wvsOdYmDaT9SQhoksZrPLG0gYqduIOCNl12L9d9t

Khotbah Minggu XXI Dung Trinitatis, 20 Oktober 2024

 

Hadaulaton ni Na Marroha

Ibadah Yang Sejati Rom 12: 1 - 8

1.      Pengantar

Ibadah adalah pelayananan dan persembahan umat kepada Tuhan. Apa yang harus dipersembahkan? Tidak lain adalah tubuh, dalam arti seluruh pikiran, perkataan, dan perbuatan kepada Tuhan. Ini berarti penyerahan secara total akan hidup kita. Oleh karena itulah persembahan itu disebut juga sebagai persembahan yang hidup. Dan karena tubuh kita dipersembahkan khusus menjadi milik Tuhan, maka persembahan itu disebut juga kudus. Ibadah adalah persekutuan antara umat dengan Tuhan. Yang bersekutu di sini bukan hanya jasmani tetapi juga pikiran, hati, dan jiwa kepada Tuhan. Ibadah tidak terbatas pada puji-pujian bersama dan pelayanan Firman, tetapi seharusnya diteruskan dan dijadikan sikap seluruh hidup. Ibadah harus menjadi pola hidup, sehingga terwujudlah apa yang dikatakan dalam Kolose 3:17 "segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan dan perbuatan, lakukanlah itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita". Banyak pemahaman orang tentang hakikat dan makna ibadah. Ada yang memahami ibadah itu sebagai sebuah persekutuan yang melakukan ritus di tempat-tempat tertentu. Ada juga yang memahami ibadah itu sebatas kegiatan liturgis pada waktu-waktu tertentu, dan ada juga yang mengatakan bahwa ibadah itu adalah urusan pribadi dengan Tuhannya, tidak perlu dilakukan di tempat ibadah berkumpul dengan saudara seimannya. Karena kenyataan itu dapat menimbulkan masalah dalam kehidupan jemaat itu tak jarang menjadi kacau. Salah satu nats yang menjadi dasar alkitabiah yang digunakan dalam pemaknaan ibadah adalah Roma 12:1–8, di mana Paulus menasihatkan jemaat agar mempersembahkan tubuhnya sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan. Kepada Tuhan. Itulah ibadah yang sejati.Peter Salim, dalam kamusnya yang berjudul Ni Rapids nth Collegiate English-Indonesia Dictionary, memberikan definisi ibadah sebagai "Worship" the Worship of God, yang berarti pemujaan kepada Tuhan.Dalam bahasa Ibrani dikatakan hillel dari kata piel yang berarti: memuji (Mzm 117:1), juga zibbakh yang mengandung arti mempersembahkan kurban (1Raj 3:2,3) dan ada juga yang berasal dari kata shakha yang mengandung arti menundukkan diri. Dalam Novum, kata ibadah yang terdapat dalam kitab Roma 12 ini berangkat dari bahasa Yunani, yaitu λατρείαν (Laterian) dengan kata dasar λατρεία (lateria). Yang berarti mempersembahkan seluruh tubuh kepada Allah.12 Martin Luther mendefinisikan ibadah sebagai saat dimana Allah berbicara kepada jemaat lewat FirmanNya (revelation) dan jemaat berbicara kepadaNya (merespons) dalam doa dan ¼ pujian. Jadi, dalam ibadah terjadi dialog (komunikasi) antara Allah dan jemaat. Tuhan lebih dahulu berinisiatif menyatakan diri, baru kemudian jemaat menanggapi. Adanya dua pihak yang terlibat ini tergambar jelas dalam istilah bahasa Jerman untuk "ibadah": Gottesdienst. Kata ini bermakna ganda: Pelayanan Allah (God's service) dan pelayanan kita kepada Allah (our service to God).

2.      Penjelasan Teks

Surat Roma ditulis oleh Paulus di Kota Roma (Rom 15:32), agaknya pada akhir perjalanan Paulus yang ketiga (Rom 15:25), menjelang awal musim pelayaran di wilayah Laut Tengah, jadi pada akhir musim dingin. Keadaan Paulus pada saat itu digambarkan dalam Kisah 20: 2-3. Ternyata pada waktu itu orang-orang Yahudi bermaksud membunuh dia, sehingga dia terpaksa membatalkan pelayaran ke Siria dan mengambil jalan darat ke Filipi (700 km jalan  kaki dari Korintus). Jemaat Roma, keseluruhan surat Paulus hadir dengan mendekati sebuah risalat teologis. Di dalam hampir seluruh suratnya yang lain, dia menghadapi beberapa masalah yang mendesak, berbagai kekeliruan (kesalahan) zaman sekarang, bahaya yang mengancam, itulah momen yang mengancam jemaat yang sedang dituju oleh Paulus. Tetapi surat Roma paling dekat pada sebuah penjelasan sistematis, terlepas dari beberapa keadaan yang segera harus dituntaskan. Ketika Paulus menulis Surat ke Roma pada tahun 58 dan dia berada di Korintus. Dia masih baru saja mau menghentikan penyelesaian rencananya yang sangat berharga di hatinya. Jemaat di Yerusalem adalah jemaat induk, tetapi merupakan jemaat yang miskin dan Paulus telah mengorganisir pengumpulan (dana) melalui jemaat-jemaat muda untuk Jemaat di Yerusalem (1 Kor. 16:1 dst, II Kor. 9: 1 dst). Ketika Paulus menulis kitab Roma, dia baru saja berangkat ke Yerusalem dengan dana untuk bait Allah di Yerusalem. Mungkin dalam menulis surat ini Paulus membayangkan masalah-masalah di Yerusalem. Pasal 12:1-2 menandakan peralihan dari pembicaraan mengenai prinsip-prinsip dasar kepada pembicaraan tentang etika, yang dapat dibagi menjadi tiga bagian: a) 12:3-21; b).13; c).14:1-14:13. Surat Roma ditulis pada waktu orang-orang Yahudi diizinkan kembali ke Roma, tetapi hal ini pun berarti bahwa orang-orang Kristen Yahudi itu kini menemukan suatu komunitas Kristen yang amat berbeda dengan apa yang telah mereka tinggalkan. Dugaan ini menolong mencari penjelasan seluruh persoalan Surat Roma dan menolong menjelaskan nas 13:1 dyb. Apa yang kita miliki di sini bukanlah suatu risalat dogmatis tentang pemerintahan dan negara, tetapi suatu tuntutan akan tingkah laku yang setia guna menghindari maklumat yang baru. Mengingat parousia yang akan segera datang, doktrin tentang negara juga tidak perlu, sama halnya dengan pembaruan sosial apapun. Keadaan sekitar kunjungan ke Yerusalem memungkinkan Paulus menulis surat ini kepada jemaat Roma untuk mencapai beberapa tujuan yang dikehendakinya. Pertama, surat ini merupakan kesempatan untuk memperkenalkan diri kepada jemaat, yang sebagian besar tidak ia kenal secara pribadi.

Dalam Pasal 12 dibuka dengan tiga seruan kepada orang Kristen di Roma: (1) hendaknya mereka mempersembahkan diri sebagai kurban hidup kepada Allah; (2) hendaknya mereka jangan serupa dengan budaya mereka (melainkan membentuknya); (3) hendaknya mereka membiarkan Allah mengubah mereka melalui Roh-Nya. Seruan-seruan dibuat berdasarkan apa yang telah dikemukakan dalam surat mengenai hal ini, yaitu sejarah belas kasih Allah terhadap ciptaan-Nya.

Ayat 1-3: Nasihat-nasihat dari Paulus.

Orang percaya seharusnya mempunyai keinginan tulus-ikhlas untuk menyenangkan hati Allah dalam kasih, pengabdian, pujian dan kekudusan, serta mempersembahkan tubuh untuk pelayanan yaitu: Keinginan terbesar kita seharusnya hidup kudus dan berkenan kepada Allah. Ini menuntut memisahkan diri dari dunia dan makin mendekati Allah. Kita harus hidup bagi Allah, menyembah Dia, menaati Dia, bersama dengan Dia menentang dosa dan membela kebenaran, menolak dan membenci kejahatan, melakukan pekerjaan baik untuk orang lain, meniru Kristus, mengikut Dia, melayani Dia, hidup sesuai dengan Roh dan dipenuhi oleh Roh Kita harus mempersembahkan tubuh kita kepada Allah sebagai sudah mati kepada dosa dan sebagai rumah Roh Kudus. Dengan menambahkan kata ‘yang berkenan dihadapan Allah’ menjelaskan sekali lagi apa itu yang baik. Yang baik itu bukanlah abstrak, tetapi menyendiri dalam pergaulan antara orang yang percaya dengan Allah. Pergaulan itu menuntut pengabdian sepenuhnya (Mark. 12:30). orang Kristen tidak boleh lagi membiarkan pola hidupnya ditentukan oleh dunia. Menurut terjemahan harafiah; “jangan lagi biarkan dirimu menjadi sepola dengan dunia ini”. Secara positif, anjuran Paulus berbunyi:

Ayat 4 – 5: Tubuh Yang Satu

Tubuh yang satu tapi punya beranggota yang banyak, hal tersebut bisa dianggap walaupun anggotanya banyak namun tiap-tiap anggotanya punya tugas sama demikian juga di jemaat gereja walaupun jemaatnya banyak tapi tiap-tiap jemaat punya tugasnya sendiri-sendiri, hal tersebut mencerminkan satunya obyek yaitu satu tubuh dan pemiliknya hanyalah Kristus sendiri sebagai sumber pancaran hidup.

Ayat 6 – 8: Berbagai Karunia.

Berbagai nasihat yang telah diberikan Paulus kepada jemaat yang berada di Roma agar persembahkanlah hidupmu seluruhnya pada Allah agar terjadi kekudusan untuk berkenan di hati Allah, sehingga hal tersebut bisa dikatakan kita sudah melaksanakan ibadah sejati. Akibat dari itu yang dikehendaki Paulus dari Jemaat Roma untuk tidak ikuti keinginan dunia yang selalu lakukan dosa namun prilaku jemaat bisa mengalami perubahan secara terobosan besar- besar yang tidak mikirkan hal-hal duniawi lagi yang yang membuat kita manusia terperangkap dosa ataupun diluar jangkauan prilaku kita


dalam keinginan daging. Hal tersebut sesuai arahan Paulus kepada Jemaat Roma bahwa tiap karunia dari pemberian Allah kepada tiap- tiap manusia haruslah bisa dipertanggungjawabkan sepenuh hati disertai ketulusan hati termasuk sukacita.

1.      Renungan

a.      Tubuh sebagai Ibadah Sejati

Orang-orang percaya hanya dituntut untuk mempersembahkan dirinya kepada Allah, yaitu melakukan ibadah dengan benar, baik ibadah ritual maupun ibadah sosial sebagai aplikasi responnya terhadap kasih Allah. Allah tidak meminta orang-orang percaya untuk mempersembahkan seluruh harta miliknya atau tubuhnya untuk dijadikan korban persembahan (korban sajian atau bakaran), tetapi menjadikan dirinya seorang hamba yang taat kepada Allah. Hanya satu yang diinginkan-Nya, yaitu mengasihi Dia dengan sepenuh hati, jiwa, dan kekuatan kita. Kita mengasihi Dia, tentu juga mengasihi semua ciptaan yang lain. Kita melayani sesama dengan kasih kita tehadap Dia, menyayangi makhluk ciptaan yang lain sebagai ucapan syukur kita atas segala karunia-Nya, itulah ibadah kita yang sejati.

b.      Mempersembahkan tubuh

Firman Tuhan menuliskan orang percaya peduli akan tubuhnya atau hidup orang percaya bukanlah milik sendiri lagi, sebab hidup atau tubuh orang percaya telah terlunaskan. Oleh karena itu hidup orang percaya hendaknya dipergunakan dengan sebaik-baiknya untuk memuliakan nama Tuhan. Hidup orang percaya dipakai Tuhan untuk melanjutkan kabar sukacita dan menuntaskan amanat Allah.

c.       Melakukan Ibadah Sejati

Dalam aspek kehidupan orang percaya, melakukan Ibadah yang sejati itu sudah seharusnya dilakukan oleh orang percaya karena darah penebusan Kristus memampukan untuk melakukan penyembahan yang menyenangkan hati Allah sehingga Perkenanan Allah akan tergenapi.


Post a Comment

silakan Komentar dengan baik
Total Pageviews
Times/ Waktu
Waktu di Kota Medan: