KHOTBAH: TUHAN
PENGHARAPAN KITA
NATS: Yeremia 17:12-18
Pendahuluan
Hidup sering kali dipenuhi dengan
tantangan, penderitaan, dan ketidakpastian. Namun, sebagai orang percaya, kita
memiliki satu kepastian yang tak tergoyahkan: Tuhan adalah pengharapan kita.
Salah satu cara untuk memperkuat
pengharapan kita kepada Tuhan adalah melalui pendalaman Alkitab. Firman Tuhan
bukan hanya memberi kita penghiburan, tetapi juga membentuk cara pandang kita
dalam menghadapi kesulitan. Dalam Mazmur 119:105 dikatakan, "Firman-Mu itu
pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku." Ini berarti bahwa dalam
kegelapan hidup, Firman Tuhan menjadi penuntun yang memberikan arah dan
kekuatan.
Ketika kita membaca dan merenungkan
Alkitab, kita semakin mengenal Tuhan dan janji-janji-Nya. Inilah yang dilakukan
oleh Yeremia. Di tengah penderitaannya, ia tidak menyerah pada keputusasaan,
tetapi justru semakin mendekat kepada Tuhan melalui doa dan firman-Nya.
Yeremia 17:12-18 adalah seruan iman
Nabi Yeremia di tengah penderitaan dan ancaman, tetapi ia tetap berpegang teguh
kepada Tuhan sebagai sumber pengharapannya. Melalui pendalaman firman ini, kita
akan belajar bagaimana tetap berpengharapan kepada Tuhan dalam segala situasi.
1.
Tuhan sebagai Tempat Kudus dan Sumber Pengharapan (Ayat 12-13)
Yeremia menyatakan bahwa
"Takhta Kemuliaan" Tuhan itu berada di tempat kudus-Nya. Ini
menggambarkan bahwa Allah adalah pusat kekudusan, keadilan, dan kekuasaan.
Namun, orang-orang yang meninggalkan Tuhan akan mendapat akibatnya, karena
mereka menolak sumber kehidupan yang sejati, yaitu Tuhan sendiri.
Refleksi:
Dalam kehidupan ini, banyak orang menaruh harapan pada kekayaan, jabatan, atau
kekuatan manusia. Namun, semua itu dapat lenyap dalam sekejap. Jika kita
meninggalkan Tuhan, kita kehilangan sumber kehidupan yang sejati.
Quotes:
"Harapan yang tidak berakar pada
Tuhan adalah ilusi yang akan runtuh di hadapan badai kehidupan."
2.
Tuhan sebagai Penyembuh dan Pelindung (Ayat 14-16)
Yeremia berseru agar Tuhan
menyembuhkannya dan menyelamatkannya. Ini menunjukkan bahwa hanya Tuhan yang
dapat memberikan kesembuhan sejati, baik secara fisik maupun rohani. Yeremia
juga menegaskan bahwa ia tidak pernah berhenti mengandalkan Tuhan meskipun ada
banyak yang meragukannya.
Refleksi:
Ketika kita mengalami sakit, pergumulan, atau tekanan hidup, kepada siapa kita
berlari? Apakah kita mengandalkan kekuatan sendiri atau berserah kepada Tuhan?
Yeremia memberi contoh bahwa di tengah penderitaan, ia tetap mengandalkan Tuhan
sebagai sumber pertolongannya.
Quotes:
"Ketika dunia mengecewakanmu,
ingatlah bahwa Tuhan tidak pernah gagal menjadi penyembuh dan pelindungmu."
3.
Tuhan Membalas Ketidakadilan dan Memberikan Keadilan (Ayat 17-18)
Yeremia memohon agar Tuhan tidak
membiarkan dia dipermalukan tetapi sebaliknya, orang-orang yang menindasnya
yang akan mendapat hukuman. Ini menunjukkan bahwa Tuhan adalah Hakim yang adil.
Meskipun tampaknya kejahatan merajalela, pada akhirnya, Tuhan akan menegakkan
keadilan-Nya.
Refleksi:
Ketika kita merasa diperlakukan tidak adil, apakah kita membalas dengan
kebencian atau menyerahkan keadilan kepada Tuhan? Yeremia mengajarkan kita
untuk tetap mengandalkan Tuhan dalam setiap ketidakadilan yang kita hadapi.
Quotes:
"Tuhan tidak pernah tidur;
keadilan-Nya akan datang pada waktu yang tepat."
Kesimpulan
Yeremia mengajarkan bahwa di tengah
penderitaan dan tantangan, kita harus tetap berharap kepada Tuhan. Dia adalah
sumber harapan, penyembuh, dan Hakim yang adil. Jangan menaruh harapan pada
dunia, tetapi pegang teguh janji Tuhan yang kekal.
Aplikasi dalam kehidupan:
·
Tetap
berpegang pada Tuhan di tengah kesulitan.
·
Mengandalkan
Tuhan dalam doa dan iman.
·
Tidak
membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi menyerahkan segalanya kepada Tuhan.
Quotes Penutup:
"Pengharapan dalam Tuhan
adalah jangkar yang menahan kita tetap teguh di tengah badai kehidupan."
(Ibrani 6:19)

Amin.
Post a Comment