Khotbah Minggu 1 September 2024 Ulangan 4:1,2,6,9


Tema             : Berpegang Pada Perintah

Evagelium    : Ulangan 4:1,2,6,9

Pendahuluan: Kitab Ulangan merupakan salah satu kitab yang sangat penting dalam Perjanjian Lama, di mana Musa mengulang kembali hukum-hukum dan perintah-perintah Tuhan kepada bangsa Israel sebelum mereka memasuki Tanah Perjanjian. Kitab ini berfungsi sebagai pengingat akan hubungan perjanjian antara Tuhan dan Israel, dan menekankan pentingnya ketaatan sebagai respons dari kasih karunia yang telah Tuhan berikan.

Latar Belakang Sejarah: Kitab Ulangan ditulis pada saat-saat akhir kehidupan Musa, saat bangsa Israel berada di dataran Moab, di sebelah timur Sungai Yordan, sebelum mereka memasuki tanah Kanaan (Tanah Perjanjian). Mereka telah menghabiskan 40 tahun di padang gurun karena ketidaktaatan generasi sebelumnya. Kini, Musa mempersiapkan generasi baru Israel untuk hidup di bawah peraturan Tuhan di tanah yang dijanjikan. Kitab ini adalah pengulangan dan penegasan dari hukum-hukum yang telah diberikan sebelumnya di Gunung Sinai, tetapi dengan penekanan baru untuk mengarahkan hati bangsa Israel agar tetap setia kepada Tuhan di tengah tantangan yang akan mereka hadapi.

Penjelasan Nats:

I. Ketaatan Sebagai Kunci Kehidupan (Ulangan 4:1) "Dan sekarang, hai Israel, dengarlah ketetapan dan peraturan yang kuajarkan kepadamu untuk dilakukan, supaya kamu hidup dan memasuki serta menduduki negeri yang diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allah nenek moyangmu."

  1. "Dengarlah Ketetapan dan Peraturan":
    • Kata "dengarlah" (Ibrani: שְׁמַע, Shema) bukan hanya berarti mendengar dengan telinga, tetapi juga mematuhi dan melakukan. Ini adalah panggilan untuk mendengar dengan hati yang siap untuk taat.
    • Ketetapan dan peraturan ini mencakup hukum-hukum moral, sosial, dan ritual yang Tuhan berikan untuk memelihara kehidupan bangsa Israel di dalam perjanjian dengan-Nya.
  2. "Supaya Kamu Hidup":
    • Ketaatan kepada firman Tuhan adalah kunci untuk memperoleh kehidupan yang sejati. Bukan hanya kehidupan fisik, tetapi juga kehidupan rohani yang penuh makna di hadapan Tuhan.
    • Dalam konteks ini, kehidupan juga mencakup kemampuan untuk menikmati berkat-berkat Tuhan di tanah yang dijanjikan. Hanya melalui ketaatan, bangsa Israel dapat menerima dan menikmati warisan yang telah Tuhan siapkan bagi mereka.
  3. "Memasuki serta Menduduki Negeri":
    • Tanah Kanaan adalah pemberian Tuhan kepada bangsa Israel. Namun, untuk benar-benar memiliki dan menikmati tanah itu, Israel harus hidup dalam ketaatan.
    • Ini menunjukkan bahwa berkat Tuhan sering kali tergantung pada respons kita terhadap firman-Nya. Tuhan memberikan janji, tetapi kita harus hidup sesuai dengan kehendak-Nya untuk menerima janji itu sepenuhnya.

II. Jangan Menambah atau Mengurangkan Firman Tuhan (Ulangan 4:2) "Janganlah kamu menambah kepada apa yang kuperintahkan kepadamu dan janganlah kamu menguranginya, supaya kamu berpegang pada perintah Tuhan, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu."

  1. Integritas Firman Tuhan:
    • Musa memperingatkan Israel untuk menjaga firman Tuhan tetap utuh. Menambah atau mengurangkan berarti merubah maksud dan kehendak Tuhan, yang bisa membawa kehancuran.
    • Di zaman kuno, menambah atau mengurangi firman Tuhan sering kali berarti memasukkan tradisi manusia atau mengabaikan bagian-bagian dari hukum Tuhan yang dianggap tidak nyaman.
  2. Ketaatan Tanpa Kompromi:
    • Ketaatan yang sejati berarti menerima seluruh firman Tuhan, tanpa kompromi. Tuhan menghendaki agar umat-Nya setia kepada semua perintah-Nya, bukan hanya yang sesuai dengan selera atau keadaan mereka.
    • Dalam Alkitab, ada banyak contoh di mana ketidaktaatan, baik karena menambah atau mengurangi firman Tuhan, berujung pada kehancuran. Contoh paling terkenal adalah Saul yang melanggar perintah Tuhan dalam 1 Samuel 15.

III. Kebijaksanaan dan Pengertian sebagai Buah Ketaatan (Ulangan 4:6) "Lakukanlah itu dengan setia, sebab itulah yang akan menjadi kebijaksanaanmu dan akal budimu di mata bangsa-bangsa yang pada waktu mendengar segala ketetapan ini akan berkata: Memang bangsa yang besar ini adalah umat yang bijaksana dan berakal budi."

  1. Kesaksian Ketaatan:
    • Ketaatan kepada firman Tuhan tidak hanya membawa berkat bagi Israel, tetapi juga menjadi kesaksian bagi bangsa-bangsa lain. Dunia akan melihat kebijaksanaan dan pengertian yang datang dari hidup yang taat kepada Tuhan.
    • Di tengah bangsa-bangsa kafir yang tidak mengenal Tuhan, Israel dipanggil untuk menjadi terang, menunjukkan kebijaksanaan ilahi melalui kehidupan mereka yang sesuai dengan firman Tuhan.
  2. Kebijaksanaan dan Akal Budi:
    • Kebijaksanaan dalam konteks Alkitab bukan sekadar pengetahuan atau kecerdasan, tetapi kemampuan untuk hidup dengan benar di hadapan Tuhan. Itu adalah penerapan praktis dari hukum Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.
    • Akal budi mengacu pada kemampuan untuk memahami dan menilai situasi dengan benar, berdasarkan prinsip-prinsip ilahi. Ini adalah sesuatu yang harus dipupuk melalui ketaatan yang terus-menerus.

IV. Peran Generasi Penerus (Ulangan 4:9) "Hanya, waspadalah dan berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan hal-hal yang dilihat oleh matamu sendiri itu, dan supaya jangan semuanya itu hilang dari ingatanmu seumur hidupmu. Beritahukanlah itu kepada anak-anakmu dan kepada cucu-cucumu semuanya itu,"

  1. Peringatan untuk Mengingat:
    • Musa menekankan pentingnya menjaga ingatan akan pekerjaan besar yang Tuhan lakukan bagi Israel, seperti pembebasan dari Mesir, pemberian hukum di Sinai, dan pemeliharaan di padang gurun.
    • Mengingat perbuatan Tuhan adalah cara untuk menjaga hati tetap setia dan tidak tergoda oleh ilah-ilah lain atau keinginan duniawi.
  2. Pewarisan Iman:
    • Tanggung jawab orang tua adalah mengajarkan generasi berikutnya tentang perbuatan dan perintah Tuhan. Ini memastikan bahwa iman dan ketaatan kepada Tuhan tidak berhenti pada satu generasi, tetapi diteruskan dan dijaga sepanjang masa.
    • Kegagalan dalam mengajarkan generasi berikutnya sering kali berakibat pada penyimpangan dari iman yang benar, seperti yang terlihat dalam Kitab Hakim-Hakim, di mana setelah generasi Yosua meninggal, bangsa Israel jatuh ke dalam penyembahan berhala karena tidak mengenal Tuhan.

Penutup: Khotbah ini menekankan pentingnya ketaatan yang penuh dan total kepada firman Tuhan sebagai dasar kehidupan orang percaya. Ketaatan membawa kehidupan, kebijaksanaan, dan menjadi kesaksian bagi dunia. Namun, itu harus dijaga dengan hati-hati, tanpa menambah atau mengurangi firman Tuhan, dan harus diwariskan kepada generasi berikutnya. Sebagai umat Tuhan, kita dipanggil untuk hidup dalam ketaatan yang sejati, yang tidak hanya mendatangkan berkat bagi kita tetapi juga menjadi berkat bagi dunia. Mari kita berkomitmen untuk berpegang teguh pada perintah Tuhan dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url

Baca selengkapnya disini ya