BIARA DAN KEPAUSAN GEREJA KATOLIK ROMA

BIARA DAN KEPAUSAN GEREJA KATOLIK ROMA



II. Pembahasan

2.2. Kebiaraan dalam Gereja Katolik Roma

2.2.1. Pengertian Biara

Gedung atau rumah tempat tinggal para Biarawaan. Yang dimana disana para Biarawan makan, bekerja dan melakukan segala sesuatu bersama-sama. Mereka menyebut juga sebutan rumah.[1]

2.2.2. Latar Belakang Biara

Dengan perkembangan gereja dimana banyak orang masuk kristen karena gereja tidak lagi merupakan suatu kelompok yang diancam melainkan lembaga yang dihormati. Gereja menjadi gereja rakyat. Dalam perkembangan ini timbul kerinduan dari kelompok-kelompok tertentu yang mengundurkan diri dari kehidupan sehari-hari untuk merenungkan iman mereka di tempat-tempat sunyi. Disana mereka hidup, secara perorangan atau bersama-sama dalam kelompok-kelompok, sambil berpuasa, bermeditasi dan berdoa. Pada abad ke-4 kelompok-kelompok tersebut mulai hidup menurut peraturan-peraturan tetap dalam biara. Pada abad ke-6 di Eropa Barat. Biara-biara ini dikumplkan menjadi satu Ordo dimana setiap biara mengikuti peraturan tetap dalam biara-biara. Pada abad ke-6 dimana Biara ini mengikuti peraturan yang sama. Demikianlah kebiaran menjadi suatu struktur organisasi Gerejawi, dimana memainkan peran yang sangat penting pada periode-periode berikut. Hal itu terjadi karena biara-biara tidak hanya berfungsi sebagai lembaga iman saja, tetapi sebagai pusat penidikan, ilmu pengetahuan, kebudayaan dan kesenian.[2] Ada tiga pekerjaan seorang biarawan yaitu :

· Pekerjaan dengan tangan.

· Bacaan rohani.

· Dan pekerjaan bagi Allah.[3]

Pada abad ke-9 dan pada abad ke-10 gereja ini benar-benar sakit. Pergumulan politik telah mencabik-cabik Eropa. Para pemimpin Gereja mulai merampas tanah dan kekuasaan. Mereka mulai menggunakan kekerasan dan penipuan, serta bersikap amoral-sama seperti panglima-panglima perang orang kafir.

Kemudian William Pious, Pangeran Aquitaine, mendirikan sebuah biara di Cluny. Biara menjadi perkumpulan independen yang bebas dari perebutan kekuasaan dalam kekaisaran dan di bawah perlindungan Paus. Biara mengacu pada peraturan-peraturan yang digariskan oleh Benedictus dari Nursia pada tahun 500-an – kemiskinan, kesucian dan kesetiaan. Peraturan Benedictus ini disambut dengan baik. Orang termansyhur seperti Gregorius Agung dan Karel Agung telah menyebarkannya, dan dengan singkat diselenggarakan di seluruh kekaisaran pada abad kesembilan. Tetapi, peraturan itu tidak pernah mengakar sampai sekarang.

Sederat pemimpin cakap seperti Berno, Ordo, Majolus, Odio, Hugh membuat Cluny berhasil. Dengan petunjuk mereka, biara-biara baru bertumbuh di Perancis, Italia dan Jerman, Cluny menjadi pusat dunia spiritual. Ia memiliki meluaskan kekuasaannya jauh dari tujuan asal. Tetapi, sudah waktunya suatu gerakan perubahan, dan Cluny memimpin sebanyak 2.000 biara.[4]

2.2.3. Jenis-jenis Biara

1) Biara Glastonbury

Pada biara dari serikat Benediktin yang didirikan pada tahun 708 di Inggris. Kemudian Biara ini dihancurkan oleh Denmark namun diperbaiki kembali sekitar tahun 944. Biara ini menjadi tempat ziara karena diduga raja Arthur dikuburkan di sana. Pada abad ke-12 yang dimana beredar sebuah legenda yang menyatakan bahwa biara ini didirikan oleh Yusuf dari Arimatea. Biara ini ditutup pada tahun 1539.

2) Biara Kievo-Petcherskaya

Biara ini terkenal di Kiev. Pada biara ini merupakan gua yang digali di dekat Kiev. Dimana biara ini pertama kali dijadikan sebagai tempat mediasi oleh Hilarion, metropolitan rusia. Hilarion merupakan orang rusia pertama yang menjadi metroplitan. Tidak jauh dari biara Hilarion, Theodorus dari studium mendirikan pula biara gua. Yang dimana peraturannya mengikuti aturan biara Theodorus studium yang dibangun di konstatinopel. Pada biara-biara yang didirikan ini kemudian di rusia mengikuti pola peraturan.

3) Biara Santo Albanus

Pada biara ini merupakan sebuah biara yang terkenal di Inggris. Yang dimana biara ini dibangun diatas kuburan Albanus, martir pertama di Inggris. Biara ini didirikan oleh seorang Raja Offa, sekitar tahun 794 dan kemudian rusak. Kemudian pada saat biara ini dibangun kembali dengan Paulus dari Kaen yang dimana pada tahun 1077. Paus Adrianus IV ini menjadikannya sebagai biara contoh untuk seluruh Inggris.

4) Biara Santo Denis

Biara Benediktin didirikan pada tahun 625 dan dipersembahkan kepada Dionisius. Pada Dionisius yang dimana dimaksud yaitu Dionisius dari Areopagita. Biara ini banyak seorang Raja Prancis dikuburkan sehingga ia dikenal juga sebagai biara raja-raja Prancis. Pada waktu Revolusi Prancis, Biara ini rusak namun diperbaiki kembali oleh Napoleon III.

5) Biara Westminster

Pada biara Benediktin diperluaskan oleh Edward Pengaku (1042-1066) di Westminster. Biara ini terkenal pada masa pemerintahan Raja Hendrik III (1216-1272). Dimana biara ini menjadi tempat penguburan orang-orang Inggris yang terkemuka.[5]

2.2.4. Kiprah Kebiaraan Gereja Katolik Roma

Pada abad pertengahan ditandai suatu informasi atau pembaharuan kebiaraan yang mulai di Cluny, Prancis. Dalam reformasi merupakan suatu reaksi terhadap perkembangan kebiaraan pada abad pertengahan biara-biara yang dimana merupakan kedudukannya yang istimewa dalam masyarakat, memperoleh kuasa besar dibidang duniawi. Biara-biara ini diberi tanah dan kejayaan, sehingga menjadi semakin mewah.[6]

Pada abad ke -10 timbullah suatu pergerakan pmbaharuan yang hendak menyucikan kepausan dan gereja. Dimana pusat pergerakan ini yaitu biara Cluny di suatu Burgondia disinilah berkembang sampai ke Italia, Jerman dan Inggris. Ada pun pembaharuan Kluni menuntut yaitu:

· Biara-biara harus diperintahi paus.

· Raja dan golongan bangsawan ini tidak boleh lagi mencampuri suatu pimpinan dan urusan-urusan biara.

· Kaum rahip harus taat kepada disiplin yang keras dan wajib hidup lebih saleh.

· Maka selain dari pada ini golongan Kluni berusaha juga untuk paderi-paderi agar jangan menikah lagi.[7]

2.2.5. Tokoh-tokoh dalam Biara

A. Antonius

Ia dilahirkan kira-kira tahun 251 di Coma, dekat perbatasan Thebaid. Antonius dilahirkan dalam keluarga Kristen sehingga sejak kecil telah dididik dengan agama Kristen. Orangtuanya adalah bangsawan Koptik yang memiliki tanah yang luas. Antonius rajin ke gereja mendengarkan khotbah-khotbah dan ia mampu menghafal banyak ayat Alkitab. Antonius hanya mengerti bahasa daerahnya yaitu Koptik. Menurut Augustinus, Antonius adalah seorang buta aksara. Sekalipun demikian hal itu tidak mencegahnya untuk berkhotbah berdasarkan ayat-ayat Alkitab yang dihafalnya. Antonius juga tidak menguasai ilmu pengetahuan pada zamannya.

Pada umur 18 tahun, ayahnya meninggal sehingga ia tinggal bersama dengan seorang saudara perempuannya. Enam bulan sesudahnya ia pergi ke gereja dan di sana ia mendengar pemimpin ibadah membacakan perkataan Tuhan Yesus kepada orang muda yang kaya, “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku” (Mat. 19:21). Antonius menggap kata-kata Tuhan Yesus tersebut ditunjukan kepadanya juga. Kelak ayat ini merupakan ayat emas kerabihan.

Kemudian Antonius tinggal dalam sebuah gubuk dan hidup beraskese. Ia berdoa terus-menerus berdasarkan perkataan Alkitab “Berdoalah tanpa keputusan”. Ia berusaha untuk mencukupi kebutuhannya sendiri. pemberian sahabt-sahabatnya ditolaknya berdasarkan perkataan Alkitab: “Jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan” (2 Tes. 3:10). Selama masa penghambatan Kaisar Maximus, Antonius memasuki kota Aleksandria pada tahun 311 dengan pengharapan ia akan ditangkap dan dibunuh. Demikian ia akan menjadi seorang yang mati syahid. Disana ia mengunjungi orang-orang Kristen yang dipenjarakan dan menasehatikan mereka supaya menghadapi kemartiran mereka.

Ia hanya membawa dua orang muridnya untuk merawatnya. Ketika merasa bahwa ajalnya hampir tiba ia memerintah kepada muridnya untuk tidak mengawetkan mayat, tetapi akan dikuburkan disuatu tempat yang dirahasiakan. Ia meninggal pada tahun 356 dalam umur 156 tahun. Antonius terkenal bukan karena pemikiran teologisnya, melainkan karena kesalehannya, lewat riwayat hidupnya ini diperoleh dari penulisan Atanasius yang berjudul Vitasanctiantoniii. Yang dimana tulisan inilah yang memperkenalkan kerahibannya pada gereja barat.[8]

B. Benedictus dari Nursia

Benedictus dilahirkan di Nursia, Umbria sekitar Tahun 480. Ia belajar di Roma, namun demikian ia meninggalkan kota itu dan mengundurkan diri ketempat yang sunyi senyap di Subiaco. Disini Benedictus berdoa dan berpuasa serta berjuang melawan setan-setan. Sesudah itu di tempat yang sunyi senyap ia mulai mendirikan 12 Rumah Biara. Disetiap rumah didiami oleh 12 orang. Setiap rumah Biara dipimpin oleh seorang kepala Biara, sedangkan Benedictus adalah pemimpin Tertingginya. Kemudian Ia pindah ke daerah pegunungan di Neopolitan, di daerah perbatasan Samnium dengan Campania, disini mereka menghancurkan berhala-berhala kafir dan mentobatkan banyak orang kafir lewat pengajaran dan tanda-tanda Mujizat yang dibuatnya. Pada tahun 529 di tengah banyak kesulitan ia membangun Biara diatas reruntuhan Kuil Apollo yang kemudia dikenal dengan nama Biara Monte Cassino.

Benedictus mengerjakan tanah, memberi makan kepada orang miskin, menyembuhkan orang sakit, berkotbah kepada penduduk di sekitarnya, mengajar para Biarawan Mudah dan mengorganisasi kebiaraan dengan peraturan tertentu. Benedictus menyusun peraturan-peraturan untuk Biaranya sendiri. peraturannya yaitu:

1. Setiap Biara dipimpin oleh seorang kepala Biara (Abbot)

Yang dipilih oleh para Biarawan tersendiri.

2. Kemudian dipilih seorang yang disebut provost yang kekuasaannya dibawah kepala Biara.

3. Seseorang yang akan diterima menjadi anggota harus didahului oleh suatu masa pencobaan selama satu Tahun yaitu disebut Novis

4. Setelah selesai mereka di periksa oleh Kepala Biara, mereka Berdoa kepada orang-orang kudus yang Relikwinya terdapat dalam biara tersebut.

5. Para Novis harus menulis Kaul mereka dengan tangan mereka sendiri. (Kaul itu terbagi menjadi 3 yaitu Menaati peraturan Biara, Kemiskinan serta Kesederhanaan, dan ketaatan yang mutlak kepada kepala Biara sebagai wakil Kristus.)

Peraturan hariannya sebanyak 7 jam sehari dipergunakan untuk berdoa, menyanyi dan meditasi. Dua sampai tiga jam harus dipergunakan untuk membaca bacaan rohani terutama sekali pada hari minggu. Enam sampai 7 jam harus berkerja di ladang atau sebagai penggantinya mengajar anak-anak yang diserahkan oleh orang tuanya kepada Biara.

Bagi meraka yang melanggar peraturan-peraturan dikenakkan sanksi-saksi yaitu : memberikan nasehat pribadi, tidak diperkenankan turut dalam persekutuan doa, tidak diperkenankan bergau dengan biarawan, dikeluarkan dari Biara. Benedictus sangat terkenal, bukan saja dalam kalangan orang Kristen tetapi juga bagi orang Kafir. Benedictus meninggal setelah menerima Ekaristi dan berdoa di bawah Altar Gereja tanggal 21 Maret 543. Ia dikuburkan disamping saudara perempuannya, Scolastica, pendiri Biara wanita dekat Monte Cassino yang meninggal beberapa minggu sebelumnya.[9]

C. Hieronymus

Ia dilahirkan di Stridon, pada daerah perbatasan Dalmatia, tidak jauh dari Aquileia, sekitar tahun 331 dan 342. Nama lengkapnya adalah Sophronius Eusebius Hieronymus. Ia berasal dari keluarga Kristen yang kaya. Hieronymus dididik di Roma oleh seorang ahli tata bahasa kafir, yang bernama Donatus. Di sana ia belajar retorika dari seorang guru retorika yang terkemuka, yaitu Victorinus.

Hieronymus adalah seorang bapa gereja yang sangat bersemangat memajukan kehidupan kebiaraan serta menjadikan biara sebagai pusat studi ilmiah. Pada kesalehannya luar biasa dan bacaannya sangat luas. Dia seorang yang sangat pandai, fasih lidah dan penulis yang sangat menarik di antara bapa-bapa gereja Latin. Ia juga seorang yang sangat haus akan pengetahuan. Menulis dan membaca adalah makanannya sehari-hari. Ia belajar dari Bapa-bapa Gereja, seperti Apollinaris dari Laodicea, Gregorius dari Nazianzus di Konstantinopel, Didimus dari Aleksandria. Hieronymus ini memiliki daya ingat yang kuat, pengertian yang cepat dan tepat, ahli retorika dan dialektika.[10]

D. Franciscus dari Asisi

Franciscus dari Asisi lahir pada tahun 1182. Nama asli dari Fransiscus adalah Geovani. Ayahnya adalah seorang saudagar kain yang kaya di Asisi yang bernama Pictro Bernaedon dan ibunya bernama Pica. Pada tahun 1202 timbul pertikaian mengenai Perugia dengan Asisi. Pertikaian tersebut menimbulkan peperangan. Fransicus sebagai pemuda Asisi ikut dalam bela negaranya. Dalam peperangan itu Fransiscus ditahan didalam penjara selama 1 tahun, setelah bebas ia kembali ikut ambil bagin dalam peperangan di Apulia yang dipimpin oleh Walter dari Breinne tetapi Fransiskus terpaksa kembali dari medan perang.

Ia megalami pergumulan rohani yang hebat. Pada tahun 1205 ia mengadakan perjalanan ke Roma. Ketika memasuki pintu Gereja St. Petrus ia melihat seorang Pengemis berdiri di gerbang tersebut, hati Fransicus jatuh kasihan melihat pengemis tersebut lalu memberikan jubah yang ia kenakan kepada pengemis tersebut. Ia ingin merasakn sendiri bagaimana menajadi pengemis, sehingga ia menjadi pengemis selama 1 hari dipintu gerbang Gereja St. Petrus. Dilain kesempatan, ia melihat seorang yang memiliki penyaki kusta dan hai Fransiscus tergerak oleh rasa kasihannya. Lalu ia memeluk orang yang penyakit kusta tersebut. Pada 1206, fransicus berdoa di Gereja St. Damean Asisi. Kemudian ia mendengar suara-suara dari lukisan Kristus yang berkata kepadanya agar ia memberkati gedung Gereja yang hampir runtuh itu. Kemudian ia menjual kain ayahnya guna mendapat uang untuk memperbaiki gedung Gereja. disamping itu ia juga membagikan uang milik ayahnya kepada orang miskin. Tidakan Farsiscus membuat marah ayahnya dan mecabut hak waris Fransiscus. Dibawah perlindungan Uskup setempat kini Fransicus hidup sebagai Biarawan. 2 tahun kemudian ia dapat membangun Gereja dengan jalan mengemis. Tahun 1209, ia membantu pelayanan Misa Gereja di Portiniucula. Fransicus mendengarkan Firman Tuhan yang dibacakan dari Injil Matius 10:7-19. Ia memnaganggap Firman itu merupakan nasehat banginya secara Pribadi. Oleh karena itu ia membuang tongkat dan sepatunya dan memaai jubah hitam dan bikat pinggang tali hidup sebagai pengemis. Kini Fransicus mengajarkan tentang kemiskina, pertobatan, dan kasih persatuan dan perdamaian. Pada tahun 1210 Fransicus pergi ke Roma untuk meminta persetujuan Paus Innnocentius III atas Ordonya yang bernama Ordo Fraters Minores (OFM), anggotany mengelilingi seluruh Italia dan setahun sekali diadakan pertemuan Ponticula. Biaranya tersebut berkembang. Tahun 1212 seorang wanita yang bernama Clare menyerahkan seluru harta kekayaannya kepada Fransicus, dengn bantuan tersebu dibangunlah serikat untuk kaum wanita yang berpusat di Gereja St. Damian.

Pada tahun 1214 Fransicus mengelilingi Spanyol dan Afrika untukmenobatkan orang-orang Moro (Islam). Ugolino Florence dan dijadikannya pelindung melawan musuh-mush di Ordonya.[11] Pada tanggal 3 Oktober 1226, Fransicus meninggal diumur yang sangat lanjut dibawah kaki Alter Kapel Porticula. Pada 16 Juli 1228, Fransicus diangkat menjadi orang kudus oleh sahabatnya Ugolino yang menjadi Paus Gregorius IX.[12]

E. Bernardus

Kebiaraan telah menentukan cita-cita kesucian dan kesederhanaan untuk kalangannya sendiri. untuk sementara waktu, setiap gerakan biara memiliki secara efektif maksud-maksud baik itu, tetapi lambat laun kelengahan dan keduniawian telah menguasainya. Maka, sebuah tatanan baru, dengan ketulusan dan kesederhanaan yang lebih keras, muncul. Pada saat itu ia sambil mencari reformasi moral dan kesucian pribadi, Bernardus ini menekankan bahwa keharusan pengalaman pribadi tentang Kristus dan mendorong penyangkalan diri serta mengubah luas. Sebagai seorang teolog dan penulis berinspirasi, bernardus berkata bahwa teologi dan pemahaman Alkitab akal budi, Bernardus berfokus pada perlunya perubahan hidup. Ia berupaya semampunya membungkan berbagai ajaran orang-orang seperti Paulus Abelardus, contoh sempurna dari orang-orang yang selalu ragu-ragu pada abad pertengahan. Meskipun seorang Bernardus ini berpegang teguh pada ortodoksi, ia membawa tekanan kuat pada Maria bagi kesalehan abad pertengahan. Meskipun seorang Bernardus ini menyukai kehidupan sederhana, kesohorannya sebagai santo, penulis dan pengkotbah tersebar jauh melewati tembok-tembok biaranya. Ia terlibat dalam politik yang bergejolak ketika itu, hingga ke titik penentuan antara dua pesaing yang menuntut takhta paus. Ia juga adalah juru bicara yang gagah untuk perang salib kedua yang terbukti tidak efektif sama sekali.[13]

F. Teresa dari Avila

Nama aslinya adalah Teresia y Ahumada. Ia dilahirkan di Avila, Spanyol, pada tahun 1515. Karena itu, ia di kenal dengan nama Teresia dari Avila. Ayahnya adalah seorang aristocrat yang terkenal di kota itu dan seorang katolik yang taat, ibunya meninggal ketika ia masih berumur 13 tahun.

Pada tahun 1531 Teresa dikirim ayahnya belajar di sekolah biara suster Agustinus di Avila. Di biara, Teresa mulai tertarik pada kehidupan kebiaraan, dan ia memutuskan untuk menjadi seorang biarawati. Ayahnya tidak setuju jikalau anaknya menjadi seorang biarawati, namun keinginan Teresa sudah bulat. Oleh karena itu ia lari dari rumah dan memasuki serikat Karmelit di Avila pada tahun 1535.

Pada tahun 1555 Teresa mendapat pengalaman rohani yang indah, yaitu ketika sedang tenggelam dalam doa ia mengalami kesatuan dengan Allah. Teresa mendapat pengalan rohani berupa sejumlah penglihatan. Pada tahun 1559 seorang malaikat membakar hatinya. Kini Teresa menyerahkan hidupnya kepada Allah.[14]

2.3. Kepausan Dalam Gereja Katolik Roma

2.3.1. Pengertian Paus

Dalam hubungan kekuasaan internasional, Paus adalah Kepala Negara Vatikan dan karena itu ia sejajar dengan kepala negara pemerintahan lain. Secara internal Gereja Katolik, paus punya kedudukan yang sangat istimewa dan punya “Gelar” Wakil Kristus, gembala gereja universal, uskup roma, dan kepala dewan para uskup. Sebutan paus dalam bahasa yunani= Pappas, atau Italia= Papa. Paus sebagai Wakil Kristus di bumi maka diyakini tidak mungkin sesat dalam menetapkan hukum yang berhubungan dengan masalah iman dan moral yang dikenal dengan istilah infallibilitas. Hal ini (kekuasaan Paus) diyakini bersumber dari Roh Kudus yang di anugerahkan kepada Paus ketika ia mengajar resmi sebagai kepala gereja.[15]

2.3.2. Latar Belakang Kepausan

Adanya masa peralihan antara pemimpin-pemimpin jemaat dalam menjalankan tugasnya. Jika dahulunya adalah di amanatkan kepada rasul-rasul, pengajar-pengajar dan nabi-nabi serta penatua-penatua, kemudian dialihkan kepada para Uskup. Di masa peralihan tersebutlah, gereja meletakkan dasar-dasar kuasanya yang semakin hari semakin kokoh. Karena pada saat itu banyak sekali Uskup yang ingin menjadi Uskup penguasa dari segala Uskup di daerah istimewanya sendiri. Ditinjau dari segi politik, maka masa itu sulit bagi gereja katholik, tetapi meskipun begitu,pada masa peralihan itulah gereja meletakkan dasar-dasar kuasanya yang lama dicita-citakannya, yaitu ia mulai berkuasa atas segala Uskup yang lain serta dengan daerahnya. Kota Roma tidak berkuasa lagi secara politik. Tetapi gereja katoliklah yang menggantikan negara dan Uskup Romawilah yang menggantikan kaisar sebagai tokoh yang tertinggi. Orang mengharapkan pimpinan dan perlindungan dari uskup-uskup Roma yang berani dan kuat pendirian. Pada abad yang ke-10 itu mereka digelari “Paus” dan menganggap dirinya terpanggil oleh Tuhan untuk menjadi kepala gereja “Pengganti Petrus” (Matius 16:18) bahkan sebagai “wakil Kristus” di bumi ini.[16] rasa universalitas dan Katolisitas gereja yang berpusat pada Uskup Roma. Paus merupakan hal mendasar bagi pemahaman tentang katolik Roma tentang Gereja. Ada dua dasar untuk jabatan Paus itu, dua dsar terpisah tapi berhubungan, dasar pertama adalah tradisi kepemimpinan Petrus di antara para murid pertama Yesus, dasar kedua adalah supermasi atau kedudukan tertingggi Gereja Roma.[17]

2.3.3. Proses Pemilihan Paus

Dalam konstitusi ini hanya para kardinal Gereja Romawi Kudus yang memiliki hak penuh untuk memilih paus. Mereka tidak boleh memilih diri sendiri, tetapi boleh memilih siapa saja kardinal lainnya sesuai kehendak hatinya sendiri. Dari 183 kardinal yang ada saat ini satu orang yang masih in pectore (terpilih namun masih di rahasiakan dalam hati paus Yohanes Paulus II) ada 117 kardinal yang belum berusia 80 Tahun. Artinya masih punya hak memilih dan di pilih menjadi paus. Dalam aturan tentang tata cara pemilihan paus terbaru ini disebutkan, kardinal yang di umumkan memiliki hak pilih sekalipun ia belum di serahi topi merah atau cincin dan belum diambil sumpahnya (ART.36). Di sana di sebutkan bahwa tujuh hari penuh sesudah kekosongan jabatan tahta suci baru diadakan konklaf. Tentang Kardinal pemilih dari 117 kardinal yang punya hak pemilih dalam konklaf april 2005 ada satu kardinal yang gak bisa hadir karna sakit yakni kardinal Jaime Sin (76) dari Manila, Philipina. Berdasarkan tata cara pemilihan, tidak ada izin bagi wali atau wakil untuk memilih berkenaan dengan ketidakhadiran kardinal tersebut dalam konklaf. Sebelumnya, yang megikuti pemilihan tidak hanya kardinal tetapi juga mengikut sertakan Kaisar , Kepala Negara yang beragama Katolik. Mulai abad 16, penguasa-penguasa duniawi ini tidak lagi terlihat di dalamnya. Sejak itu Konklaf hanya di ikuti oleh para Kardinal. Ketika Paus wafat, maka semua Kardinal dari seluruh dunia menuju Vatikan tanpa harus di undang.[18]

2.3.4. Tokoh-tokoh Kepausan

A. Paus Leo Agung (440-461)

Leo Agung disebut juga dengan Leo I. kapan dan dimana ia dilahirkan tidak diketahui. Pada masa Selestinus (423-432) dan Siktus III (432-440) menjadi Paus. Leo telah menjadi diaken dan utusan paus. Setelah Siktus meninggal, Leo terpilih menjadi Paus pada tahun 440 M dan pekerjaan seorang Paus dipandang tidaklah mudah. Leo Agung adalah seorang yang mempunyai yang mempunyai kepribadian yang kuat dan sangat berpengaruh; baik dalam politik maupun dunia kegerejaan, sehingga ia menjadi satu-satunya yang berkuasa di Barat. Dalam bidang kegerejaan Paus Leo berhasil dalam dua hal yakni ia menjadi Uskup Roma atas seluruh Gereja Barat (Gereja latin) dan ia memberikan rumusan yang ortodoks tentang Kristologi.[19]

Ajarannya tentang Yesus Kristus khususnya terdapat dalam karyanya: Tomus (buku), yang ditulis untuk menolak Eutyches seorang penyesat. Leo juga terkenal karena ajarannya mengenai kedudukan kepausan di Roma. Tuntutan Roma mulai meningat pada bagian abad ke-4. Leo menyimpulkan ajaran pendahulunnya sehingga menjadi kesatuan yang utuh dan jelas, yang tidak jauh berbeda dengan tuntutan kepausan masa kini. Ia melihat paus sebagai “ahli waris yang tidak layak” dari Petrus. Menurut hokum Romawi, ahli waris mengisi kedudukan orang yang meninggal. Jadi Paus sebagai ahli waris Petrus mewarisi seluruh kekuasaan yang diberikkan oleh Yesus Kristus kepada Petrus (Matius 16:18-19).[20]

B. Paus Gregorius Agung (590-604)

Gregorius dilahirkan sekitar tahun 540 di Roma. Ia berasal dari keluarga Aristokrat yang saleh. Pada tahun 572/573 ia diangkat menjadi prefek kota Roma suatu jabatan yang tinggi bagi seorang yang masih bgeitu muda. Tidak ama kemudian ayahnya meninggal. Gregorius kemudian mendirkan enam biara dia atas tanah milikbkelurga di Sisilia di Roma.[21] Ayahnya mendidik Gregorius untuk menjadi pegawai pemerintahan Roma. Gregorius belajar bahasa latin dan tulisan Bapa-bapa

Gereja seperti Ambrosius, Hirenimus dan Augustinus. Ibunya Silvia memasuki biara setelah suaminya meninggal. Gregorius memperlihatkan kepiawaiannya dalam bidang administrasi pemerintahan. Pada tahun 574 Kaisar Yustinianus mengangkatnya sebagai pejabat tinggi di Roma yang bertanggung jawab atas administari pemerintahan kota Roma. Ia mengubah istana bapaknya menjadi sebuah biara yang dinamai biara St. Andreas dan ia sendiri menjadi rahibnya. Disamping itu ia mnedirikan enam biara di Sisilia dan membagi-bagikan kekayaannya kepada orang-orang miskin. Pada tahun 579 ia diangkat menjadi wakil Paus diistana Konstantinopel. Pada tahun 590 Gregorius terpilih menjadi Paus. Dalam kurun waktu 14 tahun ia telah melakukan begitu banyak karya, shingga generasi selanjutnya menyebutnya Gregorius Agung.[22] Banyak kesulitan yang harus dihadapinya. Ia mesti memberikan makan penduduk Roma yang terdiri dari banyak orang miskin, terutama ketika meluapnya sungai tiber yang mengakibatkan wabah penyakit menimpa kota Roma. Perhatiannya juga diberikan kepada usaha memperbaiki gedung-gedung Gereja.[23]

C. Paus Sri Yohana (855-858)

Gereja Katolik Roma memiliki Paus Perempuan. Dia terpilih oleh Paus karena ia menyamar sebagai seorang laki-laki. Paus bernama “Yohana Angglicus” adalah seorang yang cerdas. Ia pergi ke Abbhena beserta kekasihnya untuk menhgejar pendidikan yang lebih tinggi dan ia pindah ke Roma, ia mengajar ilmu pengetahuan dan mendapat reputasi baru/baik dibidang akademik. Suatu hari ia hamil dalam proses dari Basilika Santo Petrus ke Santo Yohannes Leterendan ia mengalami pendarahan dan melahirkan seorang putra sehingga penyamarannya terbongkar. Gereja Khatolik Roma merasa malu karena Paus yang diangkat selama ini adalah seorang perempuan, ia mendapat proses hukuman mati, pegawai-pegawainya melempari dia dengan batu dan diseret dengan kuda.[24]

D. Paus Nikolas I (858-867)

Nikolas I yang sering juga disebut Nikolas Agung adalah satu-satunya Paus yang kuat pada abad ke 9. Ia naik menjadi Paus pada tahun 858. Kaisar pada masa ini adalah Luiz II yang terus menerus bersahabat dengan Nikolas. Menurut Nikolas, seorang Paus mempunyai wibawa Ilahi untuk mengawasi seluruh hukum Gereja, disiplin dan keadilan, serta menghukum kesalahan dan kesewenang-wenangan. Ia berkewajiban melindungi uskup dan imam yang diperlakukan secara sewenang-wenang. Ia berkewajiban melindungi Gereja melawan orang-orang yang tidak beriman. Selama masa kepausan Nikolas I terdapat tiga pertikaian dengan Photius, perceraiaan Raja Lotharigen, dan pemecatan Uskup Agung Hinchmar. Nikolas meninggal pada tahun 867.[25]

E. Paus Urbanus II (1088-1099)

Pada tahun 1088, seorang Prancis bernama Urbanus II menjadi Paus. Kepausannya dtandai dengan pertikaian dengan raja Nerman, Hendry IV-kelanjutan kebijakan pembaharuan oleh Paus Gregorius VIII yang tidak menghasilkan apa-apa. Paus yang baru ini tidak ingin meneruskan pertikaian ini. Tetapi ia ingin menyatukan Kerajaan Kristen. Ketika kaisar Alexis dari Konstantinopel meminta bantuan Paus melawan orang-orang Muslim Turki, Urbanus melihat bahwa adnnya musuh bersama in akan membantu mencapai tujuannya. Pada tahun berikutnya, terbentuklah ordo-ordo baru yang bersifat setengah militer dan setengah keagaaman. Ordo paling terkenal ialah Ordo Bait Allah (Knight Templars) dan Ordo rumah sakit (Knight Hospitalers). Meskipun pada awalnya dibantu untuk membantu para tentara perang salib, mereka menjadi organisasi militer yang tangguh dalam pendiriannya sendiri.[26]

F. Paus Innocentius III (1198-1216)

Innocentius III adalah seorang Paus pada abad pertengahan yang berhasil melepaskan Gereja dari kekuasaan dan pengawasan pemerintah duniawi (negara). Namanya yang adalah Lotario Dei Conti Di Segni. Ia dilahirkan dalam keluarga bangsa Italia. Innocentius III belajar Teologi Skolastik di Universitas Paris dibawah bimbingan Petrus dari Corbeil. Kemudian ia belajar hukum dan hukum kanon pada Universitas Bologna dibawah bimbingan Ugucci dari Ferrara. Setelah selesai pendidikannya di Boloogna, ia kembali ke Roma dan segera menempati kedudukan yang penting dalam kepausan Roma. Pada tahun 1198 Paus Cestinus IV meninggal duni dan Lotario terpilih menjadi Paus. Lotario memang seorang yang cakp sekali dan berambisi untuk menjadi pemimpin, n=bukan saja dalam Gereja, melainkan atas seluruh dunia. Hal itu sudah tapak dalam Gereja, melainkan juga atas seluruh dunia, hal itu tampak dalam khotbah penahbisannya yang diambil dari Yeemia 1:10, “katahuilah pada hari ini Aku akan mengangkat engkau atas bangsa-bangsa dan atas kerajaan-kerajaan, untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan untuk membangun dan menanam”. Sepanjang hidupnya ia berjuang untuk mempersatukan Eropa diabwah kekuasaan seorang Raja dan satu buku moral Kristen. Ia menyebut dirinya sebagai “ Wakil Kristus”. Kristus bukan seaja menyerahkan kekuasaan atas Gereja pada Petrus, melainkan juga kekuasaan atas seluruh dunia. Raja-raja adalah wakil Paus yang diangkat oleh Paus untuk mengurus perkara duniawi. Oleh karena itu, raja-raja harus taat kepada Paus. Raja dapat memerintah dengan benar bila Rja melayani Gereja. Innocentis III memakai gamabaran Matahari dan Bulan. Matahari memerintah siang dan malam (yang lebih kecil). Begitu juga dalam Gereja, Allah mengadakan dua pengangkat besar yaitu yang paling besar untuk memerintah tubuh. Pangkat-pangkat itu adalah kekusaan Paus dan kekuasaan Raja. Sebagaimana bulan memperoleh terang dari matahari, maka begitu pula pemerintah raja memperoleh kemuliaan pengangkatnya dari kekuasaan Paus. Puncak karya kepausannya adalah pemanggilan Konsili Lateran IV, tahun 1215 yang menyatakan perang salib terhadap golongan Albingensis. Ia juga menyatakan perang salib IV (1204) untuk merebut kembali tanah Suci, namun gagal dan tentara salib merampok kota Konstantinopel. Innocentius III meniggal pada tahun 1216. Ia telah berjuang untuk kemuliaan Tuhan Gereja (kepausan) yang kemudian segera merosot. Paus-paus penggantinya lebih suka hidup di dalam kemewahan sehingga timbullah perlawanan dari raja-raja dan masyarakat terhadap kepausan.[27]

2.4. Kiprah Paus dalam Gereja

Kepausan dimana dalam kesempatan-kesempatan tertentu Paus berbicara Ex Cathedra (secara harafiah berarti “dari kursi Petrus”) pada saat mengeluarkan definisi menyangkut iman dan moral. Terahkir kalinya Paus berbicara ex cathedra pada tahun 1950, sewaktu mengeluarkan definisi dari dogma Maria diangkat ke surga. Pimpinan tertinggi dari Gereja Katolik adalah Paus. Setiap Paus memiliki kiprah yang berbeda dari Gereja. ada yang membuat Gereja semakin berkembangan, namun ada juga yang membuat perpecahan Gereja.[28]

III. Kesimpulan

Melalui sajian ini, kami menyimpulkan “Paus” mempunyai arti “Bapa”. Paus, dari bahasa latin: Papa, bapak, ayah. Bahasa Yunani: pappas, yang berarti: Ayah. Itulah sebabnya Paus disebut sebagai Bapa Gereja. Allah memilih dan menetapkannya menjadi pemimpin dalam gereja. Biara adalah gedung rumah tempat tinggal para biarawan, di sana para biarawan makan, bekerja dan melakukan segala sesuatu bersama-sama. Mereka menyebutnya juga dengan sebutan rumah. Biara disebut pula Kloister. Pada abad pertengahan inilah baru munculnya sistem kepausan.  

                

IV.   Daftar Pustaka

 

Berkhol, H., Sejarah Gereja, Jakarta : Gunung Mulia, 2016.  

Berkof,H., Sejarah Gereja Umum, Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2013.

De jonge, C., Pembimbing kedalam Sejarah Gereja, Jakarta: Gunung Mulia, 2017. 

Jonar S, Sejarah Gereja Umum, Yogyakarta: ANDI, 2004.

Kenneth Curtis,  100  Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen, Jakarta:BPK-Gunung Mulia, 2013.

Kenneth Curtis, A., 100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen, Jakarta: Gunung Mulia,        2012.

Kenneth Curtis, A., 100 Peristiwa Penting, Jakarta: Gunung Mulia, 2016.

Libertus Jehani, Bagaimana Memilih Paus, Jakarta: Sinondang Media, 2005.

Rausch, Thomas. P., Khatolisisme.                  

Rekaman Akademik, Catatan Senior Ike Regina Surbakti, Kelas I-B Teologi Stambuk 2018, 25                 Februari 2020, Pukul 21.30 Wib.

Tony Lane, Runtut Pijar, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016.

Wellem, F. D., Kamus Sejarah Gereja, Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2016.

Wellem, F. D., Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh Dalam Sejarah Gereja, Jakarta: BPK Gunung          Mulia, 2015.  



[1] F. D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2016), 331.

[2] C. De jonge, Pembimbing kedalam Sejarah Gereja, (Jakarta: Gunung Mulia, 2017), 58-59.

[3] Tony Lane, Runtut Pijar, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016), 83.  

[4] A. Kenneth Curtis dkk, 100 Peristiwa Penting, (Jakarta: Gunung Mulia, 2016), 50. 

[5]  F. D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja, 46-47.

[6]  C. De Jonge, Pembimbing ke dalam Sejarah Gereja, 64.

[7]  H. Berkof, Sejarah Gereja Umum, (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2013), 80.

[8] F. D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam Sejarah Gereja, (Jakarta:BPK-Gunung Mulia, 2015), 6-7. 

[9]  F. D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam Sejarah Gereja, 34-35.

[10] F. D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam Sejarah Gereja, 95.

[11] F. D. Willem, Kamus Sejarah Gereja, 319.  

[12]  F. D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam Sejarah Gereja, 81-82.

[13] A. Kenneth Curtis dkk, 100 Peristiwa Penting, (Jakarta: Gunung Mulia, 2016), 56-57.

                [14] F. D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam Sejarah Gereja (Jakarta: BPK-GM, 2015), 179

                [15] Libertus Jehani, Bagaimana Memilih Paus, (Jakarta: Sinondang Media, 2005), 2-3.

                [16] H, Berkhol, Sejarah Gereja, (Jakarta : Gunung Mulia, 2016), 531

                [17] Thomas. P. Rausch, Khatolisisme, 93.  

                [18] Libertus Jehani, Bagaimana Memilih Paus, (Jakarta: Sinondang Media, 2005), 17-20.

[19] F. D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh Dalam Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015), 122.

[20] Tony Lane, Runtut Pijar, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016), 47-50.

[21] Tony Lane, Runtut Pijar,  84.                                                                      

[22] A. Kenneth Curtis dkk, 100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen, (Jakarta: Gunung Mulia, 2012), 39.

[23] F. D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh Dalam Sejarah Gereja, 88.

[24] Rekaman Akademik, Catatan Senior Ike Regina Surbakti, Kelas I-B Teologi Stambuk 2018, 25 Februari 2020, Pukul 21.30 Wib.

[25] F. D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh Dalam Sejarah Gereja, 143-144.

[26] Kenneth Curtis,  100  Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen, (Jakarta:BPK-Gunung Mulia, 2013), 54-55.

[27] F. D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh Dalam Sejarah Gereja, 106

[28] Jonar S, Sejarah Gereja Umum, (Yogyakarta: ANDI, 2004), 168.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url

Baca selengkapnya disini ya