Tanggapan Terhadap
Artikel Salvador T. Martinez “ Yesus Kristus Di Dalam Kesalehan Orang Banyak Di
Filipina
I. Pendahuluan
Pada Kesempatan Kali ini Kami Kelompok 3 akan menanggapi Artikel Salvador T. Martinez dengan Topik Yesus Kristus Di Dalam Kesalehan Orang Banyak Di Filipina dalam Buku Wajah Yesus Di Asia Karangan R.S. Sugiritharajah Penerbit BPK Gunung Mulia , kami Juga membuat menguraikan di dalam Sajian ini, bagaimana Kesalehan Orang Banyak Di Filipina Terhadap Yesus Kristus dan Teladan Yesus Kristus terhadap Kesalehan Orang Banyak Di Filipina, Kiranya Sajian Ini Menambah Wawasan dan Pengetahuan Kita.
II. Pembahasan
2.1. Siapakah Salvador. T. Martinez
Salvador T. Martinez lahir
22 Juni 1939 ; umur 81 tahun adalah seorang
teolog di
Filipina. Martinez mencoba menggambarkan pemikiran teologis orang-orang
Kristen di
Filipina, khususnya umat katolik dalam kehidupan kesalehan pribadi yang mereka jalani setiap hari. Ada beberapa gerakan keagamaan mesianik pribumi yang tumbuh dan berkembang dengan pesat di
Filipina Gerakan ini bercorak
sinkretisme (paham yang merupakan perpaduan dari beberapa paham yang berbeda) karena ajaran agama ini memadukan tradisi
Katolik,
Protestan, dan Animistik. Beberapa contoh keagamaan tersebut, antara lain:
1. Iglesia Watawat ny Lahi (bendera dari
gereja bangsa).
Gereja ini berdiri pada tahun 1936.
Gereja ini memiliki ajaran pokok bahwa Jose Rizal (pahlawan nasional
Filipina) adalah sang penyelamat orang-orang
Filipina yang disejajarkan dengan
Yesus sebagai penyelamat orang-orang Yahudi.
Gereja ini menganjurkan suatu rasa kebangsaan tanpa kekerasan dalam perjuangan orang
Filipina melawan kemiskinan, ketidakadilan dan "pemerasan" manusia.
2. Iglesia ni Cristo (
Gereja Kristus). Organisasi
gereja yang didirikan tahun 1914 oleh felix Manalo ini mengajarkan hal yang serupa dengan Kristologi Arius bahwa Kristus hanyalah seorang manusia. Organisasi ini tumbuh dengan pesat dan para anggotanya sangat erat dalam persekutuan. Anggota
gereja ini hidup bersahaja dan jujur serta setia kepada
gereja dan pimpinan tertinggi. Faktor lain yang ditemukan dalam gerakan-gerakan keagaman lainnya di
Filipina adalah penekanan terhadap nasionalisme, misalnya: dalam liturgi yang diakai hanya logat nasional. Selain itu, keadilan sosial juga mendapat perhatian penting sebagai upaya peningkatan rasa persatuan dan persekutuan di kalangan anggota-anggotanya.
Martinez berpendapat bahwa ada suatu kesenjangan penerapan kesalehan di
Filipina antara apa yang dipercaya dan dipraktikkan oleh anggota
gereja biasa dan apa yang diajarkan
gereja dan para teolognya. Kekristenan berada pada tingkat yang terbelah-belah. Angota
gereja tersebut masih melakukan praktik-praktik agama masa lampaunya. Mereka memuja orang-orang suci dan berharap mendapat mujizat-mujizat karenanya. Martinez mengatakan bahwa teologi pembebasan dan perjuangan yang sedang absah dan berlaku dalam konteks
Filipina saat itu, haruslah sungguh-sungguh memperlihatkan kepercayaan dan cita-cita rakyat, bukan malah memperalat rakyat untuk mewujudkan gagasan-gagasan seseorang yang tidak timbul dari pemikiran rakyat sendiri
[1]. Martinez pernah datang di Macquarries untuk beristirahat. Di sana Martinez menemukan " Prinsiples
Kristen Teologi " yang disebut " teologi Simbolis ". Martinez survei Macquarrie perlakuan terhadap semua tempat teologi tradisional dari perspektif teologi simbolis Kristologi Macquarrie. Kristologi Macquarrie adalah kristologi yang berisi doktrin penebusan
[2].
2.2. Letak Geografis Negara Filipina
Filipina secara astronomis terletak antara 4OLU-19OLU dan 117OBT-126OBT. Karena letak lintangnya itu Filipina sering dilanda taifun. Filipina terdiri dari 7.107 buah pulau. Pulau yang didiami manusia baru sekitar 1.000 buah pulau saja. Luas wilayahnya adalah 400.440 km2 Pulau-pulau yang agak besar adalah Pulau Luzon, Mindoro, Samar, Panay, Negros, Palawan, Leyle, Mindanau, Masbate, Cebu, dan Bohol. Manila sebagai ibu kota negara Filipina terletak di Pulau Luzon
[3].
2.2.1.Mata Pencaharian
Pada umunya negara Filipina adalah negara yang dimana penduduknya mempunyai mata pencaharian di bidang pertanian, pertambangan, dan industri. Kebanyakan penduduk sebagai petani danbanyak juga diantaranya adalah penyewa yang harus membayar dari sebagian besar hasil kepada pemilik tanah. Filipina juga terkenal dengan pertanin padi bukitnya.
[4] 2.2.2.Sistem Kepercayaan Tradisional
Bangsa Filipina menganut agama Animisme, sehingga belum ada agama yang mendarah dalam daging dalam bentuk kebudayaan yang kuat menentang KeKristenan. Faktor-faktor tersebut mengakibatkan misi Gereja Katolik Roma lebih berhasil di Filipina tempat-tempat Alin di Asia. Orang-orang Filipina adalah orang yang menganut Agama Primitif dengan penyembahan terhadap berhala-berhala. Pada tahun 1380 dan tahun-tahun berikutnya datang orang-orang melayu dan beberapa orang Arab membentuk kerajaan Islam mula-mula di Jolo dan kemudian di kota Batu yang bernama Siaraf Muhammad kebangsaan. Dari tempat-tempat inilah disebarkan agama Islam sehingga seluruh penduduk gugusan sulu menerima agama ini di sepanjang pantai Mindanao terbentuklah kerajaan-kerajaan Islam. Tetapi suku-suku di pegunungan di pedalaman kebanyakan tinggal menyembah berhala.
[5] 2.2.3. Sistem Pemerintahan Tradisional
Pada abad ke-16 penduduk Filipina tinggal terpencar-pencar di daerah pedalaman dengan diikat oleh pertalian keluarga. Ada pusat pemerintahan di pulau-pulau Utara meski setiap daerah dibawah penguasa setempat agama Islam sudah masuk kepulau-pulau selatan pada abad ke-15, sehingga telah berdiri beberapa kesultanan Islam. Pada abad ke-16Agama Islam telah masuk dan sampai ke Manila namun pengaruhya di daerah utara belum kuat.
[6]Sebelum penjajahan Spanyol mayoritas orang Melayu di kepulauan itu belum pernah dipersatukan di bawah pemerintahan tunggal. Mereka hidup beratus-ratus kepala suku setempat, mereka bahkan tidak dapat saling berkomunikasi karena mereka tidak bertutur bahasa yang sama. Kepulauan ini boleh jadi tidak akan pernah bersatu seperti konfigurasi politiknya sekarang kalau tidak karena kenyataan bahwa mereka justru dipersatukan oleh pemerintahan kolonial Spanyol. Sehingga nantinya dibawah kekuasaan Spanyol mayoritas orang Filipina menganut agama Katolik. Orang-orang yang bukan Kristen menganut animisme tepatnya tinggal berada dipegununga-pegunungan dan orang-orang Islam berada di Moro dibagian selatan. Lebih dari 200 perlawanan terhadap pemerintahan Spanyol terjadi antara tahun 1565 ketika Spanyol mendirikan pemerintahan tetap di pulau itu. Ferdinand Magelan meyakini kepulauan ini bagi Spanyol pada tahun 1521, tetapi ia terbunuh oleh seorang pejuang yang mencoba mengusir para pengalau.
[7] 2.2.4. Bahasa Penduduk Pribumi
Masyarakat Filipina mereka berbicara dalam rumpun
bahasa Austronesia. Kebanyakan mereka berbicara dalam
bahasa Inggris sebagai
bahasa kedua, tetapi bahasa resmi yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat Filipina adalah Tagalog. Tetapi juga digunakan bahasa Filipina, dan Spanyol.
[8].
2.3. Awal-Awal Kekristenan
Dalam buku R.R.Sugirtharajah Pada Halama 390-391 , Kekristenan Di Filipina Bersama Ferdinand Magellan pada Tahun 1521. Minggu Paskah, 31 Maret tahun itu, misa pertama dirasayakan di pulau Limasawa, banyak orang pada waktu itu mengikuti Iman Magellan. Di Pulau Cebu, Magellan membuat kekristenan berkembang lebih jauh. Kekristenan ia rasakan adalah Jalan sempurna untuk menguatkan hubungan antara Spanyol dan pulau-pulau baru mereka taklukkan. Proses lebih mudah oleh tiga faktor, rasa takut, materialisme,dan Seks. Pertama rakyat di pulau-pulau takut bahwa mereka akan dihancurkan mereka menolak untuk memeluk kepercayaan para penakluk mereka
[9].
Dalam Artikel lain
Di Negara Filipina pada abad ke 15 telah masuknya agama Islam dan menyebar ke Filipina. Dan pada sekitar abad 16 Spanyol membawa agama Kristen Khatolik, sehinga tidak terlalu menyebarnya agama Islam menyeluruh di Filipina.
[10] Pada tahun 1519 Ferdinand Magellan menyusuri pantai timur Amerika Selatan menuju ke selatan dan mengarungi lautan teduh. Pada bulan Maret 1521 Ia sampai di Filipina dan mengambil Pulau ini menjadi milik Raja Spanyol.
[11] Pada tahun 1521 pekabaran Injil datang di Filipina yang dibawa oleh para penginjil dari Spanyol. Pendekatan misi Katolik yaitu kepandaian berdiplomasi, di tambah kekerasan senjata, berhasil menguasai daerah bagian utara. Dengan cara menggunakan kekerasan yang dilakukan dalam usaha mereka untuk mengkristenkan masyarakat Filipina.
[12]Ketika Ferdinand Magellan sampai di Filipina mereka disambut baik oleh Raja Humabon di pulau Cebu dan pelayanannya menghasilkan sejumlah warga istana di babtis.
[13] Pada saat para Misionaris sampai kepercayaan penduduk setempat terhadap agama Islam tidak dapat tergoyahkan meskipun bangsa Spanyol telah sampai pada abad ke-16. Tetapi dengan upaya dan kerja keras yang dilakukan oleh para Misionaris mereka berhasil mengubahkan keyakinan mereka terhadap ajaran Islam, bahkan setelah itu akhirnya penduduk Filipina beragama Katolik.
[14]. Jose Rizal menentang pemerintahan Spanyol pada waktu itu karena dianggap menyengsarakan rakyat Filipina. Peristiwa ketidakadilan yang dialami keluarganya sendiri sebagai salah satu hal yang juga mendorong Jose Rizal untuk menyuarakan sebuah reformasi di Filipina. Reformasi
[15]. atau pembaruan yang dituntutnya saat itu adalah sebatas sebuah persamaan hak antara orang-orang Spanyol dan orang Filipina. Filipina dimasukkan sebagai salah satu provinsi Spanyol bukan sebagai tanah jajahan
[16].Jose Rizal dikenal sebagai seorang dokter, ahli etnologi, naturalis, seniman, pematung, novelis, dan penyair
[17].
2.4. Praktek-Praktek Keagamaan Orang-Orang Filipinan Sebelum Kedatangan Orang Spanyol
Dalam Artikel Salvador T.Martinez, pada Empat ratus tahun dan sebelum kedatangan Spanyol telah mempercayai
2.5. Karya Zending dan Perkembangan Kekristenan
1. Bidang Penginjilan
Dalam pelaksanaan penginjilan yang dilakukan di Filipina di lakukan pembagian beberapa wilayah misi; tiap wilayah dibagi satu ordo, dimana hal ini dilakukan agar dalam menjalankan misi tidak ada persaingan. Dalam hal ini dibuat sistem reduccion (transmigrasi) dimana mengumpulkan orang-orang dari berbagai desa untuk menetap dalam kota agar mereka lebih gampang di ajarkan Iman Katolik.
[18] Pedro chirinho mengadakan katekisasi setiap pagi, dimana ia mengajar anak-anak terlebih dahulu dan kemudian mengajarkan dewasa. Para rahib Spanyol yang diutus ke Filipina adalah sebagai tenaga misi dan sesudah suatu daerah menjadi Kristen cara terbaik untuk pendewasaan Jemaat adalah menyerahkan kepemimpinan dan pengembalan Pastor kepada Jemaat, agar penginjilan juga dapat dilakukan dan diteruskan ketempat lain. Namun dengan proses kristenisasi terkadang para penginjilan spanyol dengan kekerasan senjata dalam usaha mengkristenisasikan, kristenisasi ini dianggap kelanjutan dari pada perang salib. Tahun 1581 dilaporkan bahwa 400.000 orang sudah dibaptis.
Setelah kedatangan bangsa Amerika penginjilan bertambah pesat, salah satunya adalah dalam upaya menerjemahkan Alkitab kedalam bahasa Filipina. Amerika sendiri pun mengirim para MisionariskeFilipina. Berkat usaha yang dilakukan oleh para misionaris terlahirlah Gereja-gereja di Protestan di Filipina. Yaitu misalnya “The United Church Of Manila (Persatuan Gereja Manila)”.
[19] lalu di ikuti dengan berdirinya “Evangelical Church Of The Philippines (Kesatuan Gereja evengelis di Filipina)”, dan masi ada banyak lagi yang telah didirikan.
Beberapa suku secara keseluruhan dan bagian dari pada suku-suku telah menjadi orang Kristen, misalnya: suku Davao Bagobos melalui pelayanan Christian and Missionary Alliance, Suku Pahlawan melalui misi New Tribes dan suku Binokidm. Bagaimana pun pendekatan orang protestan pada umumnya bersifat ekskratif (menekankan pertobatan secara pribadi lalu pembaptisan).
[20]2. Bidang Kebudayaan
Dalam menjalankan misinya para misionaris mempelajari bahasa Filipina yang agak beda di tiap-tiap pulau. Chirino yang berasal dari Ordo Yesuit memakai nyanyian-nyanyian tagalog tradisional sebagai tradisional sebagai sarana dalam mengajarkan Iman Katolik. Ia menyesuaikan diri sejauh mungkin dengan adat-istiadat Tagalog. Namun di lain sisi ia dengan tegas menyuruh orang-orang yang telah menjadi Kristen menghancurkan patung-patung dan perlengkapan kuasa-kuasa roh, supaya jelas pemisahan diri dengan kepercayaan lama. Lebih lanjut Ia melaporkan banyak muzijat dan banyak orang di sembuhkan melalui pelayanannya di Taytay. Perkembangan Gereja di daerah kepulauan Utara mengalami gerakan massal dan hampir seluruh jemaatnya menjadi Kristen.
[21]3. Bidang Ekonomi
Dalam meningkatkan kehidupan masyarakatnya metode yang mereka ajarkan kepada masyarakat dan penduduk di Filipina adalah dengan melakukan pertanian, pembajakan, dan Irigasi.
[22] 4. Bidang Kesehatan
Perhatian para Misionaris terhadap kesehatan para masyarakat setempat tidak luput dari perhatian mereka. Dimana disana juga dibangun rumah sakit, dan bahkan Amerika sendiri juga membentuk sebuah badan kesehatan yang di sebut dengan “Philipence Health Service”, dan itu terjadi setelah Amerika datang ke Filipina.
[23] 5. Bidang Pendidikan
Dalam bidang pendidikan para Missionari mendirikan sekolah-sekolah yang berbahasa spanyol. Kaum Dominikan di Manila mendirikan Univ Santo Thomas diantara tahun 1645-1735, telah belajar 13.000 mahasiswa untuk bidang Filsafat dan lebih dari 2000 orang untuk belajar bidang Theologia. Pada tahun 1750 ada 4 perguruan tinggi di Filipina yang mendidik calon Pastor Filipina. Pada tahun 1906 di dirikan sekolah Industri di kota Jaro tengah yang kemudian berkembang menjadi sebagai Univ Filipina tengah yang didirikan oleh misi baptis. Pada tahun 1907 Misi Presbiterian mendirikan sekolah tinggi theologia bersatu (Union Theological Seminary) di Manila. Frank C Laubach adalah Misionaris yang memiliki peran yang cukup besar dalam memajukan bidang pendidikan, ia bekerja di Mindanao Utara dimana ia mengajar membaca, dan menulis kepada orang yang buta huruf, dan melalui karya ini membawa dampak besar bagi negara Filipina dan buta huruf.
[24].
2.6. Faktor-Faktor Kedatangan Misionaris Ke Negara Filipina
Kedatangan Injil ke Filipina diawali oleh Ekspedisi sekaligus penguasaan wilayah oleh Spanyol yang pada waktu itu dipimpin oleh Miguel Lope de Legaspi hingga setelah tujuh tahun melakukan penaklukan akhirnya daerah itu takluk dan dinamai Filipina sesuai dengan Raja Spanyol Filips II (1555-1598) dan menduduki ibukota wilayah Manila. Meskipun dimotori tujuan melakukan penguasaan wilyah dan mencari keuntungan-keuntungan perniagaan dan kekayaan, namun Injil Kristus juga turut dibagikan kepada bangsa-bangsa yang takluk di bawah pemerintahan kolonial termasuk di Filipina. Melihat misi pengabaran Injil ini juga diutamakan oleh Raja Spanyol maka dikirim juga lima orang biarawan sebagai Misionaris, serta dalam pemerintahan raja Filips ini pengabaran Injil mendapatkan tempat utama sehingga dikirim 450 Misionaris selanjutnya untuk mendukung hal ni serta seluruh pebiayaan ini dibebankan kepada kerajaan. Perubahan penguasa membuat pemberitaan Injil juga mengalami pembaharuan dari segi kebebasan. Perubahan dari kerajaan Spanyol kepada pengusa Amerika memberikan kebebasan dalam hal beragama karena sebelumnya ikatan gereja dan Negara yang mengatur dalam hal agama masyarakatnya. Terlebih masa pemerintahan Spanyol, pengajaran-pengajaran sepenuhnya dilakukan oleh para misionaris dibantu oleh biarawan dan biarawati namun masa pemerintahan amerika pengajaran yang dilakukan di sekolah-sekolah tidak terlalu mengajarkan mengenai hal agama karena pengajaran Amerika bersifat netral akibatnya pengajaran injil pun agak terhambat. Ini memperngaruhi masyarakat setempat yang lebih mengarah keduniawiaan akibat pengajaran ilmu pengethauan netral dan bersifat duniawi disbanding dengan pengajaran-pengajaran yang menekankan Kekrstenan. Maka dari itu kelompok-kelompok zending dan Alkitab di Amerika melakukan musyawarah untuk mengatasi masalah terhambatnya pengajaran Injil pada tahun 1898. Setelah fokus pengabaran Injil disepakati pada orang golongan Islam dan yang belum beragama maka Zending Amerika pada tahun 1910 sekitar 295 orang terhadap 167 pulau di Filipina. Berkat usaha zending tersebut terbentuklah gereja-gereja protestan di Filipna ditandai dengan tahun1936 diadakanlah perjamuan kudus yang dihadiri sekitar 193.000 orang dari berbagai lapisan masyarakat termasuk jemaat-jemaat di desa. Dengan perkembangan Injil yang pesat dan diterima seluruh lapisan masyarakat sehingga timbul gerakan “The United Church of Manila” untuk semakin membantu pos pemberitaan Injil kepada suku di Luzon dan orang-orang pegunungan di wilayah Filipina. Melalui bertambahnya pengikut Kristen di wilayah Filipina maka harus diadakan Transmigrasi ke darah Mindanao yang jarang penduduknya sehingga penyebaran Injil kepada orang-orang Muslim pun berjalan melalui perpindahan penduduk yang sudah menjadi pengikut Kristen.
2.7. .Peran penduduk Filipina dalam Penginjilan
Kedatangan para Misionaris terkhusus dari daerah Spanyol di Filipina berjalan dengan baik melihat penerimaan penduduk pribumi atas pengabaran Injil yang dilakukan oleh para misionaris serta kebutuhan pengabar injil yang semakin meningkat. Misionaris belajar bahasa Filipina dari penduduk setempat begitu juga penduduk setempat belajar bahasa Spanyol dari Misionaris. Pengajaran juga bukan hanya sebatas mengenai Injil namun Para Misionaris juga mengajarkan hal pertanian, irigasi, pemeliharaan tanaman dan berbagai pengajaran yang berkaitan dengan sosial dan kehidupan warga pribumi sehigga penerimaan Injil dan peran penduduk sangat mendukung dalam hal ini. Namun di beberapa wilayah seperti Mindanao dan gugusan Sulu yang rata-rata ditempati Warga Muslim tidak terlalu berdampak kehadiran dan penerimaan penduduk atas kehadiran Injil, bahkan ada beberapa misionaris yang dibunuh karena kepentingan perniagaan karena warga setempat menganggap kehadiran Misionaris dalam rangka pengusaan wilayah dan perniagaan. Sehingga Spanyol meninggalkan wilayah ini karena wilayah Mindanao dan Sulu ini akan menjadi wilayah pusat pengajaran Islam di Filipina serta disebut sebagai kesultanan Melayu. Masyarakat di Kristenkan dan gereja berdiri bukan melalui proses perjumpaaan dan penerimaan yang sukarela dan kesadaran penuh dari masyarakat itu sendiri. Bahkan pada masa Spanyol, gereja hadir dalam sosoknya yang kolonial dengan menjadi tuan tanah dan menampilkan gaya elit. Yang membuat masyarakat sulit untuk bertindak karena gereja seakan-akan hadir di tengah kemiskinan yang cukup parah, sangat lama gereja kurang terbuka dan menghindarkan diri dari panggilan membawa pembebasan dan keadilan
[25].
III. Tanggapan Kelompok Terhadap Artikel Salvador T. Martinez “ Yesus Kristus Di Dalam Kesalehan Orang Banyak Di Filipina
Di dalam Artikel Salvador T.Martinez “Yesus Kristus Di Dalam Kesalehan Orang Banyak Di Filipina Dalam Buku Wajah Yesus Kristus Di Asia Karangan R.S. Sugirtharajah Penerbit BPK Gunung Mulia, telah di paparkan dalam Artikel tersebut, menurut Penyaji Kelompok bahwasnya Salvador T.Martinez menjelaskan Tentang Kehadiran Yesus Kristus Bagi Orang Banyak Di Filipina, Salvador T.Martinez menginginkan Orang-orang Di Filipina mengenal Tuhan Yesus Kristus di dalam Kehidupanya. Kita mengetahui dalam Tulisan Salvador T.Martinez bahwa orang-orang Filipina Masih Menyakinkan Kepercayaan dari Nenek Moyang dari 400 ratus tahun sampai kedatangan Para Misionaris dari Spanyol ke Filipina diantarannya dimana Orang-Orang Filipina masih mempercayai Bathala adalah Tuhan atas semuanya , maykapal ( pencipta atau pembuatan segala sesuatu) memiliki segala kuasa. Dimana Bathala berdiam tinggi dilangit. Dengan kedatangan para misionaris maka Orang-orang Filipina masuk menjadi Katolik , sudah sangat jelas dengan kedatangan para misionaris inilah orang-orang Filipina semakin mengenal Yesus Kristus di dalam kehidupannya Sehingga Orang-Orang Filipina hidup saleh dan semakin mendekati diri, dalam Buku tersebut yang kami analisa dalam artikel yang dimuatkan bahwa Salvador T.Martinez mengungkapkan sejarah kehadiran Kristus di dalam Orang Filipina melalui Para Misonaris dari bangsa Spanyol tersebut dan Kami Kelompok juga melihat bahwa Salvador T. Martinez memahami betul kehidupan Orang-orang Filipina sebelum dan setelah kedatangan Misionaris sangat berbeda. Tulisan-tulisan yang dimuatkan oleh Salvador T.Martinez sangat mampu mencuri perhatian para pembaca untuk memahami kedatangan Kekristenan di Filipina.
IV. Kesimpulan
Dari pemamparan dan Tanggapan Artikel tersebut, Sebelum Kedatangan Para Misonaris ke Negara Filipina, bahwa Orang-orang Filipina masih mempercayai Keyakinan Yang dibawa oleh Nenek Moyang Keyakinan yang dipercayai Orang-Orang Filipina tersebut ialahh Bathala adalah Tuhan atas semuanya , sang Maykapal ( Pencipta atau Pembuatan segala sesuatu ). Ketika kehadiran Misonaris yang dibawa oleh Negara Spanyol ke Negara Filipina, merubah keyakinan Orang-Orang Filipina dimana Orang-Orang Filipina Menyakinkan Yesus Kristus di dalam kehidupannya dan Meneladani Kesalehan Yesus Kristus di dalam Kehidupan Orang-Orang Filipina tersebut diantaranya tentang Penyembahan Yesus Kanak-Kanak, Kultus Orang Nazaret Kulit Hitam, Kristus Pasyon , Kristus Dari Gerakan-Gerakan Keagamaan Bumi Putera dimana ini merupakan menghidupkan penginjilan Di Filipina dan mengubah pola keyakinan Orang-Orang Filipina dari kepercayaan Nenek Moyang menjadi menyakinkan Kristus di dalam kehidupanya sehingga Orang-Orang Filipina meneladani Pribadi Yesus Kristus di dalam Kehidupannya.
V. Daftar Pustaka
Martinez,Salvador T, Yesus Kristus
Dalam Kesalehan Orang Banyak di Filipina‘’, Jakarta:BPK Gunung mulia , 1996.
Purdy, Martinez,Vernon L, The Christology of John Macquarrie‘’,
New York:Peter Lang Publishing, 2009.
Romulo, Carles P, Filipina
dalamNegara dan Bangsa Jilid 3, Jakarta: Widyadara, 2000.
Ruck, Anne., Sejarah Gereja Asia, Jakarta: BPK Gunung
Mulia,2013.
Latourette, Kenneth Scott, A History Of Christianity Vol II, London:
Harper and Row Publisher, 1975.
Hoke, Donald.E, , Sejarah Gereja
Asia Volume 2, Malang Gandum mas 2002.
Sugirtharajah,R.R., Wajah Yesus Di Asia, BPK : Gunung Mulia, 2020.
Wolterbeek,J.D., Gereja-gereja di negeri-negeri Tetangga
Indonesia, Jakarta : BPK-GM 1959.
Culver, Jonathan E., Sejarah Gereja
Asia, Bandung:Biji Sesawi,2014.
Marbun, B.N., Kamus Politik., Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 1996.
B.A, Amat Johari Moan, Sejarah Nasionalisma Maphilindo, Kuala
Lumpur: Sharikat Percetakan Utusan Melayu Berhad, 1969).
Malcolm, George A, First Malayan Republic: The Story of the Philippines, Boston: The
Christopher Publishing House, 1951.
Hoke, Donald. E, Sejarah Gereja Asia Volume 2, Malang Gandum mas 2002.
Jonge,Chr.De & Aritonang, Jan.S, Apa dan Bagaimana
Gereja?, Jakarta:BPK-GM,1989
Sumber Lainya :