Khotbah Minggu, 15 September 2024 Tuhan Telah Berbuat Baik Kepadamu
Tema: Tuhan Telah Berbuat baik kepadamu
Evagelium: Mazmur 116:1-9
Pendahuluan
Mazmur 116 adalah bagian dari
kelompok Mazmur yang disebut "Hallel Besar" (Mazmur 113-118), yang
sering digunakan dalam liturgi Yahudi, terutama selama perayaan Paskah. Mazmur
ini merupakan ungkapan syukur yang mendalam dari seorang individu yang telah
diselamatkan dari kematian atau bahaya besar. Pada zaman Israel kuno, mazmur
ini mungkin dinyanyikan dalam konteks ibadah bersama untuk mengungkapkan
pengakuan terhadap tindakan penyelamatan Allah. Tema dari Mazmur 116 ini adalah
rasa syukur yang tulus kepada Tuhan karena Dia telah mendengarkan seruan doa
dan bertindak untuk menyelamatkan.
Sejarah dan
Latar Belakang
Mazmur ini diyakini ditulis oleh
seorang individu yang mengalami krisis yang mendalam, mungkin sakit parah atau
bahaya yang mengancam jiwa. Situasi tersebut membawa dia pada titik di mana dia
menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan. Dalam konteks sejarah Israel, mazmur
ini bisa juga mencerminkan pengalaman bangsa Israel secara kolektif ketika
mereka dilepaskan dari penindasan atau bahaya. Dalam sejarah perayaan Yahudi,
mazmur ini memiliki tempat khusus dalam Paskah, di mana bangsa Israel merayakan
pembebasan mereka dari perbudakan di Mesir.
Penjelasan
Ayat per Ayat
- Ayat 1-2: "Aku mengasihi TUHAN, sebab Ia
mendengarkan suaraku dan permohonanku. Sebab Ia menyendengkan telinga-Nya
kepadaku, maka seumur hidup aku akan berseru kepada-Nya."
- Pemazmur membuka dengan ungkapan cinta yang
mendalam kepada Tuhan. Kasih ini bukanlah sesuatu yang abstrak, tetapi
berakar pada pengalaman konkret bahwa Tuhan mendengar dan menanggapi
doa-doanya. Ayat ini menggambarkan hubungan yang intim antara pemazmur
dan Tuhan, di mana Tuhan digambarkan sebagai Pribadi yang penuh perhatian
dan kasih.
- Ayat 3: "Tali-tali maut telah melilit aku,
dan kegentaran terhadap dunia orang mati menimpa aku; aku mengalami
kesesakan dan kedukaan."
- Di sini, pemazmur mengungkapkan kesulitan yang
dihadapinya. Gambaran "tali-tali maut" menunjukkan betapa
dekatnya dia dengan kematian, sementara "kegentaran terhadap dunia
orang mati" menandakan ketakutan akan ketidakpastian setelah
kematian. Ini adalah gambaran penderitaan yang mendalam dan
ketidakberdayaan.
- Ayat 4: "Tetapi aku memanggil nama TUHAN:
'Ya TUHAN, luputkanlah kiranya aku!'"
- Dalam keadaan terdesak, pemazmur berpaling
kepada Tuhan dengan seruan yang sederhana namun penuh keyakinan. Tindakan
ini menunjukkan iman yang mendalam, bahwa meskipun dalam bahaya besar,
dia percaya Tuhan mampu dan mau menyelamatkan.
- Ayat 5: "TUHAN itu pengasih dan adil, Allah
kita penyayang."
- Setelah diselamatkan, pemazmur merenungkan
sifat-sifat Tuhan. Tuhan adalah pengasih, adil, dan penyayang. Ini adalah
pengakuan akan karakter Tuhan yang selalu bertindak demi kebaikan
umat-Nya, bukan hanya dalam tindakan penyelamatan tetapi dalam sifat-Nya
yang penuh kasih.
- Ayat 6: "TUHAN memelihara orang-orang
sederhana; aku sudah lemah, tetapi diselamatkan-Nya aku."
- Ayat ini menekankan bahwa Tuhan memelihara
"orang-orang sederhana," yaitu mereka yang rendah hati dan
bergantung sepenuhnya kepada-Nya. Pemazmur mengakui kelemahannya sendiri,
tetapi di saat kelemahan itulah Tuhan menyelamatkannya, menunjukkan bahwa
kekuatan Tuhan sempurna dalam kelemahan manusia.
- Ayat 7: "Kembalilah tenang, hai jiwaku, sebab
TUHAN telah berbuat baik kepadamu."
- Setelah mengalami penyelamatan, pemazmur
mengajak jiwanya untuk kembali tenang. Ketenangan ini berasal dari
pengakuan bahwa Tuhan telah berbuat baik kepadanya. Ini bukan hanya
ketenangan fisik, tetapi juga ketenangan batin, hasil dari keyakinan
bahwa Tuhan adalah pelindung yang setia.
- Ayat 8-9: "Ya, Engkau telah meluputkan aku
dari maut, mataku dari air mata, dan kakiku dari tersandung. Aku boleh
berjalan di hadapan TUHAN, di negeri orang-orang hidup."
- Penutup dari bagian ini adalah pengakuan bahwa
Tuhan telah menyelamatkan pemazmur dari maut, air mata, dan kejatuhan.
Pengalaman ini memberikan keyakinan untuk terus berjalan di hadapan
Tuhan, menikmati hidup yang telah dianugerahkan kembali oleh-Nya.
Penerapan
dalam Konteks Saat Ini
Mazmur 116:1-9 relevan untuk semua
orang yang pernah mengalami kesulitan, bahaya, atau penyakit yang tampaknya tak
teratasi. Dalam dunia yang penuh ketidakpastian, dengan tantangan seperti
pandemi, krisis ekonomi, atau pergumulan pribadi, pesan mazmur ini memberikan
penghiburan bahwa Tuhan mendengar doa dan memiliki kuasa untuk menyelamatkan.
Pada zaman sekarang, ketika banyak
orang merasa terasing atau putus asa, ayat-ayat ini mengingatkan kita bahwa
Tuhan adalah sumber harapan dan penyelamatan. Seperti pemazmur, kita dipanggil
untuk merenungkan tindakan-tindakan kebaikan Tuhan dalam hidup kita, baik yang
besar maupun yang kecil, dan merespons dengan kasih dan kepercayaan yang lebih
besar kepada-Nya.
Dalam pelayanan dan kehidupan
sehari-hari, penting untuk terus bersaksi tentang kebaikan Tuhan, menyadari
bahwa dalam setiap tantangan yang kita hadapi, Tuhan tetap setia dan terus
bekerja untuk kebaikan kita. Khotbah ini mendorong jemaat untuk mengingat dan
mengakui semua kebaikan yang telah Tuhan perbuat dalam hidup mereka dan untuk
hidup dengan keyakinan yang teguh bahwa Tuhan, yang telah menyelamatkan di masa
lalu, akan terus menyertai dan menolong di masa depan.
Penutup
Khotbah ini mengajak kita semua untuk tidak pernah melupakan kebaikan Tuhan yang telah dilakukan dalam hidup kita. Seperti pemazmur, kita diundang untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati kita, mengingat bahwa Tuhan telah mendengar doa-doa kita, menyelamatkan kita dari kesulitan, dan memberi kita kehidupan yang baru. Marilah kita bersyukur dan memuji Tuhan, serta terus bersaksi tentang kasih dan kuasa-Nya yang besar.