wvsOdYmDaT9SQhoksZrPLG0gYqduIOCNl12L9d9t

Khotbah Minggu 19 Januari 2025 Bangsa-Bangsa Melihat Kebenaran dan Kemuliaan Tuhan

 

Tema: Bangsa-Bangsa Melihat Kebenaran dan Kemuliaan Tuhan

Nats : Yesaya 65:1-5

 

Pendahuluan: Refleksi Teologi dan Sejarah Kitab Yesaya

Kitab Yesaya adalah salah satu kitab nabi besar dalam Perjanjian Lama yang mencakup pesan penghakiman dan pengharapan. Kitab ini ditulis dalam konteks sejarah bangsa Israel yang sedang mengalami tantangan besar akibat dosa dan pemberontakan mereka terhadap Allah. Yesaya 65 termasuk dalam bagian akhir kitab ini, yang sering disebut "Kitab Penghiburan" (Yesaya 40-66). Bagian ini menekankan pemulihan Israel dan rencana keselamatan Allah bagi seluruh dunia.

Secara teologis, Yesaya 65 mengungkapkan kebenaran fundamental tentang Allah yang penuh kasih dan adil. Meski umat-Nya sering kali tidak setia, Allah tetap setia dan membuka jalan keselamatan bagi bangsa-bangsa. Allah bukan hanya Allah Israel, tetapi Allah bagi seluruh ciptaan. Dalam konteks sejarah, pasal ini menggambarkan pengharapan akan datangnya Kerajaan Allah, di mana segala bangsa akan melihat kemuliaan dan kebenaran-Nya.

Yesaya 65:1-5 menggambarkan Allah yang memanggil bangsa-bangsa dan umat yang memberontak. Ini menunjukkan dualitas tanggapan manusia terhadap Allah: ada yang menerima panggilan-Nya, namun ada pula yang menolak dan tetap dalam dosa.

 

Isi Khotbah

1. Allah Mengungkapkan Diri-Nya kepada Bangsa-Bangsa (ayat 1)

" Aku telah berkenan memberi petunjuk kepada orang yang tidak menanyakan Aku; Aku telah berkenan ditemukan oleh orang yang tidak mencari Aku."

Ayat ini menggambarkan kasih Allah yang melampaui batasan etnis dan geografis. Allah membuka diri-Nya kepada bangsa-bangsa, termasuk mereka yang sebelumnya tidak mengenal Dia. Tindakan Allah ini menunjukkan kasih karunia-Nya yang tak terbatas, di mana keselamatan bukan hanya bagi Israel tetapi juga bagi bangsa-bangsa lain.

Dalam konteks masa kini, ayat ini mengingatkan kita bahwa misi gereja adalah membawa terang Kristus kepada semua orang, tanpa membedakan latar belakang mereka.

2. Pemberontakan Umat yang Dipanggil Allah (ayat 2-3)

"Sepanjang hari Aku telah mengulurkan tangan-Ku kepada bangsa yang durhaka, yang menempuh jalan yang tidak baik dan mengikuti rancangannya sendiri..."

Di sini, kita melihat kesabaran Allah yang tanpa batas terhadap umat-Nya yang keras kepala. Allah terus memanggil mereka, tetapi mereka menolak dan memilih jalan dosa. Penggambaran ini mencerminkan kondisi hati manusia yang sering kali memberontak terhadap kehendak Allah.

Namun, kasih Allah tetap setia. Bagi kita, ini menjadi pengingat bahwa sekalipun kita sering gagal, Allah tetap menunggu dengan tangan terbuka untuk menerima kita kembali.

3. Peringatan terhadap Dosa yang Menjauhkan dari Allah (ayat 4-5)

"Orang-orang ini duduk di kuburan dan bermalam di tempat-tempat tersembunyi; mereka makan daging babi dan kuah najis ada dalam kuali mereka..."

Ayat ini menggambarkan praktik penyembahan berhala dan adat istiadat yang najis di hadapan Allah. Bangsa Israel tidak hanya meninggalkan Allah tetapi juga terlibat dalam tindakan yang secara terang-terangan menentang hukum-Nya.

Dalam refleksi masa kini, dosa sering kali menjadi penghalang kita untuk melihat kebenaran dan kemuliaan Allah. Namun, melalui Kristus, kita memiliki jalan untuk dipulihkan.

 

Aplikasi dalam Kehidupan

1.         Menghidupi Kasih Karunia Allah

Sebagaimana Allah membuka diri-Nya kepada bangsa-bangsa, kita dipanggil untuk menyaksikan kasih dan kebenaran-Nya kepada dunia. Tugas kita adalah menjadi terang di tengah kegelapan, membawa kabar baik tentang kasih Allah yang menyelamatkan.

2.         Menanggapi Panggilan Allah dengan Ketaatan

Kita harus belajar dari pemberontakan bangsa Israel yang terus-menerus. Sebagai umat Allah, mari kita berusaha untuk hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada kehendak-Nya.

3.         Menghindari Dosa yang Menjauhkan Kita dari Allah

Panggilan untuk hidup kudus adalah tanggung jawab semua orang percaya. Kita harus menjaga hati dan tindakan kita, sehingga kebenaran dan kemuliaan Allah dapat tercermin dalam hidup kita.

 

Penutup

Yesaya 65:1-5 mengingatkan kita bahwa Allah adalah Allah yang setia, penuh kasih, dan berdaulat atas seluruh bangsa. Dia memanggil kita untuk hidup dalam kebenaran-Nya, agar melalui kita, dunia dapat melihat kemuliaan-Nya. Mari kita tanggapi panggilan ini dengan penuh kesungguhan dan hidup sebagai saksi-Nya yang setia. Amin.

Post a Comment

silakan Komentar dengan baik
Total Pageviews
Times/ Waktu
Waktu di Kota Medan: