaan dan orang yang merawatnya adalah seorang janda yang bernama Molly. Setelah sembuh akhirnya dia menikahinya namun tidak jauh berbeda dengan pernikahan sebelumnya. Karena pernikahan yang mereka jalani selalu dipenuhi dengan pertengkaran Wesley tidak mau menghentikan kebiasaan menulisnya yaitu menulis surat cinta kepada wanita-wanita lain, sehingga molly merasa diabaikan dan tidak dianggap karena meski Wesley peduli dengan perkembangan Gereja Methodist namun tidak memperdulikan keluarganya. Sehingga molly juga mengatakan bahwa suaminya telah melakukan perzinahan, molly adalah seorang yang pencemburu. Sering ketika John Wesley sedang berbicara didepan umum maka istrinya berkata bahwa yang dikatakannya itu bohong. Bahkan satu kali, istrinya menarik rambut John di depan umum sampai rambutnya tercabut dari akarnya.[29] John Wesley meninggal pada tanggal 2 Maret 1791.[30]
Teologi John Wesley ditandai dengan penekanan pada perdamaian Kristus yang akan Universal. Mereka yang menerima Kristus akan di selamatkan dan mereka yang sungguh-sungguh mencari kesucian hidup akan disucikan dari dosannya.[31] Tokoh kebangunan rohani, John Wesley diizinkan Tuhan memiliki isteri yang tingkah lakunya seringkali sangat mempermalukan dirinya. Sering ketika John Wesley sedang berbicara didepan umum maka isterinya berkata bahwa yang dikatakannya itu bohong. Bahkan satu kali, istrinya menarik rambut John didepan umum sampai rambutnya tercabut dari akarnya. Walaupun begitu john Wesley tetap mengucap syukur dan melayani Allah dengan giat. Ketika istrinya meninggal, ia berkata di upacara pemakaman bahwa john tidak akan menjadi seerti ini tanpa ada istrinya tersebut. Tuhan menjaga john tetap rendah hati walaupun dipakai sangat dasyat melalui kelakuan istrinya yang sangat buruk itu. Adakalanya tuhan mengizinkan hal yang tidak mengenakkan dalam hidup ini untuk menjaga kita tetap rendah hati.[32] Kenyataanya adalah bahwa john Wesley menciptakan neraka yang hidup dalam hidupnya keluarganya sendiri, yang berakhir dengan kegagalan total dan bencana. Inilah faktanya:
JOHN WESLEY CLAIMS “ALLAH AKAN” MEMULAI BENCANA DI RUMAH TANGGA INI. Pernikahan Wesley dengan Mary Vazeille (juga dijuluki Molly) adalah jalan berbatu. Mereka menikah pada tahun 1751, berpisah pada tahun 1758, dan kemudian mulai berpisah dan kembali bersama sampai Vazeile meninggalkannya untuk selamanya pada tahun 1771. Awalnya ia tidak ingin menikah sama sekali, tetapi kemudian ia menyerah ketikan dia mengakui ‘keinginan’ Tuhan bawa dia menemukan pasangan. Dia kemudian berkhotbah kepada orang-orang pentingnya setiap orang Kristen mencapai ‘cinta yang sempurna’ namun pemeriksaan yang lebih dekat atas pernikahanya sendiri mengungkapkan bahwa cintanya tidak begitu sempurna. Sebagai pendiri Evangelism, Wesley menghabiskan waktu yang lama jauh dari rumah untuk melakukan pelayanannya.[33]
2.7.2. Charles Wesley (1707-1788)
Charles Wesley lahir pada tanggal 18 Desember 1707, ia adalah adik dari John Wesley yang berusia empat tahun lebih muda dari John. Charles berbeda dengan akan-anak lainnya. Sewaktu ia lahir, Charles tidak menangis sehingga ia dikira sudah meninggal. Charles juga mengikuti kakaknya. Ia masuk Oxford University, ia mulai satu kelompok disana yang disebut Holy Club. Club ini bertujuan untuk memperkaya kehidupan rohani anggotanya dengan mengadakan penelaan Alkitab, mengadakan kegiatan-kegiatan manusiawi.[34] Charles terkenal karena bakatnya dalam bidang musik dan penipta lagu-lagu rohani yang menjadi sarana penting dalam mengobarkan kebangunan rohani. Menurut tradisi, ia mengaeang sekitar 6.500 nyanyian dan 65 buah terdapat dalam buku Methodist Hymnal.[35] Peranan Charles sebagai seorang komponis pada zamannya sengatlah menonjol, dan kemudian Charles mencontoh semangat bernyanyi dari mereka. Jadi, perkembangan nyanyian di Inggris adalah sebuah sumbangan penting dalam gerakan Methodist. Banyak lagu yang diubah Charles yang iramanya penuh dengan sukacita.[36]
Charles tidak berobat hingga tanggal 2 Mei 1738, tapi yang menjadi titik balik pertobatan Charles yaitu sesudah mendengar Bohler tentang hakekat iman, Charles membaca buku karya Marthin Luther. Commentary on Galatians, dan ia merasa terharu menemukan bahwa pengajaran tentang iman dan keselamatan melalui iman dan Anugrah sangat ditekankan dalam buku tersebut. Maka Charles menulis dalam buku harianya “bukanlah Iman yang tidak bekerja, melainkan iman yang membuat (orang yang memiliki iman itu) bekerja dengan kasih, serta menghasilakan kesucian dan perbuatan-perbuatan baik”.[37] Pada tanggal 19 Mei 1738 charles jatuh sakit dan berbaring di tempat tidur, seorang wanita Ny.Turner mengunjunginya dan berkata bahwa Charles tidak akan bangkit dari tempat tidurnya kecuali ia benar-benar percaya. Wanita itu sudah memilki iman yang kuat. Dua hari kemudian Ny. Turner datang kembali menemui Charles dan mengatakan langsung kepada Charles “Dalam Nama Yesus dari Nazaret, bangkitlah dan percayalah, dan anda tidak akan disembuhkan dari segala penyakit-penyakit Mu”. Pada saat itu Charles sangat tergugah, namun ia agak enggan mengatakan ‘saya percaya’. Namun demikian Charles mengalami pembaharuan iman pada saat itu. Kemudian hari ia menyebut peristiwa itu sebagai ‘Hari Pentakosta’ bagi dirinya. Sekarang Charles memiliki iman bukan hanya sekedar secara intelek tapi iman yang hidup karena menghasilkan perangi baru dalam sorgawi. Hatinya dan pikiranya sudah menjadi milik sang Juruslamat. Pada 22 Mei Charles menulis sebuah pujian ‘where Shall My Wondering Soul begin?’. Dan kini mereka menyanyikan dengan sukacita.[38]
Disini buku harian Charles mencatat hal yang terjadi pada hari setelah ia menulis himnenya yang pertama. Sekitar pukul 22:00 malam, kakakku masuk dalam kenangan bersama kelompok teman kami, dan menyatakan ‘Aku Percaya’. Kami menyanyikan himne itu dengan sukacita besar disertai doa. Sukacita itu tidak lengkap tanpa setidaknya bait pertama himne tersebut, yaitu:
Where shall my wondering soul begin?
How shall I all to Heaven aspire?
A branch plucked from eternal fire!
How shall I equal triump, raise
Or, sing my great Deliver’s praise?
Dimanakah seharusnya awal dari kekaguman jiwaku?
Bagaimanakah aku seharusnya bertindak untuk memenuhi hasrat surgawi? Seorang budak ditebus dari kematian dan dosa
Sebatang ranting diangkat dari api keabadian!
Bagaimana aku menyamakan kemenangan yang muncul
Atau, menyanyikan pujian Penebusku yang besar?[39]
2.7.3. George Whitefield (1714-1770)
George Whitefield dilahirkan dalam sebuah keluarga miskin di Glouchester di Inggris pada 1714. Pada masa kecilnya George sudah terbiasa hidup dalam penderitaan karena ayahnya hanya bekerja sebagai penjaga rumah penginapan. Penderitaan hidupnya semakin bertambah ketika ayahnya meninggal. Akibatnya, sekarang ibunya memikul tanggung jawab ganda sebagai ibu rumah tangga dan kepala rumah tangga mencari nafkah untuk keluarganya. Pada tahun 1733 george belajar pada Universitas Oxford. Disini dia bersahabat dengan Wesley. George mengalami pergumulan iman yang sangat hebat sekali, namun ia berhasil keluar dari pergumulan iman itu setelah merasakan kasih Tuhan Allah yang berlimpah-limpah. Ia memutuskan untuk menyerahkan seluruh hidupnya bagi pekerjaan Tuhan. Pada tahun 1736 ia ditahbiskan menjadi pendeta dalam Gereja Anglikan. Ia mulai berkhotbah sangat semangat, mula-mula ia di Gloucherteshire, kemudian di beberapa gereja besar di kota London. Itulah sababnya pada tahun 1738 ia bersama-sama dengan Wesley dikirim ke Georgia, Amerika Serikat oleh lembaga untuk menyebarkan injil diluar Negeri (Society for the Propagation of the Gospel in Foreign Parts). Geoger juga berkhotbah di Boston dihadapan ribuan orang. Pekerjaan George di Amerika ini menimbulkan kebangunan rohani, terutama dalam kalangan gereja Presbiterian dan Kongregational. Ketika kembali ke Inggris, George mulai berkhotbah dimana-mana, dipasar, dilorong sempit, bahkan dilapangan terbukan. Kebangunan rohani di Inggris pada abad ke18 ini berkaitan erat dengan pribadi pekerjaan George dan dengan Wesley. Whitefield adalah seorang pengkhotbah. Ia berkhotbah sabanyak 18.000 kali. George meninggal dunia akibat serangan asma di Newburyport, Mussachussets, pada tahun 1770 dalam umur 56 tahun.[40]
2.8.Dampak Gereja Methodist bagi Gereja dan Dunia
Wesley beserta pengkhotbah injil lainya menghadapi perlawanan dari kaum rohaniwan dan dari semua lapisan masyarakat. Akan tetapi dalam waktu yang bersmaan, banyak juga yang memberi tanggapan yang positif. Melaui khotbah-khotbah mereka, Inggris mengalami kebangunan Injil dan banyak orang diantara para pengetahuan pribadi yang hidup mengenal Yesus Kristus. Wesley bersaudara mengumpulkan jemaat mereka dalam himpunan-himpunan yang terdiri disamping-samping gereja lokal. Namun karena gereja utama Inggris, Gereja Anglikan, bersikap bermusuhan akhirnya mereka melarikan diri dan mendirikan gereja Methodist. Ini tidak berarit bahwa gereja Anglikan tidak terpengaruh oleh mereka, kelompok injil pada waktunya menjadi kelompok terpenting dalam gereja inggris dan posisi ini mereka mempertahankan sampai bagian akhir abad ke 19. Secara tradisional tidak terlihat pada gereja Anglikan (yaitu gereja Presbeterian, gereja Kongregasionallis, dan gereja Baptis), yang mengalami kemunduran dalam jumlah anggota dan dalam kegairahan, bangkit kembali dan berkembang dengan pesatnya. Kebangunan rohani secara dramatis mempengaruhi gereja di Inggris hanya dibidang kegerejaan. Melalui kebangunan rohani, lapisan masyarakat paling bawah dapat terjangkau oleh injil dengan jalan yang sebelum ini tidak pernah ditempuh. Bahkan seluruh lapisan masyarakat dan warna moral berubah. Serikat-serikat buruh dan partai buruh mempunyai akar-akarnya dalam pembangunan injil. Kehidupan sosial poloti bangsa inggris dipengaruhi secara mendalam.[41]
Tidak hanya kehidupan gerejawi saja yang dipengaruhi gerekan Revival ini meskinpun itu yang menjadi pokok perhatiannya. Berkat usaha dari Wesley dan kawan-kawan, kekasaran, kemabukan, dan sebagainya dihilangkan dari masyarakat. Gereja Methodist gereja yang pertama kali melarang anggota-anggota nya memiliki budak-budak dan mereka juga yang menjadi pemimpin-pemimpin pertama digerakan buruh (Labour Party).[42] Sumbangan terbesar John Wesley ialah beliau telah berhasil mempopulerkan dan wariskan pengertian yang modern tentang makna pembaharuan, pertobatan (Konversi), Penginjilan Missa, Pengudusan Pribadi, dan sistem kelompok-kelompok. Doktrin baptisan Roh Kudus yang diajarkan berbagai aliran Pentakosta dan Kharismatik, berpangkal dari ajaran Wesley tentang ‘pengudusan yang menyeluruh’ sebagai karya Roh Kudus, yang dikaruniakan sesudah keselamatan, Wesley juga mengembangkan pengertian teologis tentang doktrin anugrah, predestinasi, dan kehendak bebas manusia.[43] Berkat dari usaha-usaha para tokoh methidist, gereja-gereja protestan mengalami kebangunan rohani. Kebangunan itu memanfaatkan kesempatan yang telah diciptakan oleh pencerahan. Pengaruhnya terasa dibidang pekabaran injil, dibidang ouikumene dan dibidang sosial juga. Dalam waktu 20 tahun lebih, dari tahun 1792-1815 telah didirikan lima lembaga pengkabaran injil yang besar di Inggris, Belanda dan Jerman. Pada tahun 1804, didirikan juga lembaga Alkitab untuk Inggris dan luar negeri (British and Foreigh Bible Society), induk semua lembaga Alkitab diseluruh dunia. Didirikanya lembaga-lembaga itu merupakan titik tolak kegiatan pekebaran injil yang luar biasa salam abad ke 19 dan 20, juga titik tolak untuk gerakan Oikumene (kesatuan antar Gereja).[44]
2.9.Dua Puluh Lima Pokok-pokok Ke[ercayaan Umat Methodis
1. Pasal 1 Iman tentang Tritunggal yang Kudus
Hanya ada satu Allah yang hidup dan benar, kekal selama-lamanya, bersifat Roh adanya, tidak terbatas dalam kuasa, hikmah dan kebaikan. Dialah pencipta dan pemeliharaan segala sesuatu, baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan.
2. Pasal 2 Firman atau Anak Allah yang sudah menjadi Manusia
Anak, yaitu Firman bapak, adalah benar-benar Allah dan kekal adanya, 1 zat dengan Bapa sudah mengambil kodrat manusia dalam rahim Maria, sehingga ada 2 kuadrat yang lengkap dan sempurna yaitu keilahian dan kemanusiaan disatukan dalam satu pribadi yang tidak dapat dipisahkan.
3. Pasal 3 Kebaktian Kristus
Sesungguhnya Kristus sudah bangkit dari antara orang mati dan telah mengenakan tubuh manusia yang sempurna. Di dalam keadaan ini ini dia telah naik ke surga dan duduk disebelah kanan Allah, hingga datang kembali untuk menghakimi semua manusia pada akhir zaman.
4. Pasal 4 Roh Kudus
Roh Kudus berasal dari Bapa dan anak. 1 zat, kuasa dan kemuliaan dengan Bapa dan anak. Dia adalah benar-benar Allah dan kekal adanya.
5. Pasal 5 Alkitab
Segala hal yang perlu diketahui untuk keselamatan terdapat dalam Alkitab, sehingga apa yang tidak tertulis di dalamnya, atau tidak dapat dibuktikan dengannya, Janganlah dipaksa bahwa hal tersebut harus dipercaya sebagai suatu Asas Kepercayaan pokok atau dianggap perlu sebagai keharusan untuk keselamatan. Alkitab yang dimaksud ialah buku-buku yang secara kanonik telah ditetapkan menjadi kitab suci, baik dari kitab Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, yang tidak pernah diragukan akan otoritas dalam gereja.
6. Pasal 6 Dosa Asal
Dosa asal, bukanlah penurunan kelakuan Adam, seperti yang diajarkan oleh eh pelagianisme tetapi merupakan kerusakan kodrat dari setiap manusia yang secara alami terjadi karena kita adalah keturunan dari Adam. yang mana manusia telah sangat jauh dari kebenaran yang sebenarnya dan setiap manusia senantiasa cenderung kepada yang jahat.
7. Pasal 7 Kehendak Bebas
keadaan manusia setelah kejatuhan Adam adalah sedemikian rupa sehingga ia tidak dapat berbalik dan memperbaiki dirinya, dengan kekuatan dan perbuatan sendiri untuk dapat beriman dan berseru kepada Allah. Demikianlah kita tidak mempunyai kuasa untuk melakukan hal-hal yang baik, yang menyenangkan dan berkenan kepada Allah tanpa menerima dahulu anugerah Allah dalam Yesus Kristus. Ketika kita sudah memiliki kehendak baik dari Tuhan barulah kita dapat mengerjakan hal-hal yang baik.
8. Pasal 8 Pembenaran Manusia
Kita dibenarkan di hadapan Allah hanya karena jasa Tuhan dan juru selamat kita. Yakni melalui iman dan bukan karena perbuatan ataupun kelayakan kita sendiri. Demikianlah bahwa kita dibenarkan hanya melalui iman adalah suatu ajaran yang benar dan memberikan penghiburan yang besar.
9. Pasal 9 Perjanjian Lama
Perjanjian Lama tidak bertentangan dengan perjanjian baru karena di dalam keduanya hidup kekal ditawarkan kepada umat manusia oleh Kristus yang ada adalah satu-satunya antara Allah dengan manusia, karena dia adalah Allah dan manusia adanya. Sebab itu janganlah kita mendengar mereka yang menganggap bahwa orang-orang beriman pada zaman lampau yang hanya mengharapkan janji-janji yang sementara. Meskipun orang Kristen tidak perlu mengikuti segala upacara agama, ritual ibadah dan hukum-hukum pemerintahan orang-orang Israel seperti diberikan Allah melalui Musa, tetapi tidak ada seorang Kristen pun yang bebas untuk taat dari perintah-perintah Taurat yang bersifat moral.
10. Pasal 10 Perbuatan Baik
meskipun perbuatan baik yang merupakan buah dari iman dan datang sebagai hasil dari pembenaran,, tidak dapat menghapuskan dosa-dosa kita dan tidak tahan menghadapi hebatnya penghakiman Allah. Namun demikian perbuatan yang baik itu menyenangkan dan berkenan kepada Allah di dalam Kristus, sehingga perbuatan baik itu menyatakan suatu iman yang hidup sama seperti pokok dikenal dalam buahnya.
11. Pasal 11 Perbuatan-perbuatan yang berlebih-lebihan
Perbuatan yang berlebih-lebihan adalah perbuatan yang dilakukan dengan maksud menambah, melampaui dan lebih tinggi dari perintah-perintah Allah. Pengajaran mengenai hal ini dapat menimbulkan kesombongan dan ketidak murnian. Dengan melakukan itu manusia menyatakan bahwa mereka bukan hanya dapat memberikan kepada Allah sesuai dengan yang diminta kepada mereka untuk dilakukan, tetapi bahwa mereka dapat melakukan lebih banyak melampaui apa yang diperlukan. Padahal Kristus dengan jelas berkata: apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepada Mu, hendaklah kamu berkata Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna.
12. Pasal 12 Dosa Sesudah Pembenaran
Bukan lah setiap dosa yang dilakukan dengan sengaja setelah pembenaran merupakan dosa yang melawan Roh Kudus dan tidak dapat diampuni. karena itu, jaminan pengampunan tetap tersedia kepada mereka yang jauh dalam dosa sesudah pembenaran: setelah kita menerima Roh Kudus, kita mungkin menjauhkan diri dari Kasih Karunia yang telah diberikan, dan jauh dari dosa-dosa, tetapi dengan anugerah Tuhan, kita dapat bangkit kembali dan memperbaiki kehidupan kita. Karena itu, bersalah lah orang yang menyatakan bahwa mereka tidak mungkin berdosa lagi selama mereka hidup atau mereka yang menyangkal adanya pengampunan bagi orang yang bertaubat dengan sungguh-sungguh.
13. Pasal 13 Gereja
Gereja Kristus yang kelihatan adalah suatu perhimpunan orang-orang beriman yang mana didalamnya firman Allah yang murni dikhotbah kan dan sakramen-sakramen dilaksanakan dengan benar, sesuai dengan perintah Yesus Kristus dalam segala perkara yang diper hubungkan dengan itu.
14. Pasal 14 Api Penyucian
Ajaran gereja Roma Katolik mengenai api pencucian, Pengampunan Dosa melalui surat indulgensia penyembahan dan pemujaan terhadap patung patung maupun berdoa kepada orang-orang Suci adalah hal yang bodoh, sia-sia dan sama sekali tidak ada dasarnya dalam Alkitab bahkan bertentangan dengan firman Allah.
15. Pasal 15 Bahasa dalam Kebaktian
Bahasa dalam kebaktian adalah hal yang jelas bertentangan dengan firman Tuhan dan kebiasaan dari Gereja mula-mula, yaitu mempergunakan bahasa yang tidak dimengerti oleh umat, dan baik dalam kebaktian umum di gereja maupun dalam pelayanan sakramen-sakramen.
16. Pasal 16 Sakramen-sakramen
Sakramen-sakramen yang ditentukan oleh Kristus bukanlah hanya lambang yang menyatakan pengakuan orang-orang Kristen melainkan lebih dari itu sakramen adalah tanda yang pasti dari anugerah Tuhan yang diberikan kepada kita melalui dia bekerja dalam batin kita untuk menghidupkan bahkan menguatkan dan meneguhkan iman kita akan Tuhan. Hanya dua sakramen yang ditentukan oleh Kristus Tuhan kita dalam Injil yaitu: Baptisan Kudus dan perjamuan kudus menurut Injil bahwa Sidi pengakuan dosa, Tahbisan Iman, pernikahan dan upacara untuk orang yang akan meninggal dunia Bukankah sakramen. Hal-hal di atas terjadi, sebagai bagian akibat penyimpangan yang terjadi sesudah masa rasul-rasul, sebagai mana memang ada dinyatakan dalam kitab suci, tapi tidak dapat mempunyai Natur yang sama dengan Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus.
17. Pasal 17 Baptisan Kudus
Baptisan bukan hanya suatu tanda pengakuan iman atau suatu tanda yang membedakan orang-orang Kristen dari orang-orang yang belum dibaptis, Tetapi lebih dari itu adalah suatu tanda dari dilahirkan kembali atau lahir baru secara rohani.
18. Pasal 18 Perjamuan Kudus
Perjamuan kudus bukan hanya suatu tanda kasih yang harus dimiliki diantara orang-orang Kristen Tetapi lebih dari itu adalah suatu sakramen mengenai penebusan dosa kita oleh kematian Kristus, sehingga Barang siapa dengan sikap yang benar dan dengan iman menerima roti yang dipecah pecahkan itu sama dengan memakan tubuh Kristus: demikian juga cawan yang diberkati itu adalah minuman darah Kristus.
19. Pasal 19 Dua Unsur Perjamuan Kudus
Cawan dari Tuhan tidaklah dilarang untuk diberikan kepada gereja karena kedua unsur perjamuan Tuhan, melalui penetapan dan perintah dari Kristus, harus dijalankan kepada semua orang Kristen.
20. Pasal 20 Kurban Kristus di atas kayu Salib
Persembahan Kristus, yang sekali dilakukan adalah penebusan, perdamaian dan pemuasan yang sempurna untuk semua dosa seluruh dunia baik dosa asal maupun dosa perbuatan; jadi tidak ada pemuasan lain untuk dosa selain dalam Kristus sendiri. Sebab itu ada pengajaran yang menyesatkan dan tipuan, apabila dikatakan bahwa ketika kurban Musa diberikan oleh Pastor maka itu adalah sama dengan persembahan mempersembahkan Kristus untuk orang-orang yang hidup dan yang sudah mati, untuk mendapatkan pengurangan penderitaan ataupun rasa bersalah.
21. Pasal 21 Pernikahan para Hamba-hamba Allah
Para hamba-hamba Tuhan tidak diperintahkan oleh hukum Tuhan untuk bersumpah hidup selibat ataupun tidak boleh menikah karena itu adalah sah bagi mereka sama seperti orang-orang Kristen lainnya yang menikah berdasarkan pertimbangan mereka sendiri demikian juga para hamba-hamba Tuhan dapat mempertimbangkan hal yang sama asalkan pernikahan itu mendatangkan kesalehan yang baik.
22. Pasal 22 Tata Cara dan Ucapara Gereja
Tidak perlu bahwa semua tata cara dan upacara kebaktian di semua tempat harus sama dan serupa karena tata cara dan upacara itu boleh berbeda dan dapat disesuaikan dengan keadaan negara zaman adat istiadat, asalkan tidak bertentangan dengan firman Allah. Barang siapa dengan mempertimbangkannya secara pribadi mempunyai keinginan dan maksud secara terang-terangan melanggar tata cara dan upacara dari gerejanya yang tidak bertentangan dengan firman Allah dan telah ditetapkan dan disetujui oleh yang berwenang untuk itu, maka orang tersebut harus ditegur secara terbuka Karena orang itu telah melawan tatana gereja dan melukai perasaan dari orang-orang yang masih lemah imannya, dengan demikian yang lain takut untuk melakukan hal yang sama.
23. Pasal 23 Kewajiban Orang Kristen kepada Pemerintah
Semua orang Kristen, khususnya semua hamba-hamba Tuhan berkewajiban mempelajari dan mematuhi hukum-hukum dari perintah ataupun penguasa tertinggi di negara tempat mereka menjadi warga negara atau bertempat tinggal, dan menggunakan semua sarana yang patut untuk mendorong ketaatan kepada penguasa yang ada. Kewajiban ini hanya dapat dilaksanakan sejauh bila hukum negara itu tidak melanggar hukum-hukum Allah.
24. Pasal 24 Harta Benda Orang Kristus
Kekayaan dan harta benda yang dimiliki orang Kristen bukanlah milik umum seperti yang dilakukan oleh beberapa orang yang menyombongkan diri secara salah. Meskipun demikian, setiap orang seharusnya dengan sukarela memberikan bantuan kepada orang-orang miskin sesuai dengan kemampuannya.
25. Pasal 25 Sumpah Orang Kristen
Sebagai mana kita mengaku bahwa Tuhan Yesus Kristus dan rasul Yakobus melarang orang-orang Kristen bersumpah dengan sia-sia dan gegabah, demikian juga kita memahami bahwa agama Kristen tidak melarang orang-orang untuk bersumpah jika diminta Hakim dalam pengadilan asalkan dia melakukan itu dengan iman dan kasih, sesuai dengan pengajaran firman Tuhan dalam keadilan kearifan dan kebenaran.
Tambahan: Pengkudusan
Pengudusan adalah pembaruan oleh Roh Kudus dari kodrat kita yang telah jauh dari dosa diterima melalui iman dalam Yesus Kristus yang oleh darahnya menyucikan kita dari segala dosa: melalui itu kita tidak hanya dibebaskan dari rasa bersalah karena dosa itu tetapi juga dibasuh dari segala kenajisan, dibebaskan dari kuasa dosa, dan diampunkan melalui Anugerah, untuk mengasihi Allah dengan segenap hati kita dan berjalan dalam segala hukum-hukumnya yang kudus dan tak bercela.
III. Kesimpulan
Dari pemaparan kami diatas dapat kami simpulkan tentang Methodist adalah suatu nama ejekan yang diberikan karena “metode” pertobatan yang dipakai yang di ajarkan oleh John Wesley dan teman-temannya. Perhimpunan ini bertujuan memperkaya kehidupan rohani anggotanya, dengan jalan mengadakan penelaan Alkitab dan diskusi, komuni suci (perjamuan kudus) tiap minggu, dan terlibat dalam kegiatan-kegiatan kemanusiaan, termasuk orqang-orang di penjara, George Whitefield, pada umunya dipandang sabagai pendiri gereja Methodist. Tata ibadah di GMI berjalan secara fleksibel. Artinya, tata ibadah di setiap jemaat tidak diharuskan serupa dari awal hingga akhir ibadah. Setiap jemaat dapat mengadakan kekhasan ibadah dalam jemaatnya, asalkan disepakati oleh jemaat atau mejelis jemaatnya. Memang secara umum GMI mempunyai tiga bentuk tata ibadah yang boleh dipilih oleh setiap jemaat. Fleksibilitas ibadah ini bertujuan supaya suasana ibadah yang hidup dan segar dapat diciptakan di setiap ibadah jemaat sehingga orang yang mungkin ibadah dapat merasakan dinamika kebaktian tersebut. Semoga kita dapat memahami dari penjelasan kami di atas, Tuhan Yesus Kristus Memberkati.
IV. Daftar Pustaka
F.D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam Sejarah Gereja, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015.
Jonathan E. Culver, Sejarah Gereja Umum, Bandung: Biji Sesawi, 2013
Thomas Van De End, Harta Dalam Bajana, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2014
Jonar S. Sejarah Gereja Umum, Yogyakarta: ANDI, 2014
John Wesley, Khotbah Terbesar Sepanjang Mas,
Richard M. Daulay, Mengenal Gereja Methodist Indonesia.
Robert L. Tobing, John Wesley dan Poko-pokok Penting Pengajarannya, Medan: Cipta Sarana Mandiri, 2005
Robert R. Boehlke, Sejarah Perekembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen, Jakarta: Gunung Mulia, 200
John Wesley, Khotbah Terbesar Sepanjang Masa, Yogyakarta: ANDI, 2012
Jan Aritonang, Berbagai Aliran di dalam dan di sekitar Gereja, Jakarta: BPK Gunung Melia, 2015
H. Berkhof, I. H. Enklaar, Sejarah Gereja, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015
B. P. Simanjuntak, dkk, Ini Aku Utuslah Aku Jonh Wesley, Rangka Dies Natalis Ke-10 Institut Teologia Alkitab, 1993
F. D. Wellen, Kamus Sejarah Gereja, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011
Jonathan E. Culver, Sejarah Gereja Umum, (Bandung: Biji Sesawi, 2013), 239.
Sumber Lain
http://andrewultimatebloggers.blogspot.com/2015/01/contoh-liturgi-gereja-methodist.html diakses tanggal 22september 2020, pukul 23: 10 WIB.
http://www.wordfuturefund.org/Reports/Wesley/Wesleymarriage.html. Diakses 25 September 2020 pukul 21:07 WIB.
http://www.glorianet.org/sunanto/1572-besi. Diakses 25 September 2020 pukul 21: 50 WIB.
http://www.worldfuturefund.org/Reports/Wesley/Weletmarriage.html. Diakses 25 September 2020, pukul 22: 06 WIB
[1] C. De Jonge, Pembimbing Ke Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015), 80.
[2] F. D. Wellen, Kamus Sejarah G ereja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011), 284.
[3] J. Aritonang, Garis Besar Sejarah Reformasi, (Bandung: Jurnal Info Media, 2007), 85-86.
[4] J. Aritonang, Berbagai Aliran di dalam dan di sekitar Gereja, (Jakarta: BPK Gunung Melia, 2015), 146.
[5] Jonathan E. Culver, Sejarah Gereja Umum, (Bandung: Biji Sesawi, 2013), 239.
[6] H. Berkhof, I. H. Enklar, Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015), 252-253.
[7] Jan Aritonang, Berbagai Aliran di dalam dan di sekitar Gereja, (Jakarta: BPK Gunung Melia, 2015), 181-182.
[8] Richard M. Daulay, Mengenai Gereja Methodist Indonesia, 15.
[9] B. P. Simanjuntak, dkk, Ini Aku Utuslah Aku Jonh Wesley, (Rangka Dies Natalis Ke-10 Institut Teologia Alkitab, 1993), 3-4.
[10] F. D. Wellen, Kamus Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011), 284.
[11] H. Berkhof, I. H. Enklaar, Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015), 251-252.
[12] H. Berkhof, I. H. Enklaar, Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015) 253.
[13] Jan Aritonang, Berbagai Aliran di dalam dan di sekitar Gereja, (Jakarta: BPK Gunung Melia, 2015), 154-155
[14] H. Berkhof, Sejarah Gereja, 253
[15] Richard M. Daulay, Mengenal Gereja Methodist Indonesia, 16-17
[16] H. Berkhof, I. H. Enklaar, Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015), 192.
[17] Richard M. Daulay, Mengenal Gereja Methodist Indonesia, 11.
[18] Richard M. Daulay, Mengenal Gereja Methodist Indonesia, 20.
[19] Jan Aritonang, Berbagai Aliran di dalam dan di sekitar Gereja, (Jakarta: BPK Gunung Melia, 2015), 162-165.
[20] Richard M. Daulay, Mengenal Gereja Methodist Indonesia, 21
[21] http://andrewultimatebloggers.blogspot.com/2015/01/contoh-liturgi-gereja-methodist.html diakses tanggal 22september 2020, pukul 23: 10 WIB.
[22] Richard M. Daulay, Mengenal Gereja Methodist Indonesia, 11-12.
[23] John Wesley, Khotbah Terbesar Sepanjang Masa, (Yogyakarta: ANDI, 2012), 14-16.
[24] F. D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015), 187-188.
[25] Robert L. Tobing, John Wesley dan Poko-pokok Penting Pengajarannya, (Medan: Cipta Sarana Mandiri, 2005), 27.
[26] Ibid, 187.
[27] Jonathan E. Culver, Sejarah Gereja Umum, (Bandung: Biji Sesawi, 2013), 314.
[28] Robert R. Boehlke, Sejarah Perekembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: GUnung Mulia, 2003), 396.
[29] http://www.wordfuturefund.org/Reports/Wesley/Wesleymarriage.html. Diakses 25 September 2020 pukul 21:07 WIB.
[30] F.D. Welle, Riwayat Hidup Singkat, 188
[31] Ibid, 188
[32] http://www.glorianet.org/sunanto/1572-besi. Diakses 25 September 2020 pukul 21: 50 WIB.
[33] http://www.worldfuturefund.org/Reports/Wesley/Weletmarriage.html. Diakses 25 September 2020, pukul 22: 06 WIB.
[34] F.D. Welle, Riwayat Hidup Singkat, 188
[35]Richard M. Daulay, Mengenal Gereja Methodist Indonesia, 75-76.
[36] Ibid, 87-88.
[37] Robert L. Tobing, John Wesley dan Poko-pokok Penting Pengajarannya, 25-26.
[38] Jonar S. Sejarah Gereja Umum, (Yogyakarta: ANDI, 2014), 23-24.
[39] John Wesley, Khotbah Terbesar Sepanjang Mas, 23-24.
[40] F.D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam Sejarah Gereja, 190-191.
[41] Jonathan E. Culver, Sejarah Gereja Umum, 314.
[42] Thomas Van De End, Harta Dalam Bajana, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2014), 240.
[43] Jonathan E. Culver, Sejarah Gereja Umum, 314.
[44] Thomas Van De End, Harta Dalam Bejana, 239-240.