wvsOdYmDaT9SQhoksZrPLG0gYqduIOCNl12L9d9t

Khotbah Minggu Advent II, 08 Desember 2024

 


Pauli Hamu Dalan di Jahowa
Persiapkan Jalan Untuk Tuhan
Jesaya 40:1-5

1.      Patujolo

Mangihuthon pande bisuk Padan na Robi, ia buku Jesaya si 66 bindu on, disagi tu tolu bagian bolon, hombar tu tingki panurirangon ni Panurirang Jesaya.

a.      Proto Yesaya (Yesaya 1-39)

Bagian ini umumnya diatribusikan kepada Nabi Yesaya sendiri, yang aktif pada abad ke 8 sM. Proto Jesaya berfokus pada penghakiman dan hukuman atas dosa-dosa bangsa Israel dan bangsa-bangsa di sekitarnya. Nabi Yesaya mengingatkan bangsa Israel tentang kewajiban mereka kepada Allah dan berbicara tentang masa depan yang cerah jika mereka bertobat. Peristiwa yang terjadi di dalamnya antara lain: 1. Peringatan akan penghukuman yang akan datang atas dosa-dosa bangsa Israel. 2. Penggambaran masa depan yang cerah jika mereka bertobat dan kembali kepada Allah. 3. Pembicaraan tentang raja-raja pada masanya, seperti Hizkia.

b.      Deutro Yesaya (Yesaya 40-55)

Bagian ini sering dianggap sebagai tulisan oleh pengikut atau murid-murid Yesaya, dan diperkirakan pada masa pembuangan Babel (akhir abad ke 6 sM). Deutro Yesaya menekankan pembaharuan, harapan, dan penghiburan. Ada tiga hal peristiwa yang terjadi di dalamnya, yaitu: 1. Penghiburan bagi bangsa Israel yang sedang mengalami masa pembuangan di Babel. 2. Nubuat tentang pemulihan bangsa Israel dan Yerusalem. 3.Gambaran tentang kekuatan Allah dan janji keselamatan bagi umat-Nya.

a.      Trito Yesaya (Yesaya 56-66)

Bagian ini juga sering dianggap ditulis pada masa pembuangan Babel atau setelahnya. Trito Yesaya menyoroti pemulihan sosial dan rohani, serta panggilan kepada umat Allah untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Beberapa peristiwa yang terjadi di dalamnya antara lain: 1. Panggilan kepada bangsa Israel untuk hidup dengan adil dan taat. 2. Nubuat tentang kebangkitan spiritual dan pemulihan Yerusalem. 3. Penggambaran masa depan yang cerah bagi umat Allah yang setia.

Dan Yesaya 40:1-5 ini adalah periode pembuangan bangsa Israel di Babel, yang terjadi sekitar abad ke 6 sM. Pada masa itu, bangsa Israel mengalami penindasan oleh bangsa lain, khususnya oleh Kerajaan Babel yang dipimpin oleh Raja Nebukadnezar II. Akibatnya, banyak orang Israel dibuang dari tanah air mereka dan dibawa ke Babel sebagai tawanan. Situasi ini mencerminkan kondisi fisik dan rohani yang suram bagi bangsa Israel saat itu. Yesaya 40:1-5 ini, merupakan bagian dari serangkaian nubuat yang menjanjikan penghiburan dan pemulihan bagi bangsa Israel. Nubuat ini diucapkan oleh Nabi Yesaya untuk menghibur umat Allah yang sedang menderita akibat pembuangan dan menjanjikan pembebasan serta pengampunan dari Tuhan. Ini merupakan pesan pengharapan yang diberikan oleh Nabi Yesaya kepada umat Israel ditengah- tengah kesulitan hidup yang mereka alami.

Dengan memahami konteks sejarah dan tema-tema yang ada dalam setiap bagian Kitab Yesaya ini, kita dapat lebih memahami pesan-pesan yang ingin disampaikan kepada umat Allah pada masa itu, serta relevansinya bagi kita saat ini.

2.      Hatorangan ni Turpuk

a.      Jesaya 40:1-2: Apuli Ma Bangsong-Ku

Halak na dibagasan sitaonon, berduka, (1 Musa 37:35), roha na magopu dohot na marsahit (Job 2:11) tung ringkot situtu taruli di apulapul; songon i do nang halak Israel dung halelengse ni Jerusalem: “ndang adong nanggo sahalak na sai laon na mangapuli ibana” (And. 1:2). Tartaban di habuangan Babel, halak Israel manghilala tung so adong be panghirimon di nasida. Didok nasida: “Ai holang do sian ahu sipangapul na pasabam rohangku” (And. 1:16). Holan sada nama sipangurupi: Ima Debata sandiri, marhitehite jala na marojahan tu hata-Na. Pada hakekatnya Allah sendiri yang melakukannya “Akulah, Akulah yang menghibur kamu” (Yes. 51:12) dan pokok penghiburan ialah bahwa Tuhan memanggil orang-orang yang tersebar di Babel itu. “Engkau adalah umat-Ku!” (Yes. 51:16). Karena Allah setia, maka tetaplah janji yang diikrarkan-Nya pada zaman Musa: “Aku akan menjadi Allahmu, dan kamu menjadi umat-Ku” (Im. 26:12). Janji yang lama itu kini diaktualkan. Dimana Allah mengikat diri kepada umat-Nya, disanalah Ia memberikan keluasan hidup. Inilah penghiburan yang sungguh-sungguh. Marhite on tangkas ma, Debata ro ndang dibagasan rimas-Na alai dibagasan holong na manjanghon dohot paluahon. Didok Debata mandok bangso- Na marhite haluaon i: “Nunga marujung parungkilonna.”

Na gabe unok pamaritahonon ni Panurirang Jesaya tu bangso Israel na tongon marsitaonon di habuangan Babel, ima tona pangapulion, penghiburan. Tona i dipungka marhite pandohan joujou laho “mangapuli” bangso ni Debata. On patuduhon, nang pe bangso i naung mardosa, manundalhon jala manadingkon Debata, alai tongtong do Debata marasi ni roha, memiliki belas kasihan, laos marsangkap mangapuli bangso-Na i. Pandohan: Apulapul ma dok hamu tu roha ni isi ni Jerusalem. Tona i dipasahat tu bangso ni Debata asa taruli di hasesaan ni dosa nasida huhut nunga marujung parungkilon nasida, ai nunga salese


dosa na i, ai nunga dijalo sian tangan ni Jahowa silompit dua singkat ni saluhut dosana (ay.2).

b.    Jesaya 40:3-5: Patigor Hamu Dalan di Debata Pandohanon martudutudu tu haroro ni sahalak partogi nanaeng “patigor diadaran dalan balobung tu Debata.” Torop angka pande bisuk mandok sebagai penggenapan dalam figur Yohanes Pembaptis, yang mempersiapkan jalan bagi kedatangan Kristus. Ayat on marlapatan, nang halak Israel na manghilala terabaikan dan    dilupakan,       namun           Allah             tetap        memiliki             rencana penyelamatan yang besar. Pangondolhonon di hata “dalan”, marlapatan ringkot laho paradehon, mempersiapkan, roha dohot pingkiran nang sude gulmit ni ngolu laho manomunomu haroro ni Tuhan na Badia i. Jala dung masa saluhutna i, hasangapon ni Debata dipapatar tu saluhut bangso, laos sude rap marnida songon dia huaso dohot holong ni Debata mangula dingolu ni bangso na hinaholonganNa i.

3.      Sipahusorhusoron

Nunga bongot hita tu Minggu Advent II, na marojahan tu tema “Pauli Hamu Dalan Di Jahowa.” Tema on mangarahon hita asa parade roha dohot pingkiranta be laho manomunomu haroro ni Tuhan Sipalua, Sipangapul dohot Sibahen las ni roha i.

Tahun Orientasi Pelayanan “Oikumene Inklusif” yang kalau kita kaitkan dengan Minggu Advent II ini, sebagai perspektif membangun komunitas yang inklusif, terbuka dan saling mendukung. Pesan Nabi Yesaya tentang mempersiapkan jalan untuk Tuhan dapat diinterpretasikan sebagai panggilan untuk membangun komunitas yang ramah dan inklusif bagi semua orang, tanpa melihat atau memandang latar belakang sosial, budaya atau pun agama. Hal ini sejalan dengan semangat Oikumene, yang menekankan persatuan dan kolaborasi lintas denominasi dan agama dalam melayani Tuhan dan sesama. Dengan mempersiapkan jalan bagi Tuhan, kita juga berpartisipasi dalam membangun Kerajaan-Nya di bumi, dimana


semua orang disambut dengan kasih dan keadilan. Oleh karena itu, setiap kita terpanggil untuk membawa visi dan misi:

a.      Penghiburan bagi umat yang menderita.

Dalam nubuatan Nabi Yesaya dimulai dengan panggilan untuk menyampaikan penghiburan kepada umat yang menderita, yang sedang mengalami pembuangan di Babel. Sama halnya dengan bangsa kita saat ini yang sedang mengalami berbagai penderitaan, seperti bencana alam, banjir, gunung meletus, tanah bergerak, dan berbagai macam penderitaan lainnya. Hal ini mengingatkan kita bahwa sebagai umat yang percaya kepada Kristus, kita dipanggil untuk menjadi sumber penghiburan dan harapan bagi mereka yang sedang mengalami penderitaan tersebut.

b.      Persiapan Untuk Kedatangan Tuhan

Nubuatan yang disampaikan oleh Nabi Yesaya mengajarkan kepada kita untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan. Dalam konteks Advent ke II, kita dipanggil untuk mempersiapkan hati dan pikiran serta totalitas hidup kita untuk menyambut kedatangan Kristus, baik sebagai Bayi yang lahir di Betlehem maupun sebagai raja yang mulia yang akan datang kembali.

c.       Penabur Kabar Baik

Nabi Yesaya menggambarkan seorang yang disebut sebagai “Penabur Kabar Baik” yang dipanggil untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Ini mengingatkan akan panggilan kita sebagai orang percaya dan pengikut Kristus untuk menjadi pembawa kabar baik dan mempersiapkan jalan bagi kemurahan Allah di dunia ini.

d.      Inklusifitas dan Kolaborasi Dalam Pelayanan

Tahun Orientasi Pelayanan Oikumene Inklusif dapat dilihat dalam pesan Yesaya tentang mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Hal ini menekankan pentingnya membangun komunitas yang inklusif, terbuka dan ramah bagi semua orang, tanpa memandang


perbedaan agama, budaya, maupun latar belakang sosial. Oikumene Inklusif mengajak dan mengajarkan kita tentang pentingnya kerjasama, kolaborasi lintas denominasi dan agama dalam melayani Tuhan dan sesama. Dengan mempersiapkan jalan bagi Tuhan, kita dipanggil untuk bekerja sama dengan semua orang yang mencari kebenaran dan keadilan, tanpa memandang perbedaan doktrin atau pun kepercayaan.

Post a Comment

silakan Komentar dengan baik
Total Pageviews
Times/ Waktu
Waktu di Kota Medan: