Tema: Bangsa-Bangsa Melihat Kebenaran dan Kemuliaan
Tuhan
Nats : Yesaya 65:1-5
Pendahuluan: Refleksi Teologi dan Sejarah Kitab Yesaya
Kitab Yesaya adalah salah
satu kitab nabi besar dalam Perjanjian Lama yang mencakup pesan penghakiman dan
pengharapan. Kitab ini ditulis dalam konteks sejarah bangsa Israel yang sedang
mengalami tantangan besar akibat dosa dan pemberontakan mereka terhadap Allah.
Yesaya 65 termasuk dalam bagian akhir kitab ini, yang sering disebut
"Kitab Penghiburan" (Yesaya 40-66). Bagian ini menekankan pemulihan
Israel dan rencana keselamatan Allah bagi seluruh dunia.
Secara teologis, Yesaya 65
mengungkapkan kebenaran fundamental tentang Allah yang penuh kasih dan adil.
Meski umat-Nya sering kali tidak setia, Allah tetap setia dan membuka jalan
keselamatan bagi bangsa-bangsa. Allah bukan hanya Allah Israel, tetapi Allah
bagi seluruh ciptaan. Dalam konteks sejarah, pasal ini menggambarkan
pengharapan akan datangnya Kerajaan Allah, di mana segala bangsa akan melihat
kemuliaan dan kebenaran-Nya.
Yesaya 65:1-5 menggambarkan
Allah yang memanggil bangsa-bangsa dan umat yang memberontak. Ini menunjukkan
dualitas tanggapan manusia terhadap Allah: ada yang menerima panggilan-Nya,
namun ada pula yang menolak dan tetap dalam dosa.
Isi Khotbah
1. Allah Mengungkapkan
Diri-Nya kepada Bangsa-Bangsa (ayat 1)
" Aku telah berkenan
memberi petunjuk kepada orang yang tidak menanyakan Aku; Aku telah berkenan
ditemukan oleh orang yang tidak mencari Aku."
Ayat ini menggambarkan kasih
Allah yang melampaui batasan etnis dan geografis. Allah membuka diri-Nya kepada
bangsa-bangsa, termasuk mereka yang sebelumnya tidak mengenal Dia. Tindakan
Allah ini menunjukkan kasih karunia-Nya yang tak terbatas, di mana keselamatan
bukan hanya bagi Israel tetapi juga bagi bangsa-bangsa lain.
Dalam konteks masa kini,
ayat ini mengingatkan kita bahwa misi gereja adalah membawa terang Kristus
kepada semua orang, tanpa membedakan latar belakang mereka.
2. Pemberontakan Umat yang
Dipanggil Allah (ayat 2-3)
"Sepanjang hari Aku
telah mengulurkan tangan-Ku kepada bangsa yang durhaka, yang menempuh jalan
yang tidak baik dan mengikuti rancangannya sendiri..."
Di sini, kita melihat
kesabaran Allah yang tanpa batas terhadap umat-Nya yang keras kepala. Allah
terus memanggil mereka, tetapi mereka menolak dan memilih jalan dosa.
Penggambaran ini mencerminkan kondisi hati manusia yang sering kali memberontak
terhadap kehendak Allah.
Namun, kasih Allah tetap
setia. Bagi kita, ini menjadi pengingat bahwa sekalipun kita sering gagal,
Allah tetap menunggu dengan tangan terbuka untuk menerima kita kembali.
3. Peringatan terhadap Dosa
yang Menjauhkan dari Allah (ayat 4-5)
"Orang-orang ini duduk
di kuburan dan bermalam di tempat-tempat tersembunyi; mereka makan daging babi
dan kuah najis ada dalam kuali mereka..."
Ayat ini menggambarkan
praktik penyembahan berhala dan adat istiadat yang najis di hadapan Allah.
Bangsa Israel tidak hanya meninggalkan Allah tetapi juga terlibat dalam
tindakan yang secara terang-terangan menentang hukum-Nya.
Dalam refleksi masa kini,
dosa sering kali menjadi penghalang kita untuk melihat kebenaran dan kemuliaan
Allah. Namun, melalui Kristus, kita memiliki jalan untuk dipulihkan.
Aplikasi dalam Kehidupan
1. Menghidupi Kasih Karunia Allah
Sebagaimana Allah membuka
diri-Nya kepada bangsa-bangsa, kita dipanggil untuk menyaksikan kasih dan
kebenaran-Nya kepada dunia. Tugas kita adalah menjadi terang di tengah
kegelapan, membawa kabar baik tentang kasih Allah yang menyelamatkan.
2. Menanggapi Panggilan Allah dengan Ketaatan
Kita harus belajar dari
pemberontakan bangsa Israel yang terus-menerus. Sebagai umat Allah, mari kita
berusaha untuk hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada kehendak-Nya.
3. Menghindari Dosa yang Menjauhkan Kita dari Allah
Panggilan untuk hidup kudus
adalah tanggung jawab semua orang percaya. Kita harus menjaga hati dan tindakan
kita, sehingga kebenaran dan kemuliaan Allah dapat tercermin dalam hidup kita.
Penutup
Yesaya 65:1-5 mengingatkan kita bahwa Allah adalah Allah yang setia, penuh kasih, dan berdaulat atas seluruh bangsa. Dia memanggil kita untuk hidup dalam kebenaran-Nya, agar melalui kita, dunia dapat melihat kemuliaan-Nya. Mari kita tanggapi panggilan ini dengan penuh kesungguhan dan hidup sebagai saksi-Nya yang setia. Amin.
Post a Comment