wvsOdYmDaT9SQhoksZrPLG0gYqduIOCNl12L9d9t

Tafsiran dari kitab Matius 25:14-30



   2.1. Pengertian Metode Historis Kristis

            Historis Kritis adalah salah satu metode penafsiran yang memahami makna teks secara historis (sejarah) atau memahami teks berdasarkan konteks dan situasi kehidupan (Sitz im leben)[1]. Historis Kritis merupakan sebuah metode yang sangat diperlukan untuk menggali kebenaran isi Alkitab dari segi sejarahnya[2]. Selain itu metode ini juga merupakan suatu analisa terhadap suatu teks yang mana berbentuk dokumen yang memiliki sebuah sejarah atau apakah yang diisi dari teks tersebut adalah menceritakan tentang sejarah[3].

      2.1.2. Tujuan Metode Historis Kristis

            Tujuan dari metode historis kritis adalah untuk menemukan arti makna dari sebuah teks dengan mengutamakan dari segi kesejarahannya secara kritis dan sistematis serta menjaga agar penafsir-penafsir tidak memaksakan teks dari kebudayaan seseorang ke dalam horizon pengertian masa kini. Tujuannya agar menjangkau teks asli yang dapat dipercaya dengan mempelajarinya[4]. Metode ini menjangkau teks asli yang dapat dipercaya. Dengan metode ini penafsir akan mempelajari teks dan kemudian dimampukan untuk mengenal kesalahan-kesalahan yang akan dibenarkan, bagaimana melengkapi, menyisipi, memelihara, sampai kepada tulisan yang kurang atau berlebihan[5].Dalam kalangan tafsir Perjanjian Baru, tujuan metode historis kritis adalah agar kita mengetahui apa yang dikatakan pengarang abad pertama dalam bahasa Yunani kepada pembaca aslinya karena kita tahu bahwa PB tidak ditujukan langsung kepada kita[6]. Ada tiga asumsi dasar dalam pendekatan historis kritis:

1.      Alkitab sebagai buku sejarah yang perlu diselidiki kebenarannya

2.      Penelitian ilmiah terhadap Alkitab harus terlepas dari lingkungan

3.      Fungsi analisa tidak hanya menyangkut keputusan terakhir tetapi harus menyangkut teks buku-buku Alkitabiah[7].

2.2.   Latar Belakang Kitab Matius

              Kitab Matius mempunyai amanat tentang "Kabar Baik" (injil; bahasa Inggris: gospel) bahwa Yesus adalah Raja Penyelamat yang dijanjikan oleh Tuhan, ini dapat terlihat melalui contoh Doa Bapa Kami. Melalui Kerajaan Allah inilah Yesus Kristus akan memulihkan kondisi Bumi dan kehidupan umat manusia. Oleh karena itu, hal inilah yang akan menjadi kesaksian bagi semua bangsa, barulah akhir sistem dunia ini berakhir. Melalui Yesus itulah Tuhan menepati apa yang telah dijanjikan-Nya di dalam Perjanjian Lama kepada umat-Nya. Sekalipun Yesus lahir dari orang Yahudi dan hidup sebagai orang Yahudi, namun Kabar Baik itu bukanlah hanya untuk bangsa Yahudi saja melainkan untuk seluruh dunia[8].

2.3. Tujuan Penulisan Kitab

             Injil Matius ditulis dengan tujuan untuk meyakinkan dengan sistematis dan dengan penuh hormat bahwa Yesuslah Mesias yang sudah dijanjikan oleh Allah dalam Perjanjian Lama. Didalam Dia Kerajaan Allah telah datang, dan nanti akan berkembang sampai kepada kesudahan alam. Barangsiapa yang menerima Dia, ia menjadi anak Kerajaan Sorga, terang dunia[9]. Perlu dipahami bahwa Injil Matius adalah Kitab yang ditulis untuk orang-orang Yahudi yang berdiaspora tepatnya disekitar wilayah Siria. Kitab ini ditulis untuk meyakinkan orang-orang Yahudi pula atau ditujukan kepada orang Yahudi namun Non-Yahudi pun memperoleh bagian karena kebebalan orang Yahudi[10].

 2.4.      Ciri-ciri Kitab

             Tujuh ciri utama menandai Injil ini:

             1.      Kitab ini merupakan Injil yang mencolok sifat ke-Yahudiannya.

             2.      Ajaran dan pelayanan Yesus di bidang penyembuhan dan pelepasan disajikan secara paling teratur. Karena hal ini, maka pada abad kedua Gereja sudah mempergunakan Injil ini untuk membina orang yang baru bertobat.

            3.      Kelima ajaran utama berisi materi yang terluas di dalam keempat Injil yang mencatat pengajaran Yesus:

·        selama pelayanan-Nya di Galilea.

·   mengenai hal-hal terakhir (Eskatologi).

             4.      Injil ini secara khusus menyebutkan peristiwa dalam kehidupan Yesus sebagai penggenapan Perjanjian Lama jauh lebih banyak daripada kitab lain di Perjanjian Baru.

             5.      Kerajaan Sorga dan Kerajaan Allah disebutkan dua kali lebih banyak daripada Kitab lain di Perjanjian Baru.

            6.      Matius menekankan:

·      Standar-standar kebenaran dari Kerajaan Allah (Mat 5-7).

·       Kuasa kerajaan itu atas dosa, penyakit, setan-setan, dan bahkan kematian.

·        Kejayaan kerajaan itu pada masa depan dalam kemenangan yang mutlak pada akhir zaman.

              7.      Hanya Injil ini yang menyebutkan atau menubuatkan gereja sebagai suatu wadah yang menjadi milik Yesus di kemudian hari (Mat. 16:18; Mat. 18:17)[11].

2.5.      Kritik Sastra

              Kelima Kitab Perjanjian Baru yang pertama, Matius, Markus, Lukas, Yohanes, dan Kisah Para Rasul berisi sejarah. Semuanya menceritakan kisah menggambarkan kehidupan serta karya pelayanan Yesus dipandang dari sudut pandangan yang berbeda-beda[12]. Gaya bahasa mendapat perhatian Matius. Bahasa Markus pada umumnya bersifat sederhana, bahasa rakyat. Matius memperindah bahasa itu sesuai dengan septuaginta, sehingga lebih layak untuk dibaca[13]. Dengan kata lain, bahasa yang digunakan dalam nats adalah gaya bahasa yang sama seperti yang digunakan dalam Kitab Markus, tetapi Matius memperhalus bahasa yang digunakan dalam Markus, sehingga bahasa yang digunakan dalam Kitab Matius lebih mudah dimengerti dan dipahami oleh pembaca, sehingga kesederhanaan bahasa itulah yang tetap dipertahankan oleh penulis Kitab Matius sebagai gaya bahasa nats tersebut. Dan bahasa yang digunakan dalam nats ini adalah bahasa Aram sebagai bahasa pergaulan[14].

        2.5.1.      Kritik Bentuk

                         Bahan-bahan Injil Matius, Markus, dan Lukas maka dilihat bahwa ketiga Injil memiliki sejumlah besar bahan yang sama antara satu dengan yang lainnya. Itu bisa terlihat dalam perikop, alur cerita, bahkan kesamaan dalam susunan kalimat. Kadang-kadang satu laporan tentang ucapan, pengajaran (Perumpamaan) dan perbuatan Yesus sama-sama dilaporkan oleh ketiga Injil ini[15].

         2.5.2.      Kritik Sumber

                           Disamping kutipan-kutipan Markus, banyak bahan dalam Injil yang juga terdapat dalam Injil Lukas. Bahan-bahan ini dianggap berasal dari satu sumber yang sama-sama dipakai oleh Matius dan Lukas. Dikalangan ahli Alkitab sumber ini dianggap sebagai sumber Q. Corak dan isi Q tidak dapat ditentukan dengan pasti. Dalam menggunakan Q, yang sebagaian besar terdiri dari ucapan-ucapan, kelihatannya Matius, yang memberi tekanan penting terhadap ucapan-ucapan Yesus, lebih merasa bebas mengubah urutan ayat-ayatnya; sedangkan bilamana ia menggunakan Injil Markus yang pada dasarnya terdiri dari cerita-cerita, ia tidak berbuat demikian. Disamping ayat-ayat yang berasal dari kedua sumber utama ini (Markus, 500 ayat; Q, 250 ayat), ada lagi lebih dari 300 ayat dalam Injil Matius. Ayat-ayat ini adalah khas Matius dan dikenal sebagai M. Sifat-sifat khasnya dalam Injil Matius terutama berasal dari ayat-ayat ini, yang mungkin berasal dari kumpulan cerita dari mulut kemulut (tradisi lisan) yang sampai kepada Matius. Kutipan-kutipan dari PL yang diperkenalkan dengan suatu rumusan khas[16].

          2.5.3.      Kritik Tradisi

                             Injil Matius sangat berwarna Yahudi. Perhatiannya yang khusus adalah penempatan Yesus dari Nazaret dalam tradisi umat pilihan Allah dan menunjukkan bagaimana Yesus memperbaharui ikatan dengan tradisi-tradisi ini dan membawanya kepada pemenuhannya. Matius bersusah payah menunjukkan bagaimana peristiwa tertentu dalam kehidupan Yesus memenuhi nubuat-nubuat Perjanjian Lama, melalui kisah sengsara dan kematian Yesus, Matius meyakinkan bahwa peristiwa-peristiwa yang mengerikan itu adalah kehendak Allah seperti diungkapan dalam Perjanjian Lama. Jati diri umat Allah juga terungkap dalam ketegangan antara tradisi dan hal-hal baru. Matius tidak ragu-ragu menganggap Israel adalah sebagai Alkitab, dan karenanya, tekanan besar dari Injilnya menunjukkan kesinambungan antara Israel Lama dan dan Israel Baru yang dilaksanakan Allah dalam Yesus Kristus[17].

            2.6. Sitz Im Lebenz

                    2.6.1   Konteks Agama

                                Dari orang-orang Romawi, agama juga memiliki kedudukan sentral. Mereka memiliki kepercayaan kepada dewa-dewi, bahkan Kaisar dianggap dewa. Agama primitif pada awalnya adalah aninisme. Beberapa upacara dan perayaan daerah masih bertahan hingga sekarang dipara petani di Italia dan Yunani. Secara umum ada lima jenis agama yaitu Patheon Romawi Yunani, agama-agama rahasia, pemujaan alam gaib dan filsafat-filsafat[18]. Diantara agama-agama lain dalam negara Romawi pada abad yang pertama, Yudaisme menempati suatu tempat khusus yang menjadi agama nasional dan berasal dari agama Yahudi. Para pengikutnya tidak diperkenankan untuk menyembah atau bahkan mengakui keberadaan Tuhan dan ilah-ilah lain[19].Dalam Perjanjian Baru agama negara menjadi semakin penting yaitu pemujaan kaisar dan ibukota Roma yang didewakan[20].

                           2.6.2   Konteks Politik

                                       Situasi politik dalam konteks Matius ini, tidak terlepas dari kekuasaan kekaisaran Romawi yang selama memerintah tidak pernah memerintah dengan baik. Sejak pemerintahan Kaisar Nero sampai pada Kaisar Vespasianus orang Yahudi sangat diperlakukan sangat kejam. Kaisar yang memerintah pada taahun 69 adalah Vitelis yang diakui oleh senat tetapi dia tidak mampu mengendalikan pasukannya, maupun menciptakan pemerintahan yang mantap. Tentara wilaah Timur turut campur dalam urusan pemerintahan pusat dan mengangkat Jendral mereka, Vespasianus sebagai Kaisar. Pada saat itu Vespasianus yang terlibat dalam suatu peperangan di Yerusalem. Kemudian dia menyerahkan kepimpinannya di Yerusalem ketangan Titus, Putranya dengan membawa 80.000 tentara. Tentunya menimbulkan banyak korban jiwa pada peristiwa itu. Hal ini disebabkan karena pemerintahan Romawi yang sangat refresif  sehingga menimbulkan pemberontakan[21]. Pada zaman Matius ini kaisar yang memerintah ialah Kaisar Vespasianus yaitu kaisar yang menggantikan Kaisar Nero. Kaisar Vespasianus menduduki takhtanya pada tahun 69-79 SM[22].

                      2.6.3.  Konteks Sosial-Budaya

                                  Didalam konteks sosial adalah dikalangan Yudaisme maupun orang-orang kafir, terdapat kelompok kaum ningrat yang kaya. Dalam Yudaisme kaum ningrat itu adalah kelompok alim ulama yang sebagian besar terdiri dari keluarga para imam dan para rabi. Hal yang sangat kontras terlihat pada stratifikasi sosial yang tinggi antara orang kaya dan orang miskin. Dalam stratifikasi sosial itu terdapat banyak-banyak golongan-golongan kaum ningrat, kaum menengah, rakyat jelata[23].Kebudayaan yang dimaksudkan dalam konteks Injil Matius ini ialah budaya “Helenis”. Helenis yang dimaksud yaitu bahasa dan peradaban Yunani mendapatkan tempat yang tertinggi dalam kehidupan zaman ini[24]. Kebudayaan Helenis adalah kebudayaan Yunani yang mencapai tingkat tinggi di Athena. Kebudayaan ini memberi ciri khas pada seni perdagangan dan gaya berpikir diantara Yunani sesuai dengan pengaruh kebudayaan Athena[25].

                        2.6.4.  Konteks Ekonomi

                                    Memang pada umumnya Negara Roma cukup toleran dan membiarkan wilayah jajahannya mengurus perkaranya sendiri, daerah jajahan ini tidak melakukan pemberontakan dan membayar upeti. Dalam hal itu tergantung pada Raja dan pemerinthan setempat dalam pengaturan pembayaran pajak kepada pemerintah pajak kepada pemerintah pusat[26].Situasi dalam kehidupan ekonomi ini antara lain adalah:

· Pertanian

                                Di Italia terdapat tanah-tanah yang luas yang disewakan oleh pemiliknya pada petani penggarap atau petani bagi hasil, dan yang ditumbuhi oleh hampir semua jenis-jenis buah-buahan dan biji-bijian yang dapat ditanam.

· Industri

                               Barang-barang harus dihasilkan oleh tenaga manusia. Pada umumnya pabrik-pabrik merupakan perusahaan pribadi yang menggunakan tenaga budak. Toko-toko kecil adalah suatu kelaziman bukan perkecualian. Barang-barang tertentu dihasilkan oleh daerah-daerah tertentu.

· Keuangan

                               Banyak kota dalam dalam Negara Romawi yang diberi hak mencetak uang mereka sendiri, dan mata uang negeri-negeri yang dikalahkan tidak ditarik dari peredarannya sehingga dalam negara berlaku pelbagai jenis mata uang secara bersama-sama.

· Pengangkutan dan Perjalanan

                              Ada orang yang menempuh perjalanan yang melelahkan ini dengan berjalan kaki. Ada yang mengendarai Keledai. Mereka yang lebih kaya menggunakan Kuda atau Bagal, dan para pejabat atau tokoh masyarakat berpergian dengan Kereta Kuda. Lalu Lintas perdagangan biasanya lebih banyak berlangsung di laut daripada di darat. Laut Tengah dipenuhi oleh pelabuhan-pelabuhan yang baik dan tidak pernah sepi dari pelayaran sepanjang musim. Alexandria adalah pelabuhan terpenting, karena merupakan jalan masuk hasil biji-bijian dari Mesir[27].

2.7.  Analisa Teks

         2.7.1.      Perbandingan Bahasa

                        Ayat 14

                          LAI                      : Berpergian

                          Bibel                    : Laho (Pergi)

                         NIV                      : Journey (Perjalanan)

                         NTG                    : ταξίδι (Perjalanan)

                        Keputusan          : Yang mendekati NTG adalah NIV

                        Ayat 15

                        LAI                      : Kesanggupannya

                       Bibel                    : Gogona (Kekuatannya)

                       NIV                      : Ability (Kemampuan)

                       NTG                    : ικανότητα (Kekuatannya)

                       Keputusan          : Yang mendekati NTG adalah Bibel

                      Ayat 16                : Tidak ada perbedaan yang signifikan

                      Ayat 17                : Tidak ada perbedaan yang signifikan

                     Ayat 18

                     LAI                      : Menggali

                    Bibel                    : Dihali (Digali)

                    NIV                      : Burrow (Menggali)

                    NTG                     : τρυπώνω (Menggali)

                   Keputusan          : Yang mendekati NTG adalah LAI NIV

                   Ayat 19

                   LAI                       : Mengadakan

                  Bibel                    : Mardabudabu (Melaksanakan)

                 NIV                      : Carry on (Meneruskan)

                 NTG                    : συνέχισε (Melaksanakan)

                Keputusan          : Yang mendekati NTG adalah Bibel

                 Ayat 20

                LAI                      : Menerima

                Bibel                    : Manjalo (Menerima)

                NIV                      : Receive (mendapatkan)

                NTG                    : λαμβάνω (Menerima)

               Keputusan          : Yang mendekati NTG adalah LAI dan Bibel

               Ayat 21

               LAI                      : Memberikan

              Bibel                    : Pasahaton (Menyampaikan)

             NIV                      : Submit (Menyerahkan)

             NTG                    : δίνω (Menyerahkan)

              Keputusan          : Yang mendekati NTG adalah NIV

             Ayat 22                : Tidak ada perbedaan yang signifikan

            Ayat 23

            LAI                      : Hai Hambaku

           Bibel                    : Ale Naposo (Hai Hambaku)

           NIV                      : Servant Me (Hambaku)

           NTG                    : υπηρέτης μου (Hambaku)

          Keputusan          : Yang mndekati NTG adalah NIV

         Ayat 24

         LAI                      : Menabur

        Bibel                    : Panuananmu (Menabur)

        NIV                      : Disseminate (Menyebarkan)

        NTG                    : συς (Menabur)

        Keputusan          : Yang mendekati NTG adalah Bibel dan LAI

         Ayat 25

         LAI                      : Menyembunyikan

         Bibel                    : Mambunihon (Menyembunyikan)

        NIV                      : Conceal (Merahasiakan)

        NTG                    : κρύβω (merahasiakan)

        Keputusan          : Yang mendekati NTG adalah NIV

        Ayat 26

        LAI                      : Memungut

        Bibel                    : Papunguhon (Mengumpulkan)

        NIV                      : Collect (Mengumpulkan)

        NTG                    : συγκεντρώνουν (Mengumpulkan)

        Keputusan          : Yang mendekati NTG adalah Bibel dan NIV

        Ayat 27                : Tidak ada perbedaan yang signifikan

       Ayat 28

        LAI                      : Mempunyai

        Bibel                    : Mameop (Memegang)

        NIV                      : Have (Mempunyai)

        NTG                    : κρατήστε (Memegang)

        Keputusan          : Yang mendekati NTG adalah Bibel

         Ayat 29

        LAI                      : Berkelimpahan

        Bibel                    : Marlobilobi (Berlebih-lebihan)

        NIV                      : Abundants (Berlimpah-limpah)

       NTG                    : αφθονούν (Berlimpah-limpah)

        Keputusan          : Yang mendekati NTG adalah NIV

        Ayat 30

        LAI                      : Campakkanlah

       Bibel                    : Pabali Hamu ( Lemparkan kalian)

       NIV                      : Dump it (Campakkanlah)

       NTG                    : θα ρίξει (Lemparkan Kalian)

       Keputusan          : Yang mendekati NTG adalah Bibel

         2.7.2.      Terjemahan Akhir

                         Ayat 14: “Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau perjalanan ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka”.

                         Ayat 15: “Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kekuatannya, lalu ia berangkat”.

                        Ayat 16: “Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta”.

                        Ayat 17: “Hamba yang menerima dua talenta itu pun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta”.

                       Ayat 18: “Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya”.

                      Ayat 19: “Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu melaksanakan perhitungan dengan mereka”.

                      Ayat 20: “Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta”.

                      Ayat 21: “Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbutanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan menyerahkan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu”.

                       Ayat 22: “Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh dua talenta”.

                       Ayat 23: “Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hambaku yang baik dan setia, engakau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah  dalam kebahagiaan tuanmu”.

                      Ayat 24: “Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam”.

                     Ayat 25: “Karena itu aku takut dan pergi merahasiakan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!”.

                    Ayat 26: “Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan mengumpulkan dari tempat di mana aku tidak menanam?”.

                    Ayat 27: “Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya”.

                   Ayat 28: “Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang memegang sepuluh talenta itu”.

                   Ayat 29: “Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berlimpah-limpah. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya”.

                  Ayat 30: “Dan lemparkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi”.

2.8.  Tafsiran

Ayat 14-15:Dalam teks terjemahan LAI terdapat kalimat “sebab hal kerajaan Surga sama seperti…” (25:14). Namun di dalam teks bahasa aslinya tidak ada kata “hal kerajaan Surga,” bagian tersebut ditambahkan karena penafsiran LAI terhadap hubungan antara perumpamaan gadis-gadis bijaksana dan bodoh dengan perumpamaan tentang talenta. Hal ini didukung juga oleh kata sambung “sebab/ γαρ” (baca: gar) pada awal ayat 14 untuk menunjukkan kesinambungan cerita. Tetapi kedua perumpamaan bukanlah satu kesatuan (satu ilustrasi) melainkan 2 ilustrasi berbeda yang masih memiliki tema yang sama. Sehingga sama seperti perumpamaan sebelumnya maka perumpamaan tentang talenta merupakan salah satu perumpamaan yang menganalogikan hal kerajaan surga dalam konteks akhir zaman[28].
Kerajaan Surga dikomparasikan (atau diperbandingkan) dengan seseorang yang akan pergi melakukan perjalanan. Ia memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan kepada mereka hartanya kepada mereka. Harta tersebut diberikan dalam satuan talenta. Masing-masing 5, 2 dan 1 talenta. Harta tersebut tidak diberikan tetapi hanya dipercayakan untuk dikerjakan. Jumlah yang berbeda ini sebenarnya membawa pesan yang cukup kuat dalam keseluruhan perumpamaan. Mengapa masing-masing hamba tidak diberikan jumlah yang sama, bukankah memberikan jumlah yang sama lebih berkesan adil dari pada berbeda-beda? Perumpamaan ini juga tidak mengatakan bahwa hamba-hamba tersebut mempunyai jabatan yang berbeda-beda. Kalimat kunci yang memberikan petunjuk bagi masalah ini adalah “masing-masing menurut kesanggupannya.” Ternyata tuan tersebut mengenal masing-masing hamba dan ia mempercayakan talentanya, yakni hartanya sendiri, dengan tujuan agar hamba-hambanya mengelola harta yang dipercayakannya tersebut. Jika tujuannya adalah mengelola maka yang dipercayakan juga harus sesuai dengan kemampuan hamba-hamba itu untuk mengelola. Jumlah talenta yang diberikan adalah manifestasi dari kapasitas hamba-hamba tuan itu untuk mengelola
hartanya.Talenta bukanlah suatu satuan mata uang melainkan satuan berat atau timbangan. Talenta adalah ukuran timbangan yang setara dengan 34 kg. Satu talenta emas tentu saja berbeda nilainya dengan satu talenta perak, jadi nilainya sangat tergantung pada jenis logam apa yang ditimbang tersebut. Konversi talenta ke mata uang juga sangat beragam dari waktu ke waktu dan dari suatu tempat ke tempat yang lain. Beberap ahli memperkirakan dalam konteks ini jumlah 5, 2 dan 1 talenta itu sama dengan 50.000, 20.000 dan 10.000 dinar. Nilai terendah (1 talenta) dari uang yang dipercayakan tuan itu kepada hmab-hambanya sama dengan sejumlah uang yang diperoleh dari hasil kerja selama 10.000 hari. Jika upah kerja sehari sekarang ini dianggap Rp. 50.000 maka nilai 1 talenta sama dengan Rp. 500.000.000 (½ Miliar). Suatu jumlah angka yang tidak sedikit untuk memulai suatu usaha[29].

Ayat 16-17: Hamba pertama dan kedua memiliki kisah-kisah yang serupa dan cenderung ditulis dalam kalimat-kalimat yang bisa dikatakan persis sama. Kedua hamba ini dipercayakan 5 dan 2 talenta. Setelah mendapatkan kepercayaan 5 talenta, hamba pertama langsung pergi. AlkitabNASB (New American Standart Bible) menerjemahkan immediately (dengan segera) untuk menunjukkan bahwa hamba yang pertama itu mengerti apa yang diinginkan oleh tuannya. Ia pergi segera untuk menjalakan uang tersebut. Kata “menjalankan” dalam bahasa aslinya adalah ergazomai yang sebenarnya lebih tepat diterjemahkan “bekerja/ mengerjakan.” Jadi hamba yang pertama pergi untuk mengerjakan sejumlah talenta yang diberikan kepadanya. Narasi perumpamaan ini tidak mengatakan berapa lama hamba ini mengerjakan talenta yang diberikan kepadanya itu namun yang jelas pada waktu tertentu talenta yang tadinya 5 telah berlaba dan menghasilkan 5 talenta lagi sehingga jumlah harta yang ada di tangan hamba pertama menjadi 10 talenta[30].
Hamba kedua melakukan hal yang persis sama dengan hamba pertama. Jadi ia juga langsung pergi dan mengerjakan 2 talenta yang dipercayakan kepadanya. Hasil yang diterima oleh hamba yang kedua juga sama dengan hamba yang pertama, ketika ia mengerjakan talenta yang dipercayakan kepadanya ia mendapatkan laba 2 talenta dan jumlah harta yang ada di tangannya sekarang adalah 4 talenta.
Setelah mengerjakan harta yang dipercayakan hamba pertama mendapatkan 5 talenta dan hamba kedua menghasilkan 2 talenta, berbeda secara jumlah secara signifikan dengan hamba yang pertama. Namun secara persentase, jumlah laba yang dihasilkan hamba pertama dan hamba kedua sama besar, yakni 100% (dipercayakan 5 mendapat laba 5, dipercayakan 2 mendapat laba 2). Pada waktu tuan mereka datang kembali, ia membuat perhitungan dengan hamba-hambanya. Hamba pertama dan kedua menghadap dengan membawa talenta yang dipercayakan kepada mereka beserta dengan labanya. Jadi hamba pertama membawa 10 talenta dan hamba kedua 4 talenta. Apa respon tuan mereka? Dari seluruh kalimat yang diucapkan oleh tuan tersebut klausa terpenting yang memberikan pesan kunci tentang apa yang telah dikerjakan oleh hamba-hamba tersebut adalah “hamba yang baik dan setia.” Kata “baik dan setia” tidak bisa dipisahkan karena kedua kata tersebut mempunyai pesan yang sama. Baik yang dimaksud adalah karena mereka setia kepada perkara yang dipercayakan kepada mereka. Tuan tersebut mengatakan bahwa perkara itu adalah perkara kecil karena ia akan mempercayakan mereka perkara yang besar. Sikap setia pada perkara kecil adalah sikap yang baik. Kesetiaan dan kebaikan mereka mendapatkan buah yang lain yaitu kepercayaan untuk perkara-perkara besar. Baik hamba pertama dan hamba kedua mendapatkan kepercayaan perkara besar yang sama.

Ayat 24-30:

Kontras dengan hamba pertama dan kedua, hamba ketiga ini tidak pergi menjalankan 1 talenta yang dipercayakan kepadanya. Sebaliknya ia pergi menggali lobang dan menyimpan yang itu di sana sehingga talenta itu tidak berlaba, jumlahnya tetap sama. Pada waktu tuannya datang, yang lain mengembalikan 2x lipat, ia hanya mengembalikan sejumlah yang diberikan oleh tuannya. Mengapa hamba ketiga gagal dalam kepercayaan yang diberikan kepadanya? Jawabannya tersirat dalam jawabannya hamba ketiga ini dan respon tuannya.
Berbeda dengan dua hamba yang lain, hamba ketiga tidak memulai dialog dengan menjelaskan bagaimana keberadaan harta yang telah dipercayakan tuannya itu kepadanya. Ia justru memulainya dengan memberikan sebuah pembenaran atas apa yang sudah ia lakukan terhadap talenta yang dipercayakan kepadanya. Ia mengatakan bahwa ia tahu bahwa tuannya itu adalah seorang yang kejam skleros. Kata yang hanya digunakan oleh Matius. Kejam yang dimaksud oleh hamba ketiga ini lebih lanjut dijelaskan dalam 2 hal. Tuan itu kejam karena dia (a) menuai di tempat di mana tuan tidak menabur, dan (b) memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. Jika diperhatikan dengan seksama sebenarnya kedua ini memiliki arti yang sinonim karena kata-kata yang digunakan bersifat paralel; menuai = memungut, menabur = menanam. Ia salah mengerti mengenai tuannya. Ia tidak mengenal siapa tuannya dan apa maksud tuannya mempercayakan harta 1 talenta itu kepadanya. Itulah sebabnya ia memutuskan untuk menanam saja uang tersebut dan kemudian mengembalikan talenta itu utuh kepada tuannya, tidak kurang dan tidak lebih. Ia melihat tuannya itu sebagai tuan yang kejam, yang bersikap picik dan hanya memanfaatkan dirinya, itulah sebabnya ia tidak mengerjakannya. Perumpamaan ini tidak mengatakan bahwa hamba ketiga ini iri hati kepada 2 hamba yang lain karena mereka diberikan lebih banyak dari pada dirinya. Jadi kegagalan hamba ketiga ini bukan disebabkan karena ia tidak puas dengan pembagian 5, 2 dan 1[31].

I.                   Kesimpulan

Tujuan dari metode historis kritis adalah untuk menemukan arti makna dari sebuah teks dengan mengutamakan dari segi kesejarahannya secara kritis dan sistematis serta menjaga agar penafsir-penafsir tidak memaksakan teks dari kebudayaan seseorang ke dalam horizon pengertian masa kini.

IV. Daftar Pustaka

            Sabja, Indra, Penafsiran Alkitab Dalam Gereja, ( Yogyakarta:Kanisius,2003)

            Browning, W.R.F, Kamus Alkitab, (Jakarta:BPK-GM,2012)

            Hayes, John.H & Holladay,R, Pedoman Penafsiran Alkitab, (Jakarta:BPK-GM,1993)

            Grant,Robert.M, & Tracy,David, Sejarah singkat penafsiran Alkitab, (Jakarta:BPK-GM,1998)

            Hayas,John.H, & Holladay, Carl.C, Biblical Exegetis, (Atlanta: John Knox Press, 1982)

            Sitompul, A.A, Metode Penafsiran Alkitab, (Jakarta: BPK-GM, 2004).

            Saragih, Agus Jetron, Exegese Naratif, (Medan: P3M STT.AS, 2006).

            Duyveman,M.E, Pembimbing ke Dalam Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK-GM, 2003)

            Barclay,William, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Matius 1-10, (Jakarta: BPK-GM, 1993)

            Tenny,Merril,C. Survey Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, 2006)

                Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, (Malang: Gandum Mas, 2000)

            F,Drewes,B, Satu Injil Tiga Pekabar, (Jakarta: 1986)

            Hakh, Samuel Benyamin, Pemberian Tentang Yesus menurut Injil-injil Sinoptik, (Bandung: Jurnal Info Media, 2008).

                Lembaga Alkitab Indonesia, Tafsiran Alkitab Masa Kini 3, (Jakarta: BPK-GM, 2003)

            Pasaribu Marulak, Eksposisi Injil Sinoptik, (Malang: Gandum Mas, 2005).

            Groenen,C, Pengantar Ke Dalam Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK-GM, 2002).

            Khomeni, Imam, Palestina Dalam Pandangan Imam Khoemi, (Jakarta: Pustaka Zahra, 2004)

            Drane, Jhon, Memahami Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK-GM, 1998)

                R.T France, The Gospel According to Matthew: an Introduction and Commentary(Leicester: Inter-Varsity, 1985).

            C.S. Mann dan Albright, W.F."Matthew." The Anchor Bible Series, ( New York: Doubleday & Company, 1971).

            Gundry Robert, Matthew a Commentary on his Literary and Theological Art(Grand Rapids: William B. Eerdmans Publishing Company, 1982).

            Sumber Dari

                https://tinosinaga.blogspot.com/2017/05/tafsiran-perjanjian-baru-matius-2514-30.html?m=1


[1]  Indra Sabja, Penafsiran Alkitab Dalam Gereja, ( Yogyakarta:Kanisius,2003), 45

[2]  W.R.F. Browning, Kamus Alkitab, (Jakarta:BPK-GM,2012), 222

[3]  John H. Hayes & R. Holladay, Pedoman Penafsiran Alkitab, (Jakarta:BPK-GM,1993), 52  

[4] Robert M. Grant, & David Tracy, Sejarah singkat penafsiran Alkitab, (Jakarta:BPK-GM,1998),173  

[5] Jhon H. Hayas & Carl R. Holladay, Biblical Exegetis, (Atlanta: John Knox Press, 1982),54 sumber dari https://tinosinaga.blogspot.com/2017/05/tafsiran-perjanjian-baru-matius-2514-30.html?m=1diakses pada tanggal, 10/09/2020 Pukul 19.45

[6] A.A. Sitompul, Metode Penafsiran Alkitab, (Jakarta: BPK-GM, 2004), 214

[7]   Agus Jetron Saragih, Exegese Naratif, (Medan: P3M STT.AS, 2006),29

[8] M.E. Duyverman, Pembimbing ke Dalam Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK-GM, 2003), 50

[9] M.E. Duyverman, Pembimbing ke Dalam Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK-GM, 2003), 53

[10] William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Matius 1-10, (Jakarta: BPK-GM, 1993), 9

[11] Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, (Malang: Gandum Mas, 2000), 1496

[12] Merril C. Tenney, Survey Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, 2006),160-161

[13] Merril C. Tenney, Survey Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, 2006), 160-161

[14] Drewes B.F, Satu Injil Tiga Pekabar, (Jakarta: 1986), 25

[15] Samuel Benyamin Hakh, Pemberian Tentang Yesus menurut Injil-injil Sinoptik, (Bandung: Jurnal Info Media, 2008),11-13

[16] Lembaga Alkitab Indonesia, Tafsiran Alkitab Masa Kini 3, (Jakarta: BPK-GM, 2003), 55

[17] Marulak Pasaribu, Eksposisi Injil Sinoptik, (Malang: Gandum Mas, 2005), 143-145

[18] Merril C. Tenney, Survey Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, 2006), 81

[19] Merril C. Tenney, Survey Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, 2006),101

[20] C. Groenen, Pengantar Ke Dalam Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK-GM, 2002), 64

[21] Imam Khomeni, Palestina Dalam Pandangan Imam Khoemi, (Jakarta: Pustaka Zahra, 2004), 5

[22] Merril C. Tenney, Survey Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, 2006), 12

[23] Merril C. Tenney, Survey Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, 2006), 59-77

[24] C. Groenen, Pengantar Ke Dalam Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK-GM, 2002), 55

[25] Jhon Drane, Memahami Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK-GM, 1998), 218

[26] C. Groenen, Pengantar Ke Dalam Perjanjian Baru,, (Jakarta: BPK-GM, 2002), 36

[27] Merril C. Tenney, Survey Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, 2006), 73-77

[28] Albright, W.F. and C.S. Mann, "Matthew." The Anchor Bible Series, (New York: Doubleday & Company, 1971), 58 sumber dari https://tinosinaga.blogspot.com/2017/05/tafsiran-perjanjian-baru-matius-2514-30.html?m=1diakses  pada tanggal, 10/09/2020 Pukul 20.15 Wib

[29] Robert Gundry, Matthew a Commentary on his Literary and Theological Art, (Grand Rapids: William B. Eerdmans Publishing Company, 1982), 127 sumber dari https://tinosinaga.blogspot.com/2017/05/tafsiran-perjanjian-baru-matius-2514-30.html?m=1diakses pada tanggal, 10/09/2020 Pukul 20.30 Wib

[30] David Hill, The Gospel of Matthew, (Grand Rapids: Eerdmans, 1981), 279 sumber dari https://tinosinaga.blogspot.com/2017/05/tafsiran-perjanjian-baru-matius-2514-30.html?m=1 diakses pada tanggal, 10/09/2020 Pukul 22.10 Wib

[31] France, R.T, The Gospel According to Matthew: an Introduction and Commentary, (Leicester: Inter-Varsity, 1985),201 Sumber dari https://tinosinaga.blogspot.com/2017/05/tafsiran-perjanjian-baru-matius-2514-30.html?m=1 diakses pada tanggal, 10/09/2020 Pukul 22.30 Wib

Post a Comment

silakan Komentar dengan baik
Mundosaragi
Total Pageviews