Khotba Minggu, 8 September 2024 Yesus Menjadikan Segala-Galanya Baik

 

Tema              : Yesus Menjadikan Segala-Galanya Baik

Evangelium    : Markus 7:24-37

Pendahuluan:

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menghadapi situasi yang tampaknya tidak dapat diperbaiki atau diatasi. Baik itu masalah kesehatan, hubungan yang rusak, atau kesulitan lainnya, manusia sering kali merasa putus asa. Namun, dalam Markus 7:24-37, kita melihat bahwa Yesus memiliki kuasa untuk menjadikan segala-galanya baik, bahkan dalam situasi yang tampaknya mustahil.

Konteks Sejarah:

Pada masa pelayanan Yesus, daerah sekitar Tirus dan Sidon (yang sekarang dikenal sebagai Lebanon) adalah wilayah yang dihuni oleh orang-orang bukan Yahudi. Orang Yahudi pada umumnya menganggap bangsa-bangsa lain sebagai najis, dan karena itu, mereka menghindari berinteraksi dengan mereka. Namun, Yesus dengan sengaja pergi ke wilayah ini, menunjukkan bahwa kasih dan misi-Nya tidak terbatas pada orang Yahudi saja, tetapi mencakup semua bangsa.

Dalam perikop ini, Yesus melakukan dua mukjizat besar: pertama, Dia menyembuhkan putri seorang perempuan Siro-Fenisia yang kerasukan roh jahat, dan kedua, Dia menyembuhkan seorang pria yang tuli dan gagap di Dekapolis. Kedua mukjizat ini memperlihatkan kuasa Yesus yang luar biasa dan belas kasihan-Nya yang melampaui batasan etnis dan sosial.

Isi Khotbah:

  1. Yesus yang Mencari Mereka yang Terpinggirkan:
    • Dalam Markus 7:24-30, kita melihat bagaimana Yesus pergi ke daerah Tirus dan Sidon. Ini adalah wilayah yang jarang dikunjungi oleh orang Yahudi karena dianggap tidak bersih. Namun, Yesus datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang, termasuk mereka yang dianggap terpinggirkan oleh masyarakat.
    • Perempuan Siro-Fenisia yang datang kepada Yesus adalah contoh yang luar biasa dari iman. Meskipun dia bukan orang Yahudi dan tidak memiliki hak untuk meminta sesuatu dari Yesus menurut tradisi Yahudi, dia tetap berani datang kepada-Nya dan memohon kesembuhan bagi putrinya.
    • Respons Yesus yang tampaknya keras, "Biarkanlah anak-anak kenyang dahulu; sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing," sebenarnya merupakan ujian iman. Perempuan ini tidak tersinggung atau mundur, melainkan dengan rendah hati menerima dan bahkan berargumen dalam iman, yang akhirnya mendapat pujian dari Yesus.
  2. Yesus yang Memulihkan Kesehatan dan Kehidupan:
    • Pada bagian kedua dari perikop ini (Markus 7:31-37), Yesus menyembuhkan seorang pria yang tuli dan gagap. Peristiwa ini terjadi di Dekapolis, wilayah lain yang juga didominasi oleh orang bukan Yahudi. Yesus mengabaikan batasan etnis dan menyentuh pria ini secara langsung, sesuatu yang mungkin dianggap tidak biasa dalam konteks sosial dan religius saat itu.
    • Tindakan Yesus yang menyentuh telinga dan lidah pria itu serta mengucapkan “Effata,” yang berarti “Terbukalah,” adalah tanda dari pemulihan yang sempurna. Pria ini segera dapat mendengar dan berbicara dengan jelas, menunjukkan kuasa Yesus untuk memulihkan bukan hanya secara fisik, tetapi juga secara sosial dan spiritual.
  3. Aplikasi dalam Konteks Saat Ini:
    • Dalam dunia kita saat ini, masih banyak orang yang terpinggirkan karena berbagai alasan, seperti suku, agama, status sosial, atau kondisi kesehatan. Firman Tuhan dalam Markus 7:24-37 mengajarkan kita bahwa Yesus datang untuk semua orang, tidak peduli latar belakang mereka. Gereja dan kita sebagai pengikut Kristus dipanggil untuk meniru teladan Yesus, menjangkau mereka yang terpinggirkan dan membutuhkan bantuan.
    • Yesus menjadikan segala-galanya baik. Ini bukan hanya berarti kesembuhan fisik, tetapi juga pemulihan dalam segala aspek kehidupan, termasuk hubungan dengan Tuhan dan sesama. Dalam pelayanan kita, baik di gereja maupun dalam kehidupan sehari-hari, kita dipanggil untuk menjadi alat di tangan Tuhan yang membawa pemulihan dan kebaikan bagi orang lain.
    • Pada masa kini, kita mungkin menghadapi berbagai tantangan yang membuat kita meragukan apakah segala-galanya bisa menjadi baik. Namun, kita diingatkan bahwa Yesus yang sama yang melakukan mukjizat di Tirus, Sidon, dan Dekapolis, masih bekerja hari ini. Dia memiliki kuasa untuk mengubah keadaan yang paling sulit sekalipun dan menjadikan segala-galanya baik menurut rencana-Nya.

Penutup:

Kisah dalam Markus 7:24-37 mengajarkan kita tentang kuasa dan belas kasih Yesus yang tidak terbatas. Dia datang untuk menyembuhkan, memulihkan, dan menjadikan segala-galanya baik, tidak hanya bagi bangsa Yahudi tetapi juga bagi seluruh dunia. Kita dipanggil untuk meneladani kasih dan belas kasihan Yesus dalam hidup kita sehari-hari, menjangkau mereka yang terpinggirkan dan membawa kabar baik bahwa dalam Yesus, segala sesuatu dapat menjadi baik.

Semoga kita semua dikuatkan untuk percaya bahwa Yesus, Sang Penyembuh, masih bekerja hingga hari ini, dan melalui kita, Dia akan terus menjadikan segala-galanya baik. Amin.

 


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url

Baca selengkapnya disini ya