wvsOdYmDaT9SQhoksZrPLG0gYqduIOCNl12L9d9t

Teknik Membawa Sermon di Gereja

 

I.                   Pembahasan

1.1.  Pengertian Sermon

Dalam sejarah gereja, sampai abad ke-5 kata homelein (όμιλειν) diterjemahkan kedalam bahasa Latin (Vulgata) dengan istilah “sermo”.Sermo(Sermon) adalah suatu pekerjaan yang menafsirkan teks Alkitab untuk dikhotbahkan.[1]dan Menurut Henk Ten Napel  dalam bukunya Kamus Teologi Sermon dalam bahasa Latin adalah Sermo yang artinya adalah percakapan ataupun dapat dikatakan bahwa Sermon itu adalah Khotbah.[2] Sermon ialah suatu pidato, pembicaraan atau tulisan. Suatu pembicaraan yang disampaikan didepan umum, khususnya rohaniawan atau pengkotbah dengan mengutip suatu bagian dari Alkitab, yang bertujuan untuk menyampaikan ajaran agama atau mengajarkan moralitas.[3]  Sermon sangat efektif dalam membangun komunikasi efektif, sekaligus menyamakan visi daan persepsi dan menjalakan isi pelayanan.[4]Sungguh banyak yang dilakukan untuk membenahi gereja Tuhan. Dalam melakukan sermon, pada prinsipnya termasuk untuk menghindari kejenuhan warga jemaat dan beribadah.[5]. Sermon juga sangat diharuskan karena setiap pengkotbah harus mempelajari metode-metode yang benar untuk mengusahakan pengajaran (kerygma) yang dapat dipertanggung jawabkan. Hal inilah yang perlu disadari yang adalah sekalipun metode yang digunakan cukup baik, hal itu tidak menjamin kotbah yang baik.[6]Sermon (Ibadah) merupakan ibadah dari seluruh umat Allah, beberapa umat gereja percaya bahwa kepemimpinan ibadah dalam beberapa hal dapat dipercayakan kepada anggota Jemaat. Sementara itu gereja-gereja pada umumnya percaya bahwa kepemimpinan untuk tindakan-tindakan ibadah tertentu dibatasinya kepada pelayan yang ditetapkan, sama halnya dengan Kristus telah mendirikan suatu pelayanan yang tertentu[7]. Menurut Bibelvrouw H. Br Gultom , Sermon adalah berkumpulnya para Pelayan Tuhan Pendeta, Bibelvrouw, Guru Huria, Majelis dihari yang sudah ditentukan untuk membahas Firman Tuhan dan untuk membicarakan apa yang akan dikerjakan dalam pelayanan[8].

Menurut Pendeta B.Siahaan, M.Th, Sermon adalah Mempersiapkan Segala sesuatu yang berhubungan dengan Pelayanan baik Khotbah , Liturgis, semua pelayan Ibadah dan Administrasi Keuangan. Tata ibadahnya  juga persiapan untuk petugas-petugas yang akan mengambil bagian dalam ibadah tersebut. Peranan sermon, seorang pelayan gereja tidak dapat melayani pewartaan firman Allah/khotbah kalau pengkotbah tersebut tidak mengikuti sermon.[9]

Menurut Inang Pendeta A. Br Simanjuntak yang menyatakan bahwa sermon itu adalah sarana bagi Pendeta, Bibel vrow, Diakones, Sintua untuk belajar Alkitab bersama-sama alam mempersiapkan firman Tuhan yang akan disampaikan saat kotbah minggu atau partangiangan. Dimana dalam sermon biasanya diadakan diskusi tanya jawab.[10]

1.2.  Pelaksanaan Sermon

Menurut Bibelvrouw H. Br.Gultom Pelaksanaan Sermon dibuka dengan Nyanyi dan doa setelah itu pembahasan Firman Tuhan, setelah Itu membicarakan tentang Pelayanan dan di tutup dengan nyanyi dan doa[11].

Menurut Pdt. B.Siahaan, M.Th Dasar sermon adalah pengajaran. Dapat dilihat dalam Kisah Para Rasul 2:42a yang berisi “Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan.”.  Dapat juga dilihat dalam kitab Matius 18:20 yang juga dikatakan bahwa “Sebab dimana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, disitu Aku ada ditengah-tengah mereka” yang artinya adalah gereja merupakan wadah mengajar disamping untuk beribadah. Kalau kita lihat di Perjanjian Lama di Sinagoge juga para  umat berkumpul saling belajar dan di jemaat mula—mula juga ada kegiatan yang merupakan wadah untuk mengajar firman Tuhan. Jadi pada intinya sermon itu memperkaya pemahaman kita mengenai Firman Allah lebih dalam lagi. Dalam pelaksanaan Sermon dilakukan 1x seminggu yang dilakukan rutin oleh Pelayan di Gereja[12]

Dasar sermon adalah pengajaran. Dapat dilihat dalam Kisah Para Rasul 2:42a yang berisi “Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan.” Dapat juga dilihat dalam kitab Matius 18:20 yang juga dikatakan bahwa “Sebab dimana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, disitu Aku ada ditengah-tengah mereka” yang artinya adalah gereja merupakan wadah mengajar disamping untuk beribadah. Kalau kita lihat di Perjanjian Lama di Sinagoge juga para  umat berkumpul saling belajar dan di jemaat mula—mula juga ada kegiatan yang merupakan wadah untuk mengajar firman Tuhan. Jadi pada intinya sermon itu memperkaya pemahaman kita mengenai Firman Allah lebih dalam lagi.[13]

1.3.  Fungsi Dan Tujuan Sermon

Menurut Pdt. B. Siahaan, M.Th Sermon memiliki fungsi dan tujuan untuk menguraikan Firman Tuhan dalam pembahasan dan sharing. Serta mempersiapkan pelayanan gereja seperti liturgis, pembawa lagu, doa syafaat, pengumpul persembahan, warta jemaat, pemusik dan lain sebagainya yang berhubungan dengan ibadah minggu.[14] Sermon berfungsi dan bertujuan untuk membahas persiapan apa saja yang diperlukan untuk peribadahan di hari Minggu, yang mana membicarakan materi kotbah/ renungan yang akan dibawakan dalam ibadah minggu. Yang bertujuan untuk mendalami pokok-pokok yang dianggap penting oleh peserta sermon[15] Sermon memiliki fungsi dan tujuan untuk menguraikan Firman Tuhan dalam pembahasan dan sharing. Serta mempersiapkan pelayanan gereja seperti liturgis, pembawa lagu, doa syafaat, pengumpul persembahan, warta jemaat, pemusik dan lain sebagainya yang berhubungan dengan ibadah minggu.[16]

Pada intinya sermon berfungsi untuk mempersiapkan tugas-tugas pelayanan yang akan dilakukan di hari minggu, sermon juga sebagai wadah perjumpaan untuk hamba Tuhan agar dapat bertukar pikiran tentang Firman yang akan dibawakan dalam ibadah minggu dan juga sermon berfungsi untuk membantu penatua memahami teks Alkitab artinya sermon bertujuan untuk membekali dan memperkaya pengetahuan para pelayan Tuhan, khususnya penatua.[17]

1.4.  Mempersiapkan Sermon

 Menurut St. R. Pardede. Dalam mempersiapkan bahan sermon, ada dua hal yang harus diperhatikan:

1.      Cara dalam mempersiapkan bahan sermon adalah harus dengan tuntutan Roh Kudus.

2.      Memahami bahan yang disajikan dan mendalaminya untuk mengantisipasi pertanyaan yang datang dari masing-masing peserta sermon.[18]

Menurut Pdt. B.Siahaan, M.Th Dalam mempersiapkan bahan sermon ada tiga hal yang harus kita perhatikan :

1.      Membaca bahan-bahan khotbah yang sudah disediakan Kantor Pusat.

2.      Memahami nats, dan menafsir kan nats.

3.      Menghubungankan nats kedalam kehidupan sehari-hari[19].   

Menurut Pdt. A. br Simanjuntak. Dalam melaksanakan atau mempersiapkan bahan sermon harus benar-benar diperhatikan apa-apa saja yang perlu dibahas, yaitu:

1.      Dalam mempersiapkan bahan sermon  perlu memperdalam pengetahuan tentang Firman Tuhan, khususnya nats yang akan disermonkan.

2.      Kemudian menyajikan sesuai dengan nats-nats yang sudah ditentukan oleh almanak gereja.

3.      Kemudian galih isi nats dengan berbagai sumber buku pendukung.

4.      Lalu sajikan dengan baik dan fokuskan pada nats yang akan di kotbahkan baik dalam ibadah minggu ataupun ibadah partangiangan.[20]

1.5.   Sistematika dalam Membawa Sermon/Khotbah

1.      Pendahuluan

Bagian ini berisi latar belakang teks. Pendahuluan sebuah khotbah memiliki fungsi untuk membawa pendengar menuju pesan atau inti khotbah yang hendak disampaikan ini disajikan dengan bahasa yang sederhana dan mengungkapkan sedikit permasalahan.

2.      Isi

Isi khotbah adalah bagian yang sentral dari struktur sermon. Pada bagian ini, yang disampaikan Firman Tuhan dari sebuah teks Alkitab. Bagian ini membutuhkan waktu yang panjang dalam mempersiapkannya. Isi sebuah khotbah harus emlewati proses penafsiran.

3.      Penutup

Bagian terakhir adalah penutup khotbah. Kesimpulan dari isi atau pesan dari khotbah disampaikan pada bagian ini. Hal ini mempermudah pendengar dalam menarik pesan dari nas khotbah. Pada bagian ini, aplikasi yang menjadi penekanan. Pendengar pun dapat dengan mudah memahami pesan yang hendak disampaikan.[21]

1.6.  Tata Pelaksanaan Sermon

Menurut Pdt. B.Siahaan, MTh. Berikut ini adalah tata laksana sermon yang biasa dilakukan informan dari hasil wawancara. Tata pelaksanaan sermon yang dilakukan dengan tahap yang berbeda namun memiliki tujuan yang sama.

1.      Tata pelaksanaan sermon:

a.       Nyanyi

b.      Doa pembuka

c.       Baca nats Alkitab yang akan disermonka

d.      Baca bahan sermon yang sudah disiapkan

e.       Diskusi (tanya jawab)

f.       Nyanyi (lagu yang sesuai dengan nats khotbah)

g.      Doa penutup[22]

Menurut inang Pdt. A. br Simanjuntak, S.Th. Ada beberapa tata laksana yang biasa dilakukan dalam mengadakan Sermon. Yaitu:

2.      Tata Pelaksanaan Sermon di Gereja HKI Ressort Belawan:

a.       Bernyanyi

b.      Doa Pembuka

c.       Membahas Firman Tuhan

d.      Sharing/Sesi Tanya Jawab

e.       Penutup

f.       Warna Sari

g.      Doa Penutup [23]

 

II.                Kesimpulan

Sermon ialah suatu pidato, pembicaraan atau tulisan. Suatu pembicaraan yang disampaikan didepan umum, khususnya rohaniawan atau pengkotbah dengan mengutip suatu bagian dari Alkitab, yang bertujuan untuk menyampaikan ajaran agama atau mengajarkan moralitas. Sermon juga sangat diharuskan karena setiap pengkotbah harus mempelajari metode-metode yang benar untuk mengusahakan pengajaran (kerygma) yang dapat dipertanggungjawabkan. Hal inilah yang perlu disadari yang adalah sekalipun metode yang digunakan cukup baik, hal itu tidak menjamin kotbah yang baik. Sermon sudah menjadi keharusan untuk dilakukan didalam tia-tiap gereja sebab sermon sangat penting untuk dilakukan karena ketika sermonlah kita membahas nats/ tema yang akan di kotbah kan pada saat peribadahan Minggu dan Partangiangan. Bahkan pembagian tugas dan pelayanan pun sudah menjadi kerap sekali dilakukan ketika pelaksanaan sermon. Kenapa sermon sangat penting untuk dilaksanakan? Karena dengan dilakukannya sermon, dapat menambah wawasan kita dalam menggali isi firman Tuhan. Intinya membantu penatua memahami teks Alkitab artinya sermon bertujuan untuk membekali dan memperkaya pengetahuan para pelayan Tuhan, khususnya penatua.

III.             Daftar Pustaka

E.P. Ginting, Khotbah&Pengkhotbah, (Jakarta: GunungMulia, 2017).

E.P. Gintings, Kotbah dan Pengkotbahnya, (Yogyakarta: ANDI, 2013).

Henk ten Napel, Kamus Teologi: Inggris-Indonesia (Jakarta: BPK-GM, 1996).

Hasan Susanto, Homiletik a:Prinsip dan Metode Berkotbah, (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2004).

Cyrellus Simanjuntak, Pendidik, Misionaris& Motivator, (Jakarta: GunungMulia, 2008).

Andar Ismail, AwamdanPendetaMitraMembinaGereja, (Jakarta:BPK-GM, 2005).

 Hasil Wawancara:

 Hasil Wawancara dengan Bibelvrouw H.Br.Gultom, pada Tanggal 03/12/2020 Pukul 10.28 Wib.

Hasil Wawancara Dengan Pendeta B. Siahaan, M.Th Pada Tanggal 4/12/2020 Pukul 19.45 Wib.

Hasil Wawancara Dengan Pendeta A. br Simanjuntak, S.Th Tanggal 6/12/2020 Pukul 14.30 Wib.

Hasil Wawancara Dengan St. R. Pardede PadaTanggal 7/12/2020 Pukul 17.34 Wib.



[1] E.P. Ginting, Khotbah&Pengkhotbah, (Jakarta: GunungMulia, 2017), 2.

[2] Henk ten Napel, Kamus Teologi: Inggris-Indonesia (Jakarta: BPK-GM, 1996), 287.

[3]Hasan Susanto, Homiletik a:Prinsip dan Metode Berkotbah, (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2004), 19

[4]Cyrellus Simanjuntak, Pendidik, Misionaris& Motivator, (Jakarta: GunungMulia, 2008), 135.

[5]Cyrellus Simanjuntak, Pendidik, Misionaris& Motivator, (Jakarta: GunungMulia, 2008), 409.

[6] E.P. Gintings, Kotbah dan Pengkotbahnya, (Yogyakarta: ANDI, 2013), 82

[7]Andar Ismail, AwamdanPendetaMitraMembinaGereja, (Jakarta:BPK-GM, 2005) 104

[8]. Hasil Wawancara dengan Bibelvrouw H.Br.Gultom, pada Tanggal 03/12/2020 Pukul 10.28 Wib

[9]Hasil Wawancara Dengan Pendeta B. Siahaan, M.Th Pada Tanggal 4/12/2020 Pukul 19.45 Wib

[10] Hasil Wawancara Dengan Pendeta A. br Simanjuntak Pada Tanggal 6/12/2020 Pukul 14:30

[11]Hasil Wawancara dengan Bibelvrouw H.Br.Gultom, pada Tanggal 03/12/2020 Pukul 10.49 Wib

[12]Hasil Wawancara Dengan Pendeta B. Siahaan, M.Th Pada Tanggal 4/12/2020 Pukul 19.45 Wib

[13] Hasil Wawancara Dengan Pendeta A. br Simanjuntak, S.Th Pada Tanggal 6/12/2020 Pukul 14.30 Wib

[14]Hasil Wawancara Dengan Pendeta B. Siahaan, M.Th Pada Tanggal 4/12/2020 Pukul 19.45 Wib

[15]Hasil Wawancara Dengan Pendeta B. Siahaan, M.Th Pada Tanggal 4/12/2020 Pukul 19.45 Wib

[16] Hasil Wawancara Dengan St. R. Pardede Pada Tanggal 7/12/2020 Pukul 17.34 Wib

[17] Hasil Wawancara Dengan Pendeta A. br Simanjuntak, S.Th Pada Tanggal 6/12/2020 Pukul 14.30 Wib

[18] Hasil Wawancara Dengan St. R. Pardede PadaTanggal 7/12/2020 Pukul 17.34 Wib

[19]Hasil Wawancara Dengan Pendeta B. Siahaan, M.Th Pada Tanggal 4/12/2020 Pukul 19.45 Wib

[20] Hasil Wawancara Dengan Pendeta A. br Simanjuntak, S.Th Tanggal 6/12/2020 Pukul 14.30 Wib

[21] Hasan Susanto, Homiletik a:Prinsip dan Metode Berkotbah, (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2004), 18-28

[22]Hasil Wawancara Dengan Pendeta B. Siahaan, M.Th Pada Tanggal 4/12/2020 Pukul 19.45 Wib

[23] Hasil Wawancara Dengan Pendeta A. br Simanjuntak, S.Th Tanggal 6/12/2020 Pukul 14.30 Wib

Post a Comment

silakan Komentar dengan baik
Mundosaragi
Total Pageviews