Khotbah dalam Roma 4:1-5 membahas tentang
iman dan bagaimana iman dapat membenarkan seseorang di hadapan Allah. Pasal ini
ditulis oleh Rasul Paulus untuk membantu orang-orang Kristen di Roma memahami
bagaimana mereka bisa diterima oleh Allah melalui iman.
·
Pada ayat pertama,
Rasul Paulus mengutip contoh Abraham sebagai bukti bahwa orang dapat dibenarkan
oleh iman. Abraham adalah ayah dari umat Yahudi dan dianggap sebagai salah satu
tokoh paling penting dalam agama Yahudi. Rasul Paulus mengatakan bahwa Abraham
dibenarkan oleh iman dan bukan oleh perbuatan. Hal ini menunjukkan bahwa Allah
memberikan keselamatan kepada orang yang percaya kepada-Nya, bukan karena
kebaikan atau prestasi mereka.
·
Pada ayat kedua,
Rasul Paulus menunjukkan bahwa jika Abraham dibenarkan oleh perbuatan, maka ia
memiliki sesuatu untuk dibanggakan. Namun, bukan itu kasusnya. Abraham
dibenarkan oleh iman dan bukan karena perbuatan, sehingga tidak ada yang dapat
dibanggakannya.
·
Pada ayat ketiga,
Rasul Paulus mengutip ayat dari Kitab Kejadian yang mengatakan bahwa Abraham
percaya kepada Allah dan kepercayaannya itu dihitung sebagai kebenaran. Ini
menunjukkan bahwa Abraham tidak dibenarkan oleh perbuatan baik atau kepatuhan,
melainkan oleh imannya kepada Allah.
·
Pada ayat keempat,
Rasul Paulus mengatakan bahwa bagi orang yang bekerja, upahnya dihitung sebagai
hak, bukan sebagai kasih karunia. Ini berarti bahwa jika orang dibenarkan oleh
perbuatan mereka, itu adalah hak mereka. Namun, karena Abraham dibenarkan oleh
iman, itu adalah sebuah kasih karunia.
·
Pada ayat kelima,
Rasul Paulus menyimpulkan bahwa orang dibenarkan oleh iman, bukan oleh
perbuatan. Ini menunjukkan bahwa Allah memberikan keselamatan kepada orang yang
percaya kepada-Nya, bukan karena prestasi mereka. Keselamatan hanya dapat diterima
melalui iman, bukan melalui perbuatan baik atau kepatuhan.
Dalam kesimpulannya, khotbah dalam Roma
4:1-5 menyatakan bahwa iman adalah kunci untuk diterima oleh Allah. Seseorang
tidak dapat dibenarkan oleh perbuatan baik atau kepatuhan, melainkan hanya oleh
iman kepada Allah. Seperti Abraham, ketika seseorang percaya kepada Allah,
kepercayaannya itu dihitung sebagai kebenaran dan mereka menerima kasih karunia
dari Allah.
Post a Comment