Renungan Kristen tentang TERLUKA
TERLUKA
Bacaan:
Yohanes 20:19-23
Bacaan
Setahun: 1 Raja-Raja 5-7
Nats:
Setelah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada
mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. (Yohanes
20:20)
Kulit kita tidak mulus. Entah kecil entah besar, setiap orang
punya bekas luka di tubuhnya. Ada yang terlihat jelas, ada yang tidak
kentara. Sekadar goresan kecil atau bekas jahitan operasi. Ada yang
tersembunyi di balik busana, ada yang terlihat oleh siapa saja. Inilah
kehidupan nyata ini, selalu menghadirkan risiko terluka. Ketika Tuhan kita bangkit, Dia menemukan para
murid dengan bekas luka di tubuh-Nya. hal itu hanya mengingatkan mereka
akan kekejian penyaliban sekaligus menguak luka mereka sendiri? Kala itu
takut, sedih, marah, kecewa, malu, merasa bersalah, putus asa-semuanya itu
menorehkan luka dalam hati masing-masing. Yang menutup rapat-rapat. Namun,
Tuhan yang bangkit malah menunjukkan luka-Nya. Luka di Jumat Agung
bekasnya di fajar Paskah. Mengapa? Dia ingin para murid tahu,
kasih-Nya tetap kendati mereka terluka. Tak perlu menyembunyikan luka,
sebab Tuhan tidak berubah karena mereka terluka. Dia Tuhan yang terluka
dan tahu bertahan bagaimana menyapa orang yang terluka. Tak heran para
murid bersukacita melihat Tuhan dengan bekas luka-Nya. Terlalu sering kita menelan saja pengertian: orang kristiani harus
"sehat", "tegar", "suci"-tak punya luka. Akibatnya,
tak sedikit orang kristiani yang menekan perasaan atau memaksakan-pura. Padahal,
terluka adalah bagian dari kehidupan. Tak perlu ditutup. Ungkapkan
dan perlihatkan pada Yesus. Dia tahu bagaimana menangani luka-luka kita.