Mengungkapkan kesiapan Allah menurut pengalaman spiritual tokoh-tokoh Alkitab dan penulis Alkitab
Doktrin tentang Allah:
A. Mengungkapkan kesiapan Allah
menurut pengalaman spiritual tokoh-tokoh Alkitab dan penulis Alkitab
1. Allah menurut bapa-bapa leluhur
Israel
2. Allah menurut Injil Yohanes
3. Allah menurut surat Roma
I.
Pembahasan
1.1 Pengertian Doktrin
Kata Doktrin digunakan
(Mis. UL 32: 2) untuk pengajaran atau perintah dalam PL yang merujuk pada
Taurat yang telah diberikan. Dalam PB dikatakan bahwa Yesus mengecam orang
Farisi karena mengajarkan doktrin-doktrin perintah Manusia. (Mrk 7:7).1
1.2 Pengertian Allah
Kita mengenal Allah, sebab Ia telah menyatakan Diri; dan Allah adalah sebagaimana Ia telah menyatakan Diri, sebab dalam
Yesus Kristus benar-benar Ia telah menyatakan Diri sendiri.
Artinya, kita tidak berfilsafat tentang suatu Tuhan yang di dalam diriNya sendiri,
dalam keilahianNya yang kekal, adalah lain sama sekali daripada Dia yang telah
menyatakan Diri di dalam Yesus Kristus. Berfilsafat seperti itu akan berarti,
bahwa barulah di balik pernyataanNya kita akan
harus mencari Allah yang sesungguhnya dan sebenarnya.
Allah hanya dapat dikenal melalui dan dengan perantaraan Allah sendiri.
Tetapi Allah sudah menyatakan Diri
dalam kedatangan Yesus Kristus; dan oleh Roh kudus Ia membuat
_________________
1 W.R.F. browning, Kamus Alkitab, (
Jakarta: BPK Gunung Mulia,2007),84
kita mengenal Dia. Dengan kata lain: sesungguhnya kita dapat mengenal
Allah, sebab Ia menyatakan Diri. Apakah kita
bertanya “siapakah Allah?” dan “bagaimanakah Allah itu?” maka jawabnya ialah:
Allah adalah sebagaimana, ia ada dalam menyatakan Diri di dalam Yesus Kristus
dan oleh Roh Kudus. Maka kita teruskan dengan bertanya: siapakah dan
bagaimanakah Allah dalam pernyataanNya?
Ada 3 hal yaitu:
1)
Pertama, “pernyataan”
adalah perbuatan Allah. Di dalamnya tersimpul jawaban pertama atas pertanyaan
tadi. Allah bukan hanya “berada” saja, Ia bukanlah suatu “keberadaan yang
bugil”, yang tidak bergerak. Ia adalah Allah yang bertindak, Allah yang
berfirman: dan firmanNya serentak merupakan perbuatanNya. Allah bukanlah
“sesuatu” melainkan ia ber-Pribadi. Ungkapan itu sering menimbulkan salah
paham, seolah-olah maksudnya ialah bahwa Allah bertubuh seperti manusia. Tidak!
Di dalam Alkitab ditegaskan, bahwa Allah itu Roh
(Yoh 4:24).
2)
Kedua, “pernyataan”
berarti, bahwa Allah mendatangi kita sebagai Allah yang adalah Kasih. Ia menciptakan perhubungan, malah persekutuan antara
Dia dengan kita manusia. PerbuatanNya di dalam pernyataan itu adalah perbuatan
yang timbul dari kasihNya. Bila kita bertanya “siapakah dan bagaimanakah Allah
itu?” maka jawaban kedua adalah: Allah adalah Kasih (1
Yoh 4:8, 16).
3)
Ketiga, “pernyataan”
berarti, bahwa dalam kedaulatanNya yang merdeka
Allah telah berkenan untuk datang kepada kita. Bila kita bertanya
“siapakah dan bagaimanakah Allah itu?”, maka dapatlah disebutkan kata
kemerdekaan. Kata “kemerdekaan” memperingatkan kita: Allah bukanlah manusia dan
bukanlah ilah. Tetapi serentak hal itu berarti penghiburan. Sebab dengan
demikian Allah yang menjadi Tuhan kita itu adalah Allah yang hidup, Allah yang
satu-satunya, Allah yang merdeka dan yang sungguh dapat memerdekakan
kita manusia dari kuasa dosa, iblis dan maut (Yoh 8:36).2
1.3
Nama-Nama Allah
1.3.1
Yehovah(Yahweh)
Nama Allah yang paling umum dalam
PL adalah Yehovah (atau TUHAN) yang muncul 6.823 kali dalam PL dan sangat
mencirikan nama pribadi. Melalui nama ini, Allah menyingkapkan diri-Nya kepada
Israel, umat-Nya, dan menjelaskan kepada mereka kemungkinan untuk mengenal-Nya
sebagai pribadi. Disalin dari PB berbahasa Ibrani, keempat huruf YHWH, bila
ditambah dengan huruf hidup, menjadi Yahweh (Yehovah). Bagi kalangan Yahudi,
Yehovah adalah nama Allah yang paling kudus. Arti harfiahnya adalah adalah “Dia
yang adalah”, karena Allah adalah inti segala keberadaan. Dia adalah keberadaan
diri yang kekal dan sumber segala kehidupan dan segala sesuatu yang ada. Dia,
dengan seluruh keberadaan-Nya sendiri,
____________________
2 G.C. Van Niftrik & B.J. Boland, Dogmatika
Masa Kini (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001), 81-86.
memerhatikan anak-anak-Nya dan berniat membuat persekutuan dengan mereka.3
1.3.2
Elohim
Nama Elohim yang dikenakan pada Allah melukiskan Allah sebagai Dia yang
mempunyai kuasa dan kekuatan besar. Dia adalah Allah yang sangat berkuasa
karena kepada kita disampaikan bahwa “sebab Tuhan, Allahmulah
Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan, Allah yang besar, kuat dan dahsyat”
(Ul 10:17). Elohim, kuasa-Nya yang luar
biasa, menciptakan alam semesta. Elohim berkata dan hal itu terjadi. Dia
memberi keberadaan dari yang tidak ada, memberi terang dari kegelapan,
menciptakan kehidupan dalam citra-Nya. Bukan suatu kebetulan kalau bentuk jamak
Elohim adalah sebuah nama untuk “Allah yang esa”. Elohim menjelaskan
keanekaragaman dan kekayaan keberadaan Allah sendiri.4
1.3.3
El Shaddai
El Shaddai berarti “Allah yang Mahakuasa”. Kuasa dan kekuatan digabungkan
dengan nama ini sebagaimana dengan nama Elohim. Jika Elohim merujuk kepada
Allah sebagai Pencipta yang hebat dan penopang alam semesta, El Shaddai
memandang Allah yang aktif terlibat dalam peristiwa-peristiwa umat-Nya,
membentuk kekuatan-kekuatan alam untuk menyelesaikan maksud-Nya. Jelasnya, nama
El Shaddai terdiri dari dua kata: (1) El yang diterjemahkan “Allah”,
menunjukkan kuat, kuasa, mahakuasa; (2) Shaddai yang berarti “kuat, kuasa,
mahakuasa, mencukupi semuanya”. Penyingkapan Allah akan diri-Nya sebagai Allah
yang Mahakuasa menggarisbawahi bahwa Dia adalah yang mencukupi segalanya.
Aktivitas El Shaddai di kalangan umat-Nya menunjuk pada dua kebenaran. Pertama, El Shaddai ada dalam kendali proses alam dan dapat
mengesampingkan perjalanan pada umumnya. Allah dapat memaksa proses alam dan
melampaui kebiasaan dalam alam sehingga tujuan anugerah-Nya bisa dilakukan. Apa
yang Dia janjikan akan diberikan. Kedua, El
Shaddai adalah Allah dengan anugerah yang tidak habis-habisnya.5
1.3.4
Yehovah-Rophe
Kata rophe muncul berkali-kali dalam PL dan
selalu berarti “memperbaiki, memulihkan dan menyembuhkan”. Juga rophe merujuk pada penyembuhan jasmani atau yang tidak
berfungsi. Namun, rophe juga digunakan dalam arti
spiritual untuk
______________
3 French L.
Arrington, Doktrin Kristen: Perspektif Pentakosta (Yogyakarta:
ANDI, 2015), 68-69.
4 French L.
Arrington, Doktrin Kristen: Perspektif Pentakosta, 70-71.
5 French L. Arrington, Doktrin Kristen:
Perspektif Pentakosta, 73-74.
membicarakan pengampunan dosa dan pemulihan kemurahhatian yang ilahi.
Pengalaman umat Israel di padang gurun, seperti diuraikan dalam Kel 15:22-26,
terdapat nama Allah yang menghibur, Yehovah-Rophe (Yehovah
menyembuhkan). Inilah Allah yang memiliki kuasa penyembuhan melalui Yesus
Kristus, Anak-Nya. Allah adalah Yehovah-Rophe.
Pertama, Dia menyembuhkan dari dosa dengan penebusan dari akibat-akibat dosa yang
dahsyat. Yehovah berniat menyajikan penyembuhan dari setiap kejahatan dan
keselamatan dari setiap dosa. Penyembuhan untuk segala sakit dan luka yang
dibawa oleh dosa ada dalam tangan Yehovah. Kedua, Allah
telah menyembuhkan dan terus menyembuhkan banyak orang yang sakit jasmani. PL
mengisahkan sejumlah kesempatan ketika kuasa Allah dinyatakan untuk menyembuhkan
penyakit jasmani.6
1.4 Allah Menurut Bapa-Bapa Leluhur
Israel
1. Abraham
Abram adalah nenek-moyang Israel. Allah memanggil dia ke luar dari
Ur-Kasdim pergi ke Kanaan. Dalam kepercayaannya, Abram menuruti perintah itu. Dengan
dia dan keturunannya Allah mengikat perjanjian-Nya. Abram menjadi bapak segala
orang yang percaya. Allah mengasingkan seorang, yakni Abram, agar pengetahuan
yang benar akan Allah tetap terpelihara dalam keturunannya.7
Allah Abraham’ mengacu kepada Tuhan
di seluruh Alkitab, dan dengan nama itu Ia menampakkan diriNya kepada Musa (Kel
3:15). Monoteisme Abraham di tengah-tengah pemujaan berhala (Yos 24:3), cara
Allah menampakkan diri kepadanya (Kel 6:3), memilih (Neh 9:7), membebaskan (Yes
29:22), dan memberkatinya (Mik 7:20). Pada zaman PB Abraham dihormati sebagai
leluhur Israel (Kis 13:26), sebagai leluhur keturunan Lewi yang menerima
jabatan imam (Ibr 7:5), dan sebagai leluhur Mesias sendiri (Mat 1:1).8
2. Ishak
Ishak adalah anak sarai dan Abraham yang
sudah tua.9 Ishak dalam
Bahasa Ibrani Yitshaq “Orang ketawa”.10
_____________________________
6 French L.
Arrington, Doktrin Kristen: Perspektif Pentakosta, 75-77.
7 I. Snoek, Sejarah Suci (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016), 36-37.
8 J.D Douglas, Ensiklopedia Alkitab Masa Kini Jilid 1 A-L (Jakarta: Yayasan
Komunikasi Binakasih, 1992), 7.
9 W.R.F. browning, Kamus Alkitab, ( Jakarta: BPK
Gunung Mulia,2007),157
10 J. D.. Douglas, Ensiklopedian
Alkitab Masa Kini A-L, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih,1992),445
Kepada Ishak Tuhan meneguhkan perjanjian
yang telah dibuatnya dengan Abraham. Perjanjian itu kemudian ditepati kepada
Yakub, anak yang kedua. Sebagaimana iman Abraham diuji, demikian pula iman
Ishak. Setelah 20 tahun menanti, lahirlah Yakub dan Esau.11
3. Yakub
Yakub lahir sambil memegang tumit Esau, kakak
kembarnya (Kej 25:26). Yakub mendapat hak kesulungan dengan mengambil
keuntungan dari kelaparan kakaknya, lalu memperdayakan Ishak, ayahnya, supaya
memberikan kepadanya berkat.
Cerita pendek tentang Esau menjual hak kesulungan
hanya untuk sepiring makanan, maka berkat yang diberikan Ishak tak dapat di
Tarik kembali. Dengan demikian Yakub menjadi penerima janji Allah dan menjadi
ahli waris tanah Kanaan. Esau menerima daerah yang kurang subur, yang kemudian
terkenal dengan Tanah Edom.12
Sewaktu tidur ia diberi penglihatan tentang tangga yang menghubungkan
langit dan bumi, dan di atas ujung tangga itu nampak Allah dan
malaikat-malaikat-Nya. Janji yang diberikan kepada Abraham diteguhkan lagi
kepadanya dan Allah berjanji akan melindunginya. Yakub membuat tanda peringatan
akan mimpinya itu dengan mendirikan batu alas kepalanya dan menuangkan minyak
di atas batu itu (Kej 28:11). Peringatan-peringatan sederhana demikian sering
didirikan di tempat-tempat yang dianggap kudus. Dan yang satu ini, bagi Yakub,
menandakan Allah hadir.13
4.
Musa
Allah sendiri mempersiapkan pemimpin yang akan memimpin umat-Nya di
kemudian hari. Musa dididik dalam istana Firaun dan kepadanya diajarkan segala
pengetahuan orang Mesir. Kemudian ia menggabungkan diri dengan saudara-saudara
sebangsanya; ia rela teraniaya bersama-sama dengan umat Allah daripada untuk
sementara menikmati kesenangan dari dosa, Ibr 11:25. Tindakan Musa yang
didasarkan pada kuasanya sendiri
_________________________
11 I. Snoek, Sejarah Suci (Jakarta: BPK Gunung Mulia,2016), 45
12 J. D.. Douglas, Ensiklopedian
Alkitab Masa Kini M-Z, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih,1992),548-550
13 J.D Douglas, Ensiklopedia Alkitab Masa
Kini Jilid 1 M-Z,550
itu tidak disetujui oleh Tuhan.
Di Midian haruslah ia menantikan saat Allah, 40 tahun lamanya. Kemudian Tuhan
memanggilnya untuk membawa umat-Nya ke luar dari Mesir. Bersama-sama dengan
Harun, saudaranya ia pergi menghadap Firaun, dan menuntut supaya Firaun
mengizinkan orang-orang Israel, umat Allah itu, pergi dari Mesir. Mula-mula
Firaun menolak tuntutan itu. Sesudah kepada negeri Mesir ditimpakan sepuluh
tulah, patahlah hati Firaun oleh kuasa Tuhan: ia melepaskan orang Israel pergi.
Paskah ditentukan menjadi peristiwa peringatan akan keluaran itu.14
Pernyataan Allah kepada Musa di
belukar duri yang menyala-nyala adalah salah satu peristiwa yang paling khas
mencolok dan paling meyakinkan dalam Alkitab. Sesudah kata-kata pembukaan,
Allah memperkenalkan diriNya demikian, ‘Aku-lah Allah (Elohim) ayahmu’ (Kel
3:6). Hal ini serta merta menyatakan bahwa Musa pasti mengetahui nama dari
Allah ayahnya. Hal ini membantu untuk menjelaskan jawaban yang diberikan, ‘Aku
Adalah Aku’ dan Allah berkata, ‘beginilah kau katakan kepada orang Israel itu:
Aku-Lah Aku telah mengutus aku kepadamu’ (Kel 3:14). Dengan penyataan ini tidak
akan timbul pikiran dalam benak Musa bahwa Allah mengumumkan suatu nama baru;
dan ungkapan ini tidak menyebut suatu ‘nama’; inilah arti pokok dan asasi dari
nama yang Musa kenal. Di sini kita mendapati permainan kata; ‘Yahweh’ diartikan dari kata ‘ehyeh.
‘Yahweh, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub,
telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya’ (Kel 3:15).15
5. Yosua
Waktu Musa sendirian menghadap Allah di Gunung Sinai, Yosua siaga menanti,
di kemah pertemuan (Kel 39:40; 40:2, 6, 7) ia belajar menantikan Yahweh, dan
dalam tahun-tahun berikutnya pasti panjang sabar dan kelembutan Musa turut
membina kepribadian Yosua (Kel 24:13; 32:17; 33:11; Bil 11:28).16
Setelah lewat hari-hari perkabungan karena kematian Musa, maka Tuhan
memberanikan hati Yosua, pemimpin yang baru itu, dan memerintahkannya
menyebrangi sungai Yordan. “seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan
menyertai engkau, Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan
engkau”. Orang Israel: “sama seperti kami mendengarkan perintah Musa,
demikianlah kami akan mendengarkan perintahmu”.17 Sebelum meninggal, Yosua memanggil tua-tua bangsa Israel, dan setelah itu
segenap bangsa
________________________
14 I. Snoek, Sejarah Suci, 63.
15 J.D Douglas, Ensiklopedia Alkitab Masa
Kini Jilid 1 M-Z, 39.
16 J.D Douglas, Ensiklopedia Alkitab Masa
Kini Jilid 1 M-Z, 627.
17 I. Snoek, Sejarah Suci, 89.
Israel, untuk memberikan nasihat
kepada mereka, agar tetap mengikuti jalan-jalan Tuhan. Bangsa Israel
memperbaharui perjanjiannya dengan Tuhan. Dipanggil berkumpul di
Sikhem-diperingatkan tentang pimpinan Tuhan dalam sejarah kehidupan
mereka-“pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah”-“tetapi aku
dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan”-“orang Israel: jauhlah
dari pada kami meninggalkan TUHAN untuk beribadah kepada allah lain! Sebab
TUHAN, Allah kita”.18
1.5
Allah Menurut Injil Yohanes
Kita perhatikan injil Yohanes adalah kitab yang paling jelas memperlihatkan
kebapaan Allah dalam hubungan dengan Yesus. Di dalam bagian mengenai
Kristologi, kita akan membahas penggunaan gelar itu tanpa kualifikasi dalam
pernyataan-pernyataan yang sering disampaikan Yesus tentang Allah. Ada satu
pernyataan penting mengenai kebapaan yang perlu disebutkan karena pernyataan
bukan hanya menggambarkan perbedaan antara Allah sebagai Bapa dari Yesus dan
Allah sebagai Bapa dari murid-murid, tetapi juga menunjukkan hubungan antara
mereka. Perkataan-perkataan Yesus yang disampaikan kepada Maria untuk
diberitahukan kepada murid-murid (“Aku akan pergi kepada BapaKu dan Bapamu,
kepada AllahKu dan Allahmu”, Yoh 20:17) begitu tegas sehingga memperjelas
perbedaan ini. Jadi, bila Yesus disebut Anak dari Allah Bapa maka hubungan
Bapa-Anak yang dimaksud bersifat unik.19
PB mengungkapkan berbagai segi mengenai hakikat dan sifat Allah melalui
sejumlah gelar yang berbeda, bukan secara formal, namun penting artinya. Dalam
Injil Yohanes Yesus menyatakan bahwa Allah adalah Roh (Yoh 4:24). Bagaimana
sifat rohani Allah itu secara tepatnya tidak diungkapkan, tetapi memang tidak
diperlukan penjelasan yang lebih jauh. Para pembaca Inji Yohanes mengetahui
bahwa arti pernyataan itu tidak kurang dari pengertian bahwa Allah tidak dapat
didefeniskan dalam kategori-kategori jasmani.20
Yohanes menjelaskan bahwa ia dan orang-orang lain telah memperhatikan
kemuliaan dalam pelayanan Yesus yang berasal dari sumber ilahi (Yoh 5:41 dst).
Memang, kemuliaan Yesus tak dapat dilepaskan dari keterikatannya dengan
kemuliaan Allah (Yoh 1:14; 11:4, 40; 13:31). Jadi apabila Anak Manusia
dipermuliakan maka dapat dikatakan itu memuliakan Allah (Yoh 13:31-32). Hal
yang penting diperhatikan ialah bahwa Allah bukan saja dianggap mulia, tetapi
merupakan patokan ukuran bagi kemuliaan orang lain, bahkan dalam hal kemuliaan
AnakNya sendiri (Yoh 17:5). Tak ada kemuliaan yang dapat melebihi kemuliaan
Allah.21
Pemahaman yang sama akan hal ini merupakan dasar bagi teologi Yohanes;
dalam doa Yesus ditekankan bahwa Allah memberikan umat-Nya kepada Anak-Nya (Yoh
17).
___________________
18 Snoek, Sejarah Suci, 94.
19 Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 1 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2018),
54-55.
20 Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 1,
61.
21 Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 1,
65-66.
Pengenalan Bapa akan Anak-Nya yang begitu akrab itu merupakan pola bagi
pengenalan pengikut-pengikut Anak terhadap Dia (Yoh 10:14-15). Memang hubungan
pengenalan ini diperluas sehingga bukan hanya diperuntukkan bagi “domba-domba
yang ada di dalam kandung” tetapi juga bagi “domba-domba lain” (Yoh 10:16); hal
ini merupakan suatu petunjuk lain mengenai pengetahuan yang sempurna tentang
hal-hal yang akan terjadi.22
Sifat Allah yang unik lainnya adalah tidak terlihat. Pernyataan Yohanes
yang mengatakan “tidak seorang pun yang pernah melihat Allah” (Yoh 1:18) sangat
sesuai dengan konsepsi PL. Sifat tidak terlihat ini adalah salah satu dasar
dari sifat pernyataan misi Yesus.23
1.6 Allah menurut Surat Roma
1.6.1
Kebenaran Allah
Kata yang paling khas untuk Rom 3:21-31 sebenarnya bukan “pembenaran”
melainkan kata “kebenaran Allah”. Paham “kebenaran Allah” terdapat pada Paulus
sembilan kali, dalam Rom:17; 5, 21, 22, 25, 26; 10:3. Jadi hampir separoh dalam
Rom 3:21-31. Arti istilah itu tidak sangat jelas. Dapat diartikan sebagai kebenaran yang berasal dari Allah dan yang diberikan kepada
manusia; juga dapat diartikan: kebenaran sebagai sifat
Allah sendiri. Nampaknya yang terakhir itu lebih tepat. Pertama
karena kebenaran yang diberikan oleh Allah dirumuskan oleh Paulus secara lain,
seperti dalam Flp 3:9 (“kebenaran dari Allah”). Selanjutnya harus dikatakan
bahwa khususnya dalam Rom 1:17, karena pararelnya dengan ayat 18, terang
dimaksudkan sifat Allah. Pararel yang serupa ada dalam Rom 3:5 (“ketidakbenaran
kita” dilawankan dengan “kebenaran Allah”); maka di situ pun terang bahwa
dimaksudkan sifat Allah, sama seperti “kesetiaan Allah” (ayat 3) dan “kejujuran
Allah” (ayat 7; lihat ayat 4). Dalam 3;25 kata “diakaiosune” malahan diterjemahkan
dengan “keadilan Allah”; sama halnya dalam 3:26. Dalam 3:21-22 memang mungkin
“kebenaran Allah” dalam arti kebenaran yang diberikan
kepada manusia.
Dalam Rom 10:3, arti manusiawi
kebenaran Allah pada pandangan pertama paling cocok: kebenaran Allah dilawankan
dengan “kebenaran mereka sendiri”. Dari itu mudah ditarik kesimpulan bahwa
dengan “kebenaran Allah” dimaksudkan kebenaran yang mereka miliki, bukan atas
dasar usaha mereka sendiri tetapi atas dasar anugerah Tuhan. Tetapi kiranya
“kebenaran Allah” tidak harus dilawankan dengan “kebenaran mereka sendiri”,
melainkan “berusaha untuk mendirikan” kebenaran mereka sendiri” dengan “takluk kepada kebenaran Allah”.
Dengan demikian “kebenaran Allah” tidak lagi disejajarkan dengan “kebenaran
mereka sendiri”, melainkan merupakan kegiatan Allah yang tidak mau diakui
(“mengenal”, “takluk”) oleh orang Yahudi. Dengan lain kata juga dalam 10:3
“kebenaran Allah” harus diartikan dengan cara yang sama, yakni sebagai sifat Allah.24
___________________
22 Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 1, 73.
23 Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 1, 93.
24 T. Jacobs Sy, Paulus- Hidup, Karya dan
Teologinya (Yogyakarta: Kanisius, 1983), 203-204.
1.6.2
Keselamatan Allah
Karena pertentangan dengan murka Allah dalam Rom 1:17-18, jelaslah bahwa
dengan “kebenaran Allah” tidak dimaksudkan tindakan pengadilan Allah. Kebenaran Allah dilawankan dengan murka Allah. Maka
kebenaran Allah adalah tindakan penyelamatan Allah. Oleh karena pararelisme
dengan 1:17, maka juga dalam 3:21 kebenaran Allah harus diartikan sebagai
penyelamatan Allah. Hal itu menjadi lebih jelas lagi kalau mengingat bahwa Rom
3:20 seperti Gal 2:16, barangkali dipengaruhi oleh Mzm 143:1-2: “Ya Tuhan
dengarkanlah doaku, berilah telinga kepada permohonanku. Jawablah aku dalam
kesetiaanMu, demi keadilanMu. Janganlah berperkara dengan hambaMu ini, sebab di
antara yang hidup tidak seorang pun benar di hadapanMu”.
Kiranya Paulus juga memakai kata kebenaran dalam arti Perjanjian Lama itu.
Karya keselamatan Allah disebut “kebenaran”, dilawankan dengan murka Allah.
Dari Rom 3:5-6 jelaslah bahwa kebenaran Allah tidak menghalang-halangi
murkaNya. Tetapi dari lain pihak juga ada tempat untuk kebenaran, maksudnya:
untuk penyelamatan Allah, di samping murkaNya. Kalau Allah mengadili dan
menghukum kejahatan manusia, maka tindakan itu harus disebut adil. Tetapi
biasanya Tuhan mengampuni dan menghapus kejahatan
itu. Tindakan itu pun harus disebut adil. Tuhan adalah adil kalau
menyelamatkan, dan adil pula kalau menghakimi. Tetapi penyelamatan
Ia paling jelas menyatakan diri sebagai Allah Israel, yang setia kepada
perjanjianNya. Maka penyelamatan Allah adalah benar-benar Allah.25
1.7
Allah Menurut Pasal 1 Menurut
Pengakuan Iman Rasuli
Pengakuan Iman yang dinamakan
“Apostolicum” (Kata Yunani “Apostolos”= Rasul atau Pengakuan Iman Rasuli.
Menurut kata pertamanya dalam Bahasa Latin, Pengakuan itu disebut juga “Credo”
(=Aku Percaya). Nama lain yang lazim digunakan ialah “Kedua belas pasal
kepercayaan Kristen”. Pengakuan ini tidaklah dibuat oleh para rasul dan tidak
disusun sekaligus didalam suatu rapat gereja, tetapi bertumbuh lambat. Pada
tahun 150 mungkin sebagian sudah tercantum dalam “Symbohum Romanus” (= Pengakuan Iman jemaat
Kristen di kota Roma). Bentuknya ialah seperti yang kita kenal sekarang,
mungkin barulah ada sejak abad ke- 6. Pengakuan ini pernah juga disebut “Ketiga pasal Kepercayaan”. Bagian pertama
tentang Allah Bapa dan PekerjaanNya, bagian kedua tentang Yesus Kristus dan
Pekerjaan nya, ketiga tentang Roh kudus dan pekerjaannya.26
“Aku percaya kepada Allah Bapa yang
Mahakuasa..” Demikian bunyi pasal yang
pertama dalam pengakuan Iman. Selanjutnya kata itu megingatkan kita pada
kekuasaan serta kewibawaan yang harus kita akui. Itulah sebabnya kata Bapa
dapat kita pergunakan sebagai suatu gelar kehormatan bagi mereka yang berada
diatas kita.27
___________________
25 T. Jacobs Sy, Paulus- Hidup, Karya dan Teologinya, 206-207.
26 G.C.Van Niftrik & B.J Boland,
Dogmatika Masa Kini, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,2016),37-38
27 G.C.Van Niftrik & B.J
Boland, Dogmatika Masa Kini,92
Tetapi kata Bapa bukanlah
suatu nama atau gelar ataupun sifat yang
ditambahkan untuk menghiasi kata Allah, akan tetapi keduanya ialah satu
kesatuan. Pasal pertama berbicara tentang Allah Bapa, dan dalam bagian kedua
berbicara tentang Yesus Kristus, yang digelar Anaknya.28
Demikian juga
kata Mahakuasa mendapat isi yang sesunguhnya yang konkrit. “Aku Percaya Kepada
Allah Bapa yang Mahakuasa..” berarti percaya kepada Allah yang mengadakan
perjanjiannya dengan Abraham, dan yang ingat kepada perjanjian ini dari
keturunan sampai pada keturunan. Dengan kuasa kasihnya ia memelihara perjanjian
dan tetap setia kepada perjanjian itu.29
II.
Kesimpulan
Pada pemaparan diatas
dapat disimpulkan bahwa dapat kita lihat banyak mendefinisikan siapa Allah itu,
ada yang mengatakan Allah itu yaitu Yehovah (Yahwe), Elohim, El Shadaai, dan
Rophe. Jika dilihat juga dalam pengakuan Iman Rasuli dengan demikian disini
kita mempunyai gambaran yang sesuai dengan Allah dan apa yang ia kehendaki dan
lakukan. Ia menjadikan kita untuk membebaskan dan menguduskan kita. Ia telah
menyerahkan seluruh langit dan bumi kepada kita dan ia juga juga memberikan
anak Nya dan Roh kudus.
III.
Daftar Pustaka
Browning W.R.F, Kamus
Alkitab, Jakarta: BPK Gunung Mulia,2007
B.J. Boland & G.C. Van Niftrik, Dogmatika Masa Kini Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001
Arrington French L, Doktrin Kristen: Perspektif Pentakosta Yogyakarta: ANDI,
2015
Snoek I, Sejarah Suci Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016
Douglas J.D, Ensiklopedia Alkitab Masa Kini Jilid 1 A-L Jakarta: Yayasan
Komunikasi Binakasih, 1992
Douglas J.D, Ensiklopedian
Alkitab Masa Kini M-Z, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih,1992
Jacobs Sy T, Paulus- Hidup, Karya dan Teologinya Yogyakarta: Kanisius,
1983
Guthrie Donald, Teologi Perjanjian Baru 1 Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2018
__________________
28 G.C.Van Niftrik & B.J Boland,
Dogmatika Masa Kini,94
29 G.C.Van Niftrik & B.J Boland,
Dogmatika Masa Kini,107