Siapakah Anda dimata Tuhan
Sebagai
orang percaya, kita harus menemukan jawaban yang benar untuk menjawab
pertanyaan di atas yaitu; “Siapakah Anda dimata Tuhan . . ?”. Sebab bila kita
tidak mengerti siapakah diri kita yang sesungguhnya, maka hidup yang kita
jalani saat ini akan menjadi sia-sia. Firman Tuhan dalam 1 Korintus 6: 19 – 20,
memberi jawaban atas pertanyaan ini, yang membuat kita menyadari saat ini bahwa
ternyata hidup kita sudah bukan milik kita lagi, tetapi hidup kita adalah milik
Kristus, karena kita telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Jadi
apabila saat ini kalau kita masih merasa memiliki diri kita sendiri, maka kita
telah berbuat kesalahan yang fatal, apalagi kalau kita mengaku sebagai orang
yang percaya kepada Yesus Kristus, namun tidak menyerahkan hidup kita
sepenuhnya kepada Dia yang telah membeli dan membayar dengan lunas seluruh
hidup kita, supaya kita menjadi milik-Nya.
Dengan
menyadari siapakah diri kita ini maka;
1.
Hidup harus seturut dengan kehendak Tuhan dan
tidak lagi hidup dalam keinginan diri sendiri.
2.
Menjaga hidup ini supaya tetap tinggal dalam
kekudusan, dan menanggalkan semua Dosa
3.
Kita harusmenjadi seorang hamba yang taat dan
setia.
4.
Tidak lagi hidup untuk kepentingan diri
sendiri, tetapi hidup untuk Tuhan, yaitu menjadi berkat bagi banyak orang.
Sekarang
yang menjadi pertanyaan penting yang harus kita sadari adalah; “Apakah
untungnya bagi Tuhan sehingga Ia mau membeli dan membayar hidup kita dengan
memberikan nyawa-Nya supaya kita bisa menjadi milik-Nya ?”. Sesungguhnya tidak
ada keuntungan sesuatu apapun bagi Tuhan saat Ia mau membeli hidup kita dengan
sebuah harga yang sangat mahal, yaitu dengan darah-Nya yang kudus yang tak
bercacat dan tak bernoda, bahkan Ia rela memberikan nyawa-Nya, hanya dengan
satu tujuan yaitu supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa
melainkan memperoleh hidup yang kekal. Ini adalah sebuah kasih karunia yang tak
ternilai harganya, sebab ternyata Tuhan mau membeli hidup kita bukan untuk
kepentingan dirinya, tetapi karena belas kasihan Tuhan atas kita. Tuhan tidak
ingin melihat manusia yang adalah ciptaan-Nya pada akhirnya harus binasa dalam
api neraka yang kekal.
Lalu
kalau Tuhan saja berpikir untuk kepentingan hidup kita dalam kekekalan,
bagaimana mungkin kita saat ini masih hidup dalam dosa dan kecemaran, dan tidak
merasa takut dan gentar dihadapan Tuhan ?. Padahal dengan menyadari siapakah
kita ini, maka seharusnya kita hidup hanya untuk memuliakan Tuhan dalam seluruh
hidup kita. Bahkan dengan tubuh yang kita diami saat ini semuanya harus hanya
untuk hormat dan kemuliaan Tuhan. Satu hal yang tidak dapat kita pungkiri bahwa
sampai detik ini seringkali kita masih hidup mengikuti keinginan hati kita
sendiri. Seringkali kita masih ingin memiliki hidup kita sendiri dan belum mau
sepenuhnya memberikan hidup ini kepada Tuhan. Padahal yang sesungguhnya hidup
kita bukanlah milik kita lagi tetapi telah menjadi milik Kristus Yesus Tuhan.
Kalau kita masih ingin memiliki diri kita sendiri, sebenarnya kita telah mencuri apa yang bukan menjadi hak milik kita. Dengan mencuri kehidupan yang seharusnya menjadi milik Tuhan, dan tetap hidup menurut keingnan hawa nafsu dunia, maka sebenarnya tanpa sadar kita sedang mengarahkan diri kita berjalan menuju kegelapan dimana pada akhirnya akan terbuang dari hadapan Tuhan kedalam api neraka. Sebenarnya kita bukan saja tidak lagi memiliki diri ini, tetapi selama kita hidup di dunia ini-pun, tidak ada seorang manusiapun yang tahu, kapan waktu Tuhan akan tiba atas hidupnya. Ini artinya kematian dapat menjemput setiap orang kapan saja dan dimana saja. Lalu bagaimana bila waktu Tuhan tiba detik ini juga atas diri kita, sementara kita masih tinggal didalam dosa, dan tidak sempat untuk bertobat ?Satu hal yang harus terus kita ingat bahwa, upah dosa adalah maut. Jadi selama kita masih bernafas saat ini, jangan pernah menyia-nyiakan kasih karunia Tuhan yang telah diberikan kepada kita. Belas kasihan Tuhan yang telah dinyatakan kepada kita haruslah kita terima dengan ucapan syukur yang tiada henti-hentinya. Dunia hanya menawarkan apa yang menjadi kesenangan sesaat, tetapi pada akhirnya semua akan sia-sia. Untuk apa semua kesenangan dunia ini kalau akhirnya sia-sia. Bahkan apabila kita bisa memiliki dunia ini dengan segala kesenangannya, dan mungkin kita masih ingin hidup seribu tahun lagi, tetapi pada akhirnya binasa, apakah kita harus menjadi orang yang sebodoh itu ?. Masa hidup kita hanya 70 tahun itu yang Firman sudah katakan ( Mazmur 90:10), bahkan kalau kita masih bisa hidup lebih dari 70 tahun, kesuakaannya adalah kesukaran dan penderitaan, lalu semuanya berlalu dan hilang lenyap. Masih maukah kita menyia-nyiakan hidup kita hari ini ? maukah kita meresponi kasih karunia yang telah Tuhan berikan dalam hidup kita, pakai waktu yang ada untuk kita memakai waktu -waktu ini untuk hidup bagi Tuhan. ~Admin
Post a Comment