wvsOdYmDaT9SQhoksZrPLG0gYqduIOCNl12L9d9t

Arti Dan Makna Misi, Missio Dei, Missi Christi, Missi Spiritus Sancti, Missio Apostolorum dan Missi Ecclesia

Arti Dan Makna Misi, Missio Dei, Missi Christi, Missi Spiritus Sancti, Missio Apostolorum dan Missi Ecclesia



I. Pendahuluan

Pada pertemuan kali ini, kami akan membahas tentang Misi, serta pembagian Missi yaitu: Missio Dei, Missi Christi, Missi Spiritus Sancti, Missio Apostolorum dan Missi Ecclesia, dan juga misi menurut para tokoh. Untuk lebih dapat dipahami, kami para penyaji ingin memaparkan dan menjelaskan hasil diskusi kami, agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita bersama, semoga sajian kami ini dapat membantu kita bersama dalam memahami bagaimana itu Misi. Tuhan Yesus Memberkati.

II. Pembahasan

2.1. Definisi Misi

Istilah Missiologia berasal dari kata Latin missio adalah pengutusan. Inggris/ Jerman/ Perancis: Mission. Belanda Missie dipergunakan dalam kalangan Gereja RK, padahal Gereja Protestan umunya memakai istilah Zending. Dalam Bahasa Inggris bentuk tunggal Mission berarti karya Allah (God’s Mission) atau tugas yang diberikan oleh Tuhan Kepada Kita (our Mission), sedangkan bentuk jamak Mission menandakan kenyataan praktis atau pelaksanaan pekerjaan itu.[1]

Pengertian tentang misi dan misiologi tidak hanya sekedar terlaah etimologis-sintaksis dari kata, tetapi telah memuat macam-macam modifikasi pengertian dan bahkan didalam seluruh karya penyelamatan Allah. Kata ‘Misi’ adalah istilah Bahasa Indonesia untuk kata Latin mission yang berarti perutusan. Kata mission adalah bentuk substantive dari kata kerja mittere (mitto, missi, missum) yang mempunyai beberapa pengertian dasar. Gereja pada dasarnya menggunakan kata mittere dalam pengertian mengutus, mengirim. Istilah misi tidak hanya dipakai dalam lingkup ke Agamaan, tetapi juga didunia profane seperti misi diplomatis, misi politis, misi ilmu pengetahuan, misi kebudayaan, misi dalam dunia kemiliteran. Misiologi adalah penelitian ilmiah dan penjabaran sistematis mengenai perutusan. Dalam rangka refleksi teologis, misiologi bukan hanya berarti ilmu tentang perutusan, karena misiologi adalah refleksi dan pertanggungjawaban ilmiah atas dimensi iman Gereja (kepada Allah) yakni aspek keterbukaanya kepada dunia. Misiologi meneliti dan menganalisis latar belakang iblis, dasar teologis, sejarah misi serta dampaknya untuk kehidupan dan karya gereja pada masa sekarang.[2]

Sampai 1950-an, misi mempunyai pengertian sebagai berikut: pengiriman misionaris ke daerah tertentu, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh misionaris-misionaris tersebut, wilayah geografis tempat para misionaris itu bekerja, lembaga yang mengutus para misionaris, dunia non percayaatau ‘lapangan misi’, pusat yang dari padanya para misionaris tersebut bekerja di lapangan misi, jemaat setempat tanpa pendeta yang menetap disitu dan masih bergantung pada dukungan dari jemaat yang lebih tua dan mapan, serangkaian pelayanan yang khusus dimaksudkan untuk memperdalam atau menyebarkan iman percaya.

Misi dipergunakan dalam konsep tradisional mempunyai arti:

a. Penyebaran iman

b. Perluasan pemerintahan Allah

c. Pertobatan orang-orang kafir

d. Pendirian jemaat-jemaat baru.

Misi Bahasa latin ‘Missio’, dalam Bahasa Yunani ‘Apostello’ berarti “mengutus” seseorang atau suatu benda untuk pergi. Dalam PL, kata ‘utus’ ditemukan 700 kali dan dalam PB ditemukan 131 kali (116 kali terdapat dalam keempat Injil dan kisah para rasul). Misi dalam Bahasa Ibrani berasal dari kata kerja bipbil imperative masculine prular yang berarti “Misi” (pergi). Istilah misi berasal dari kata dasar “mission”. Pemberitaan bisa disebut “missionaris atau missionary” dari kata injil euvaggellion (utusan Injil dan kata sifat missionary atau missioner atau wujud; bersikap pekabaran injil). Allah adalah pengutus Agung disebut missioner (Mat 28: 19-20).[3]



2.2. Sejarah Misiologi

Misiologi adalah suatu cabang baru dalam disiplin ilmu-ilmu teologi yang membuat penelitian dan penjabaran ilmiah mengenai hakikat dan pelaksanaan perutusan Gereja. Sebetulnya akar-akar refleksi misiologi serta tema-tema yang berhubungan dengan karya misi telah ada sejak abad-abad pertama, bahkan sejak saat-saat pertama hidup Gereja. Akan tetapi, sebagai disiplin ilmu dalam pengertian modern, yakni sebagai bagian tersendiri dan normatif dengan batas-batas penelitian yang jelas (objek, metode, arah), di bedakan dari cabang-cabang ilmu lainya, misiologi aru mulai sejak akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20.[4]



2.3.Pengertian Misi Menurut Para Tokoh

2.3.1. J. C. Hoekendijk

Menurut J. C. Hoekendijk, missiology adalah ilmu pertambahan jiwa dalam gereja Tuhan (prostihemi berarti ‘bertambah’), yaitu ilmu yang berkaitan dengan upaya pemberitaan injil Kristus kepada orang yang belum percaya dan membawanya kepada Tuhan supaya bertobat (Kis 2: 47, 5: 14, 11: 24). Jadi dapat juga dikatakn bahwa misiologi adalah ilmu pertambahan (prostheties).

2.3.2. Abraham Kuyper

Menurut Abraham Kuyper, misiologi adalah pengalaman misi, yaitu pelayanan yang berkaitan dengan pengutusan seseorang oleh Tuhan. Dapat juga dikatakan bahwa missiologi adalah ilmu kerasulan (yang membedakan antara jembatan rasul dan misi rasul).

2.3.3. Johanes Verkuyl

Menurut Johanes Verkuyl, misisologi adalah suatu studi tentang kegiatan Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus yang membawa berita keselamatan Tuhan ke dalam dunia (mission Dei).[5]

2.3.4. Hendrik Kraemer

Hendrik Kraemer menyatakan bahwa misi berarti terpanggil untuk ‘tugas perintisan’ baru.

2.3.5. David J Bosch

David J Bosch mendefinisikan misi sebagai berikut:

1. Iman percaya bersifat missioner

2. Misiologi cabang dari disiplin teologi percaya dan berusaha memandang dunia dari perspektif komitmen terhadap iman percaya.

3. Misi percaya mengungkapkan hubungan yang dinamis antara Allah dan dunia.

4. Praktik missioner tidak saja berhenti sampai dalam Alkitab, tetapi wajib dilanjutkan oleh orang-orang percaya selanjutnya

5. Gereja merupakan bagian dari misi Allah

6. Keseluruhan kebaradaan percaya wajib dicirikan sebagai kebaradaan missioner.

7. Sifat Gereja yang missioner tidak hanya tergantung pada situasi tempat gereja menemukan dirinya pada suatu saat tertentu, tetapi berakar dalam injil.

8. Misi Dei (dalam bentuk tunggal) adalah misi Allah

9. Misi (dalam bentuk jamak) berarti missiones ecclesiae

10. Tugas misi itu semua utuh, luas, dan mendalam seperti kebutuhan dan tuntutan-tuntutan kehidupan manusia.

11. Misi adalah jawaban ‘ya’ Allah kepada dunia yang mengungkapkan diri-nya, sampai batas yang luas, dalam keterlibatan missioner gereja sehubungan dengan realitas-realitas ketidakadilan, penindasan, kemiskinan, diskriminasi, dan kekerasan

12. Misi mencangkup penginjilan sabagai salah satu dimensi esensial

13. Misi adalah jawaban ‘tidak’ oleh Allah kepada dunia. Hal itu tidak menunjukkan dualism seperti jawaban ‘ya’ oleh Allah sehingga hal itu tidak menyiratkan kesinambungan tidak terputus antara dunia ini dan pemerintah Allah.

14. Gereja dalam misi merupakan tanda dalam pengertian penunjuk, lambang, contoh, atau model (sakramen dan lainnya).[6]



2.4.Pembagian Misi

2.4.1. Missio Dei

Mission Dei adalah keseluruhan pekerjaan Allah untuk menyelamatkan dunia.[7] Acuan utamanya adalah maksud dan tindakan Allah di dalam dan untuk seluruh Alam semesta. Lingkupnya luas mengartikan bahwa ia telah menjadi sebutan untuk suatu kisaran arti yang sangat luas. Secara tepat dan tidak tepat, mission Dei telah digunakan memajukan bineka ragam agenda misiologi. Biaroun begitu, seperti yang akan kita lihat, ada persetujuan luas yang makin menyatu tentang tafsiran teologis atas maksud Allah, walaupun masih ada kertidaksepakatan yang besar antara orang-orang Kristen tentang bagaimana mereka harus meresponya secara rinci. Mungkin mission dei terlalu mudah di terima sebagaimana adanya. Misi adalah kegiatan yang mengadaikan adanya suatu subjek berpribadi.[8]

2.4.2. Missi Christi

Missio Christi adalah pengutusan Kristus dalam arti, Kristus mengutus murid-muridnya, Kristus di utus Allah (Yoh 20: 21 Sicut misit me pater, et ego mitto vos ‘sebagaimana Bapa telah mengutus aku, demikianpun Aku mengutus kamu’).[9]

2.4.3. Missi Spiritus Sancti

Missi Spiritus Sancti adalah pengutusan para suster/Biarawati. Suster Misi Abdi Roh Kudus adalah salah satu tarekat atau kongregasi religius atau ordo keagamaan Katolik yang mempunyai nama resmi: "Servae Spiritus Sanctus", yang berarti: "Misi Abdi Roh Kudus". Kongregasi ini didirikan oleh Santo Arnoldus Janssen, pada tanggal 8 Desember 1889, bersama dengan dua orang rekan biarawati yakni Beata Maria Helena Stollenwerk dan Beata Josefa Hendrina Stenmanns, di Steyl, suatu tempat di negara Belanda yang berada di wilayah perbatasan dengan negara Jerman. Anggota yang tergabung di dalam kongregasi ini menghayati hidup misioner sebagai biarawati atau lebih dikenal dengan sebutan suster.[10]

2.4.4. Missio Apostolorum

Missio Apostolorum adalah pengutusan Para Rasul.[11]

2.4.5. Missi Ecclesia

Missio Ecclesiae adalah pengutusan gereja yang merupakan pekerjaan missioner dari jemaat Kristen sepanjang sejarah dunia yang di dalamnya terdapat pengutusan para rasu untuk memberitakan Injil keselamatan kepada segala bangsa (umat manusia)[12] Gereja hadir untuk melakaksanakan misi Allah (Missi Dei), yaitu untuk memberitakan Firman Allah dan mengahadirkan damai sejahtera atau syalom Allah di tengah-tengah dunia. Dalam surat Paulus (Ef. 4:13-14), disebutkan gereja harus sampai pada kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus. Gereja harus berkarya dalam Kristus serta hidup dan berjalan di dalam Kristus sebagai misi-Nya. Dalam hal ini jelaslah bahwa gereja dan misi tidak dapat terpisahkan, sebab misi gereja (Missio Ecclesiae) melanjutkan pengutusan Allah Putera dan Roh Kudus yang berawal dari Allah Bapa (Yoh. 17:18; 20;21). Jadi misi berawal dari Allah Bapa yang melalui pengutusan Yesus Kristus ke dalam gereja.[13]

Missio Ecclesiae yaitu mewartakan bahwa Yesus adalah Juruselamat bagi manusia, di dalamnya berbicara mengenai pewartaan Yesus Kristus dan karya penyelamatan-Nya yang terbuka bagi semua orang. Gereja mempunyai keharusan untuk mewartakan Injil, baik kepada perorangan maupun kelompok yang dimengerti oleh Roh Kudus untuk memahami kondisi manusia dan membawa manusia kepada pembebasan dosa dan kematian karena perintah Kristus di dalam mengabarkan kabar gembira Allah bahwa Dia mewahyukan dan memberikan diri-Nya sendiri di dalam Kristus untuk Injil harus diwartakan yang menjadi Missio Ecclesiae.[14]

III. Kesimpulan

Istilah Missiologia berasal dari kata Latin missio adalah pengutusan. Inggris/ Jerman/ Perancis: Mission. Belanda Missie dipergunakan dalam kalangan Gereja RK, padahal Gereja Protestan umunya memakai istilah Zending. Dalam Bahasa Inggris bentuk tunggal Mission berarti karya Allah (God’s Mission) atau tugas yang diberikan oleh Tuhan Kepada Kita (our Mission), sedangkan bentuk jamak Mission menandakan kenyataan praktis atau pelaksanaan pekerjaan itu. Misiologi adalah suatu cabang baru dalam disiplin ilmu-ilmu teologi yang membuat penelitian dan penjabaran ilmiah mengenai hakikat dan pelaksanaan perutusan Gereja.

IV. Daftar Pustaka

Kuiper, Arie de, Missiologia, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996

Woga, Edmund, Dasar-dasar Misiologi, Yogyakarta: KANISIUS, 2OO6

Harianto GP, Teologi Misi dari Missio Dei Menuju Missio Ecclesia, Yogyakarta: ANDI, 2017

Enos, I. Nyoman, Penuntun Praktis Missiologi Modern, Bandung: Kalam Hidup, 2012

Kirk, J. Andrew, Apa Itu Misi suatu Penelusuran Teologis, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012

Simamora, Ranto G, Misi Kemanusiaan dan Globalisasi, Bandung: Media, 2006

Haribrabowo, Yakub, Misi Gereja Dalam Konteks Pluralitas di Indonesia, Pematang Siantar: Fakultas Filsafat Universitas Santo Thomas, 2003





Sumber Lain

https://id.wikipedia.org/wiki/Suster_Misi_Abdi_Roh_Kudus






[1] Arie de Kuiper, Missiologia, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996), 9-10


[2] Edmund Woga, Dasar-dasar Misiologi, (Yogyakarta: KANISIUS, 2OO6), 13-15


[3] Harianto GP, Teologi Misi dari Missio Dei Menuju Missio Ecclesia, (Yogyakarta: ANDI, 2017) 9-11


[4] Edmund Woga, Dasar-dasar Misiologi, (Yogyakarta: KANISIUS, 2OO6), 32-33


[5] I. Nyoman Enos, Penuntun Praktis Missiologi Modern, (Bandung: Kalam Hidup, 2012) 11


[6] Harianto GP, Teologi Misi dari Missio Dei Menuju Missio Ecclesia, (Yogyakarta: ANDI, 2017) 10


[7] Arie de Kuiper, Missiologia, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996), 10


[8] J. Andrew Kirk, Apa Itu Misi suatu Penelusuran Teologis, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012), 28


[9] Arie de Kuiper, Missiologia, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996), 10


[10] https://id.wikipedia.org/wiki/Suster_Misi_Abdi_Roh_Kudus, diakses tanggal 30 agustus 2020 pukul 09.40 WIB


[11] Arie de Kuiper, Missiologia, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996), 10


[12] A. de Kuiper, Misiologia, Jakarta: BPK-GM, 1996, 10


[13] Ranto G. Simamora, Misi Kemanusiaan dan Globalisasi, Bandung: Media, 2006, 75


[14] Yakub Haribrabowo, Misi Gereja Dalam Konteks Pluralitas di Indonesia, Pematang Siantar: Fakultas Filsafat Universitas Santo Thomas, 2003, 117

Post a Comment

silakan Komentar dengan baik
Total Pageviews
Times/ Waktu
Waktu di Kota Medan: