wvsOdYmDaT9SQhoksZrPLG0gYqduIOCNl12L9d9t

Khotbah Minggu 23 Februari 2025 MENGASIHI MUSUH

 

KHOTBAH: MENGASIHI MUSUH


Nats: Matius 5:38-48

Pendahuluan

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada situasi di mana kita merasa tersakiti, dihina, atau diperlakukan tidak adil. Sebagai manusia, respons alami kita cenderung membalas atau setidaknya menyimpan dendam. Namun, Yesus dalam Khotbah di Bukit mengajarkan sesuatu yang sangat radikal: bukan hanya menghindari pembalasan, tetapi juga mengasihi musuh dan berdoa bagi mereka yang menganiaya kita.

Penjabaran Teologi

  1. Hukum Pembalasan yang Diperbarui oleh Yesus (Matius 5:38-42)

Dalam Perjanjian Lama, ada hukum “mata ganti mata, gigi ganti gigi” (Kel. 21:24; Im. 24:20; Ul. 19:21). Hukum ini sebenarnya bertujuan untuk membatasi pembalasan agar tidak berlebihan. Namun, Yesus membawa pengajaran yang lebih tinggi. Dia meminta murid-murid-Nya untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi sebaliknya menunjukkan sikap kasih dan kesabaran.

    • Memalingkan pipi yang lain (ay. 39) berarti tidak membalas penghinaan dengan dendam, melainkan dengan kelembutan hati.
    • Memberi jubah kepada yang meminta (ay. 40) menunjukkan sikap kemurahan hati yang melampaui keadilan duniawi.
    • Berjalan dua mil (ay. 41) menggambarkan kesiapan untuk berkorban lebih daripada yang diwajibkan.
  1. Kasih yang Melampaui Batas (Matius 5:43-47)

Yesus mengoreksi pemahaman yang salah tentang hukum kasih. Dalam tradisi Yahudi, umat diajarkan untuk mengasihi sesama, tetapi sering kali musuh dianggap sebagai pihak yang boleh dibenci. Yesus menegaskan bahwa kasih sejati tidak terbatas hanya kepada mereka yang mengasihi kita, tetapi juga kepada musuh kita.

    • Mengasihi musuh (ay. 44) berarti menunjukkan kebaikan kepada mereka, bukan membalas kejahatan dengan kejahatan.
    • Mendoakan mereka yang menganiaya (ay. 44) berarti menyerahkan rasa sakit kita kepada Tuhan dan berdoa agar mereka bertobat.
    • Kasih Tuhan yang universal (ay. 45) ditunjukkan dengan bagaimana Tuhan menerbitkan matahari bagi semua orang, baik yang jahat maupun yang baik.
  1. Panggilan Menjadi Sempurna seperti Bapa (Matius 5:48)

Ayat ini bukan berarti kita harus sempurna tanpa dosa, tetapi kita dipanggil untuk memiliki kasih yang sempurna seperti Allah. Allah tidak membeda-bedakan dalam memberikan kasih-Nya, dan kita dipanggil untuk meneladani kasih-Nya.

Aplikasi dalam Kehidupan Jemaat

  1. Melepaskan Dendam dan Kebencian

Jemaat diajak untuk mengampuni orang yang telah menyakiti mereka. Mengampuni bukan berarti membenarkan kesalahan orang lain, tetapi menyerahkan segala penghakiman kepada Tuhan.

  1. Mengasihi dengan Tindakan Nyata

Kasih tidak hanya dalam kata-kata, tetapi dalam perbuatan. Jemaat dapat menunjukkan kasih kepada mereka yang bermusuhan dengan cara mendoakan mereka, memberikan bantuan jika mereka membutuhkan, atau tidak membalas keburukan dengan keburukan.

  1. Menjadi Teladan Kasih di Tengah Dunia

Dunia mengajarkan pembalasan, tetapi gereja harus menjadi terang dengan menunjukkan kasih yang berbeda. Jika ada konflik dalam keluarga, di tempat kerja, atau dalam masyarakat, jemaat harus menjadi pendamai.

  1. Membangun Doa bagi Mereka yang Menyakiti Kita

Setiap jemaat diajak untuk berdoa bagi orang yang mungkin telah menyakiti mereka, baik itu di lingkungan keluarga, pekerjaan, atau bahkan dalam jemaat sendiri.

 

Kesimpulan

Mengasihi musuh adalah ajaran yang sulit tetapi merupakan panggilan bagi setiap murid Kristus. Kasih sejati bukan hanya diberikan kepada orang-orang yang mengasihi kita, tetapi juga kepada mereka yang menyakiti kita. Dengan mengasihi musuh, kita mencerminkan kasih Allah yang sempurna. Amin.

 


Post a Comment

silakan Komentar dengan baik
Total Pageviews
Times/ Waktu
Waktu di Kota Medan: