wvsOdYmDaT9SQhoksZrPLG0gYqduIOCNl12L9d9t

METODOLOGI PENGAJARAN

 

I.                   Pembahasan

1.1.Pengertian Metodologi

Secara etimologis istilah metodologi berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata Metodos yang berarti cara atau jalan, dan Logos artinya ilmu. Sedangkan secara semantik, metodologi berarti ilmu pengetahuan yang yang mempelajari tentang cara-cara atau jalan yang ditempuh untuk mencpai suatu tujuan dengan hasil yang efektif dan efesien. Metodologi searto dengan kata metodik (methodentic) yaitu suatu penyelidikan yang sistematis dan formulasi metode yang akan digunakan dalam penelitian. Dengan kata lain metodologi adalah: ilmu tentang metode-metode yang mengkaji/membahas mengenai bermacam-macam metode mengajar, tentang keunggulannya, kelemahannya, lebih tepat/serasi untuk penyajian pelajaran apa, bagaimana, penerapannya dan sebagainya. Namun pemakaian istilah Metodologi ini lebih memberikan arti dan kesan, belajar dan mengajar tidak hanya teoritis tetapi juga operasional.Sehingga metodologi pengajaran jelas merupakan keharusan yang mutlak bagi seorang guru yang ingin sukses dalam tugasnya.[1]

1.2. Pengertian Pengajaran

Menurut kamus besar bahasa Indonesia Pengajaran berasal dari kata “ajar” artinya petunjuk yang di berikan kepada orang suapaya di ketahui (di turuti).Sedangkan dalam bahasa inggris pengajaran di sebut instruction atau teaching (Memberikan pengarahan untuk melakukan sesuatu). Dalam pengertian lain pengajaran adalah terjadinya dua aktiviatas yang berbeda anatara pihak guru dengan pihak siswa aktivitas guru dalah menagajar yang berperan mengupayakan jalinan komunikasi atau interaksi yang harmonis antara kegiatan belajar yang di lakukan oleh siswa.[2] Kebanyakan para ahli pendidikan mengatakan bahwa pengajaran adalah terjemahan dari instruction atau teaching. Tetapi di sisi lain ada juga yang kurang sependapat demikian. Alasannya hal tersebut kurang tepat karena kurang mencerminkan padanan/terjemahan secara lebih pas. Instruction mencakup semua events yang mungkin mempunyai pengarah langsung kepada proses belajar manusia dan bukan saja terbatas pada events (peristiwa-peristiwa) yang dilakukan pengajar dosen instruktur. Instruction itu meliputi pula kejadian-kejadian yang diturunkan oleh bahan cetakan, gambar, program televisi, film, stide, kaset audio atau kombinasinya.[3]

1.3.Metodologi Pengajaran

Metodologi pembelajaran ialah ilmu yang mempelajari sudut pandang, pola, cara, tahap-tahap dalam merencanakan, mengolah, maupun mengevaluasi proses belajar dan mengajar yang terjadi di kelas. Hal tersebut dapat terwujud dengan selaras apabila pendidik dapat melakukan analis belajar yang bersumber dari guru (sebagai individu), peserta didik (sebagai individu maupun kelompok sosial), dan masyarakat sekitar (peran orang tua peserta didik) sesuai dengan kebutuhan atau kondisi yang sedang berlangsung pada suatu sekolah.Metode pengajaran adalah susunan pengajaran yang teratur , yang digunakan untuk melaksanakan pengajaran agar tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Metode pengajaran ini sifatnya sistematika. Dalam penyampaian materi pembelajaran , pengajar akan menetapkan tujuan pembelajaran. Untuk sampai kepada tujuan pembelajaran, pengajar membutuhkan dan perlu menguasai metode-metode pengajaran supaya materi bisa dipahami, dan sulit dilupakan pelajar. Dari kata “metode” muncullah istilah metodologi artinya ilmu tentang metode. Kata metodologi berasal dari bahasa Yunani yaitu “methodos” yang berarti cara atau jalan.[4]

1.4. Tujuan Metodologi Pengajaran

Tujuan metode pembelajaran merupakan suatu cara atau prosedur yang teratur dalam melakukan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan. Tujuan yang dimaksud disini adalah sejumlah kompetensi yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti pembelajaran agar tujuan (kompetensi)tersebut dapat tercapai dengan baik. Tujuan dari kegiatan pembelajaran tidak akan pernah tercapai selama komponen-komponen lainnya tidak diperlukan, salah satu komponennya tersebut adalah metode. Tujuan pokok metodologi pembelajaran adalah untuk mengembangkan kemampuan anak secara individu agar bisa menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapinya. Tujuan metode pembelajaran merupakan suatu cara atau prosedur yang teratur dalam melakukan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan. Tujuan yang dimaksud disini adalah sejumlah kompetensi yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti pembelajaran agar tujuan (kompetensi) tersebut dapat tercapai dengan baik. Tujuan dari kegiatan pembelajaran tidak akan pernah tercapai selama komponen-komponen lainnya tidak diperlukan, salah satu komponennya tersebut adalah metode.

Tujuan pokok metodologi pembelajaran adalah untuk mengembangkan kemampuan anak secara individu agar bisa menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapinya. Dilihat dari beberapa metode tertentu dalam suatu pembelajaran tujuan pokok metode pembelajaran adalah untuk memberikan jalan atau cara sebaik mungkin bagi pelaksanaan dan kesuksesan operasional pembelajaran. Sedangkan dalam konteks. lainmetode dapat merupakan sarana untuk menemukan menguji dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan suatu disiplin ilmu.[5]

1.5.Strategi Metodologi Pengajaran

Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan peserta didik menerima danmemahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya di akhir kegiatan belajar. Strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang metode atau prosedur dan teknik yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. Artinya, metode atau prosedur dan teknik pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran. Hubungan antara strategi, tujuan, dan metode pembelajaran dapat digambarkan sebagai suatu kesatuan sistem yang bertitik tolak dari penentuan tujuan pembelajaran, pemilihan strategi pembelajaran, dan perumusan tujuan, yang selanjutnya diimplementasikan ke dalam berbagai metode yang relevan selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam melaksanakan metode pembelajaran ada beberapa tahap, yang pertama adalah pendahuluan, pada kegiatan pendahuluan guru diharapkan dapat menarik minat peserta didik atas materi pelajaran yang akan disampaikan. Dengan menjelaskan tujuan pembelajaran khusus yang diharapkan dapat dicapai oleh semua peserta didik di akhir kegiatan pembelajaran dan melakukan apersepsi, berupa kegiatan yang merupakan jembatan antara pengetahuan lama dengan pengetahiuan baru yang akan dipelajari.[6] Adapun urutan strategi metodologi pembelajaran secara umum:

-          Pendahuluan, merupakan tahapan pembelajaran untuk membangkitkan kesiapan siswa untuk menerima materi pelatihan, meliputi:

1.      Membangkitkan minat (daya tarik) siswa

2.      Memfokuskan perhatian siswa pada pembelajaran

3.      Mengutarakan kompetensi dasar dan relevansi (pentingnya) kompetensi dasar

4.      Menghubungkan materi ajar yang lalu dengan materi ajar yang akan disampaikan

5.      Mempersiapkan pikiran, perhatian dan psikologi siswa

-          Tahapan penyajian, guru menyampaikan fakta, konsep, prinsip dan prosedur kepada siswa. Pembagian proporsi waktu guru mengajar dan siswa belajar sangat ditentukan oleh model pembelajaran yang dipilih guru. Pada tahapan ini meliputi:

1.      Guru menyampaikan pesan dan informasi secara menarik, logis, bertujuan dengan cara yang bervariasi

2.      Guru harus dapat membangkitkan/menumbuhkan siswa untuk belajar

3.      Dorong siswa melakukan proses berpikir

4.      Membangkitkan siswa agar memberikan informasi dari pengalamannya

5.      Hindarkanlah setting klas yang pasif

6.      Berikanlan pengalaman belajar yang mengaktifkan siswa

7.      Buatlah situasi belajar yang memadai

8.      Setiap langkah dalam pengembangan sebaiknya diikuti contoh /aplikasinya.

-          Tahapan penutup, guru perlu mengecek kemajuan kompetensi siswa. Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana siswa telah dapat menangkap subtansi materi yang telah dikuliahkan, oleh karena itu guru bisa melontarkan pertanyaan lisan, tertulis, gambar-gambar, atau tugas yang relevan. Selain itu, guru memberikan kesimpulan atau butirbutir penting dari pembelajaran yang telah disajikan. Kesimpulan bisa disampaikan secara verbal maupun visual. Kesimpulan harus sederhana dan singkat, kadang-kadang kesimpulan bisa diganti dengan tanya jawab. Yang terakhir perlu mengutarakan kaitannya dengan pembelajaran yang akan datang.[7]

1.6. Metodologi Pengajaran Pendidikan Agama Kristen

1.6.1.      Metode Ceramah (Preaching Method)

Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah peserta didik yang pada umumnya mengikuti secara pasif.Adapun kelemahan dan kelebihan metode ini yaitu:

Kelemahan:

-          Membuat peserta didik pasif

-          Mengandung unsur paksaan kepada peserta didik

-          Mengandung daya kritis peserta didik

-          Peserta didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan pesesta didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya

-          Sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan belajar dari peserta didik

-          Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme

-          Bila terlalu lama akan membosankan

Kelebihan:

-          Guru mudah menguasai kelas

-          Guru mudah menerangkan bahan pembelajaran berjumlah besar

-          Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar

-          Mudah dilakukan

1.6.2.      Metode Diskusi (Discussion Method)

Metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama (socialized recitation). Adapun kelemahan dan kelebihan metode ini adalah:

Kelemahan:

-          Tidak dapat dipakai kelompok besar

-          Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas

-          Dapat dikuasai orang-orang yang suka berbicara

-          Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal

Kelebihan:

-           Menyadarkan peserta didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan (cara).

-          Menyadarkan peserta didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik

-          Membiasakan peserta didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi

1.6.3.      Metode Demonstrasi (Demonstration Method)

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sudah disajikan. Adapun kelemahan dan kelebihan metode ini adalah:

Kelemahan:

-          Peserta didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan

-          Tidak semua benda dapat didemonstrasikan

-          Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemontrasikan

Kelebihan:

-          Membantu peserta didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu benda

-          Memudahkan berbagai jenis penjelasan

-          Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan objek sebenarnya

1.6.4.      Metode Resitasi (Recitation Method)

Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana peserta didik diharuskan membuat resume dengan kalimat sendiri. Adapun kelemahan dan kelebihan metode ini adalah:

Kelemahan:

-          Terkadang anak didik melalukan penipuan, artinya anak didik hanya meniru hasil pekerjaan temannya tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri

-          Terkadang tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan

-          Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual

Kelebihan:

-          Pengetahuan yang diperoleh peserta dari hasil belajara sendiri akan dapat diingat lebih lama

-          Peserta didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian dalam mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri (mandiri).[8]

1.7. Kekurangan dan Kelebihan Metodologi Pengajaran

1.7.1.      Kekurangan

-          Dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metodologi pembelajaran yang berorientasi pada aktifitas siswa aktif dan tidak aktifnya siswa berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran hanya siswa yang mengetahuinya secara pasti. Karena keaktifan siswa ada yang dapat diamati secara langsung  seperti mengerjakan tugas, berdiskusi, megumpulkan data dan lainnya. Namun ada hal yang tidak dapat diamati seperti kegiatan mendengarkan dan menyimak.

-          Keberhasilan metodologi pembelajaran yang berorientasi pada aktifitas siswa sangat tergantung kepada apa yang dimiliki oleh guru seperti kemampuan guru, sikap profesionalitas guru, latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar guru. Karena hal-hal tersebut yang sangat menentukan bagaimana guru bisa menjalankan perannya sebagai penunjuk dan fasilitator sehingga guru dapat memfasilitasi siswanya untuk belajar. Tanpa hal-hal yang harus dimiliki oleh guru tersebut dapat dipastikan proses kegiatan pembelajaran tidak akan berhasil dengan baik.

1.7.2.      Kelebihan

-          Dalam metodologi pembelajaran yang berorientasi pada siswa ini menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal, yaitu bahwa ada keseimbangan antara aktivitas fisik, mental, emosional juga aktivitas intelektual. Dengan tujuan untuk memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang.

-          Siswa berperan sebagai subjek pendidikan bukan objek pendidikan yang harus dijejali dengan berbagai informasi, melainkan siswa tersebut mengolah informasi tersebut dan mengaplikasikannya atau menghubungkannya dengan kehidupan. Sehingga melalui pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas siswa ini siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai sejumlah informasi, tetapi juga bagaimana memanfaatkan informasi itu untuk kehidupannya. Dan menjadikan siswa adalah subjek yang memiliki potensi untuk dapat dikembangkan.

-          Dalam metodologi pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas siswa guru tidak berperan sebagai satu-satunya sumber belajar yang bertugas menuangkan materi pelajaran kepada siswa, akan tetapi guru berperan sebagai penunjuk dan fasilitator dalam memanfaatkan sumber belajar. Yang lebih penting lagi bahwa peran guru adalah memfasilitasi agar siswa belajar

-          Dalam metodologi pembelajaran yang berorientasi pada aktifitas siswa guru dan siswa sama-sama berperan sebagai subjek belajar yang membedakan hanyalah tugasnya masing-masing.

-          Kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan efisien karena siswa berpartisipasi dalam kegiatan perumusan tujuan pembelajaran dan pengambilan kesimpulan.[9]

II.                Kesimpulan

Konsep metodologi pembelajaran adalah ilmu yang mengkaji tentang pendekatan, metode, model, dan teknik dalam proses belajar atau memaknai informasi yang bersumber dari individu maupun lingkungan. Pendekatan pembelajaran merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan menggunakan cara-cara tertentu yang berdasar pada sudut pandang pendidik.Seperti halnya manusia yang beragam tentunya mempengaruhi perbedaan sudut pandang yang bukan halangan untuk menentukan kebijakan dalam suatu hal namun dapat dijadikan sebagai bahan belajar untuk mengenal beragamnya pemikiran tentang suatu objek.Relevan dengan uraian tersebut, pendekatan pembelajaran yang dikenal oleh pendidik saat ini sangat beragam dengan beragam sumber belajar yang didapat melalui online maupun sumber cetak. Metode pembelajaran adalah cara baku untuk memecahkan masalah dalam proses belajar. Model pembelajaran yaitu pola yang telah dirancang dengan menakar berbagai komposisinya untuk mencapai proses belajar dan mengajar yang ideal. Teknik pembelajaran adalah serangkaian urutan atau tata cara yang dapat digunakan pendidik untuk membangkitkan minat belajar sehingga tercapainya tujuan belajar.

III.             Daftar Pustaka

EdisonF.Thomas, Metode Mengajar, Bandung: Kalam Hidup, 2017

H.M. Ilyas, Syhid, Pentingnya Metodologi Pengajaran Bagi Guru", Jurnal Al-Aulia, Vol 04 No 01: Januari-Juni (2018)

IzzanH. Ahmad, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung: Humaniora, 2015

NataAbuddin, Persfektif Tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2009

Samrin & Syahrul, Pengelolaan Pengajaran, Yogyakarta: CV Budi Utama, 2021

SimanjuntakJunihot, Ilmu Belajar dan Didaktika Pendidikan Kristen, Yogyakarta: Andi, 2017

SutiknoM. Sobry, Belajar dan Pembelajaran  Lombok: Holistica, 2013

Sumber Lain

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/Ajat_Konsep%20Metodologi%20Pembelajaran.pdf,

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/METODOLOGI+PEMBELAJARAN+BAHAN+AJAR.pdf,



[1] H. Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: Humaniora, 2015), 72.

[2] M. Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran  (Lombok: Holistica, 2013), 31-32.

[3] Samrin & Syahrul, Pengelolaan Pengajaran, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2021), 31

[4]F.Thomas Edison, Metode Mengajar, (Bandung: Kalam Hidup, 2017),16.

[5] H.M. Ilyas, Syhid, Pentingnya Metodologi Pengajaran Bagi Guru", Jurnal Al-Aulia, Vol 04 No 01: Januari-Juni (2018), 61-62

[6]file:///C:/Users/ASUS/Downloads/Ajat_Konsep%20Metodologi%20Pembelajaran.pdf, diakses pada tanggal 15 April 2022 Pukul 18.35 WIB

[7]file:///C:/Users/ASUS/Downloads/METODOLOGI+PEMBELAJARAN+BAHAN+AJAR.pdf, diakses pada tanggal 17 April 2022 Pukul 20.47 WIB.

[8] Junihot Simanjuntak, Ilmu Belajar dan Didaktika Pendidikan Kristen, (Yogyakarta: Andi, 2017), 220-224.

[9] Abuddin Nata, Persfektif Tentang Strategi Pembelajaran,(Jakarta: Kencana,2009), 50-53.


Post a Comment

silakan Komentar dengan baik
Mundosaragi
Total Pageviews